Jul 04, 2024 11:01 Asia/Jakarta
  • Presiden AS Joe Biden
    Presiden AS Joe Biden

12 pejabat pemerintah AS yang mengundurkan diri sebagai protes atas perang terhadap Gaza menekankan dalam pernyataannya bahwa kebijakan Presiden AS Joe Biden terhadap Gaza telah gagal dan memperingatkan bahwa kegagalan kebijakan Washington terhadap Gaza merupakan ancaman bagi keamanan nasional AS.

Dalam pernyataan tersebut disebutkan, Dukungan Amerika kepada Israel dan mengirimkan senjata kepadanya merupakan keterlibatan dan partisipasi dalam pembunuhan dan kelaparan rakyat Gaza.

Pensiunan pejabat Amerika mengatakan bahwa kebijakan yang salah dan tidak bijaksana terhadap Gaza merupakan ancaman bagi Amerika Serikat dan membahayakan nyawa tentara dan diplomatnya.

Lanjutan pernyataan tersebut ditegaskan bahwa kebijakan pemerintahan Biden terhadap Gaza melemahkan posisi dan pamor Amerika Serikat di hadapan dunia.

Pada akhirnya, mereka menegaskan sekali lagi bahwa kebijakan kita saat ini di Gaza akan merugikan keamanan nasional Palestina, Israel, dan Amerika.

Pernyataan para pejabat Amerika yang mengundurkan diri sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintahan Biden terhadap perang Gaza menunjukkan sifat Amerika Serikat yang bias dan proteksionis terhadap konfrontasi antara rezim Zionis dan Palestina.

Washington telah memainkan peran penting dalam invasi rezim ini ke Jalur Gaza dengan mengirimkan ribuan bom berpemandu presisi, dengan sengaja dan dengan pengetahuan penuh atas kejahatan rezim Zionis terhadap rakyat tertindas di Gaza dan genosida yang mereka lakukan, tapi tetap menyangkal tuduhan peran bom berpemandu dan anti-personil yang dikirim oleh pemerintahan Biden adalah untuk membunuh ribuan orang di Gaza, terutama anak-anak dan perempuan.

Kerusajan di Gaza

Faktanya, Amerika Serikat harus dianggap sebagai mitra langsung Israel dalam kejahatan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap warga Palestina di Gaza. Karena dukungan politik, diplomatik, serta militer dan keamanan yang komprehensif terhadap Tel Aviv, serta penindasan terhadap kelompok anti-Israel di Amerika Serikat.

Meskipun Amerika Serikat memberikan dukungan politik dan militer yang luas kepada rezim Zionis dan penolakan rezim ini untuk menerima tuntutan masyarakat internasional, termasuk permintaan Amerika Serikat untuk melakukan gencatan senjata dalam perang Gaza dan tidak melakukan serangan ke Rafah, pemerintahan Biden, dan pejabat senior Amerika hanya memberikan peringatan yang tidak efektif kepada Tel Aviv dan tidak menggunakan tekanan politik dan finansial untuk memaksa Israel menghentikan perang Gaza.

Selain itu, meskipun kejahatan rezim Zionis, khususnya genosida rakyat Gaza, serta penggunaan senjata yang menyebabkan kelaparan dan terjadinya kelaparan di wilayah ini, adalah hal yang pasti dan tidak dapat disangkal, tapi pemerintahan Biden mencegah kecaman terhadap rezim Zionis di lembaga-lembaga internasional dan kejahatan-kejahatan ini telah dihukum oleh lembaga-lembaga peradilan internasional seperti Mahkamah Internasional dan Pengadilan Kejahatan Internasional.

Setelah Afrika Selatan menggugat Israel ke Mahkamah Internasional karena melanggar Konvensi Jenewa Genosida (1948), Gedung Putih secara terbuka menyatakan penolakannya terhadap tindakan tersebut.

Faktanya, perang Gaza telah menjadi simbol kegagalan moral dan kebijakan luar negeri Biden. Sejak awal perang Gaza, Biden telah menunjukkan dukungan mutlaknya terhadap rezim Zionis dan para pemimpinnya.

Pemerintahan Biden telah mengirimkan ratusan senjata yang memungkinkan tentara Zionis melanjutkan perang brutal di Gaza.

