Ketakutan Membayangi Zionis Setelah Hizbullah Publikasi Kota Rudal Bawah Tanah
Hizbullah Lebanon, untuk pertama kalinya, memublikasikan video kota-kota roket bawah tanahnya, yang merupakan simbol kemampuan perlawanan untuk mencegah serta menimbulkan ketakutan dan kepanikan di kalangan Zionis.
Dalam video berdurasi empat setengah menit, Hizbullah Lebanon menampilkan kota roketnya di jantung pegunungan Lebanon untuk pertama kalinya.
Penyebaran video ini dengan cepat berdampak luas di media-media rezim Zionis. Situs surat kabar Zionis Yediot Ahronoth dan Maariv membahas video ini dan menulis bahwa untuk pertama kalinya Hizbullah memublikasikan kota bawah tanahnya dan truk-truk yang siap meluncurkan roket.
Konsekuensi dari tindakan Hizbullah dalam pemublikasian kota rudal bawah tanah dan meningkatnya ketakutan Zionis, kegelisahan dan gejolak psikologis rezim Israel, respon Iran dan perlawanan Islam Lebanon yang tak terhindarkan terhadap teror Syahid Ismail Haniyeh dan Syahid Fouad Shukur meningkat dari hari ke hari.
Media Zionis telah mengakui bahwa setelah pembunuhan Syahid Haniyeh, Zionis sedang menunggu balasan terhadap operasi teror tersebut.
Video baru Hizbullah Lebanon yang menyiarkan kota-kota roket bawaj tanah dilakukan dalam kondisi perbedaan pendapat antara para pemimpin rezim Zionis mengenai perang Gaza semakin meningkat dalam beberapa hari terakhir.
Pakar militer Zionis memperingatkan ketidakmampuan tentara rezim ini untuk menanggapi kelompok perlawanan dan mengkritik keras tindakan haus perang Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri rezim Zionis.
Itzak Brik, seorang pensiunan jenderal dan ahli militer rezim Israel memperingatkan Perdana Menteri rezim ini, Benjamin Netanyahu, soal tidak mengikuti kebijakan Presiden Amerika Joe Biden .
Menurutnya, Jika Netanyahu tidak memberikan jawavan positif atas keinginan Presiden Biden dan tidak mengikutinya, kita akan ditinggalkan sendirian dalam pertempuran. Tentara kita tidak mampu meraih kemenangan total sendirian, dan keselamatan serta kelangsungan hidup Israel akan dipertanyakan.
Para pemimpin rezim Zionis