Biden juga menggunakan hak veto AS di Dewan Keamanan PBB untuk memblokir beberapa resolusi yang menyerukan gencatan senjata dan bahkan melemahkan legitimasi Mahkamah Internasional dan Pengadilan Kejahatan Internasional, yang mengkritik tindakan Tel Aviv.

Merujuk pada kelanjutan dukungan senjata pemerintah AS kepada rezim Zionis, surat kabar Inggris The Guardian menulis, Biden ingin menghancurkan tatanan internasional berdasarkan aturan untuk melindungi Israel dan kabinet ekstrem Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Presiden Amerika Serikat telah kehilangan tekanannya terhadap Netanyahu, sementara Netanyahu terus melemahkannya.

Alih-alih menghargai sekutu seperti Biden, yang telah menunjukkan dukungan tanpa syarat kepada rezim ini selama hampir 9 bulan dan sering bertindak bertentangan dengan kepentingannya dan kepentingan Amerika yang lebih besar, Netanyahu terus-menerus mengkritik Biden dan sekutu terpentingnya.

Menurut Guardian, Biden gagal menggunakan isu pengiriman senjata sebagai alat paling efektif untuk menekan kabinet Israel dan memberikan tekanan pada Netanyahu untuk menerima rencana gencatan senjata yang diklaim Amerika sebagai penengahnya.

Di sisi lain, Biden telah menunjukkan kelemahan dan kehilangan pengaruhnya di hadapan Netanyahu, dan kini perdana menteri rezim Zionis tersebut terang-terangan mengejek Biden dan pemerintahannya.

Joe Biden dan Benjamin Netanyahu

Hal yang penting adalah pendekatan bias pemerintahan Biden terhadap rezim Zionis mendapat reaksi luas di lembaga-lembaga pemerintah Amerika.

Terkait hal tersebut, sejumlah pegawai pemerintah Amerika, khususnya di Kementerian Luar Negeri, mengundurkan diri akibat perang Gaza dan sebagai protes atas dukungan pemerintahan Biden terhadap rezim Zionis.

Sebelumnya, seratus pegawai Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah memo menuduh presiden negara tersebut menyebarkan informasi menyesatkan mengenai perang Gaza dan menyatakan bahwa rezim Zionis melakukan kejahatan perang di Gaza.

Selain itu, lebih dari 130 pegawai Departemen Keamanan Dalam Negeri AS meminta pemerintah negara ini untuk segera bertindak demi gencatan senjata di Gaza dalam sebuah surat. Lebih dari 700 pegawai di lebih dari 30 lembaga dan kementerian AS juga menulis surat kepada Presiden Joe Biden pada November 2023 dan memintanya untuk mendukung gencatan senjata di Gaza.

Selain itu, kelompok kerja independen, yang terdiri dari mantan pejabat Departemen Luar Negeri AS dan pakar hukum internasional, mengumumkan pada pertengahan April 2024 bahwa rakyat Gaza menjadi martir karena amunisi Amerika.

Menurut kelompok tersebut, hampir 35.000 warga Palestina telah tewas, termasuk 14.000 anak-anak, dan mencatat bahwa “kebanyakan dari mereka terbunuh oleh amunisi Amerika”.

Publikasi laporan gugus tugas independen tentang peran senjata Amerika dalam perang Gaza ini merupakan langkah lain dalam mengungkap dan mengutuk tindakan pemerintahan Biden dan perannya dalam membunuh rakyat Gaza.

Semua itu menunjukkan bahwa selain opini publik di Amerika Serikat yang kritis terhadap kebijakan pemerintahan Biden terhadap perang Gaza, kritik dan protes tersebut juga merambah ke pemerintah Amerika.

Kini, pernyataan 12 pejabat pemerintah AS yang mengundurkan diri sebagai protes terhadap perang di Gaza dipandang sebagai langkah lain dalam mengungkap kebijakan tidak manusiawi pemerintahan Biden terhadap perang Gaza dan perannya dalam kelanjutan perang berdarah rezim Zionis.

Faktanya, Biden telah membahayakan masa depan politiknya dengan terus mendukung Netanyahu. Di satu sisi, pemerintahannya ingin Netanyahu mengakhiri perang di Gaza, dan di sisi lain, ia terus mengirimkan senjata dan dukungan politik ke Israel, yang telah memperpanjang perang dan pertumpahan darah.(sl)

Tags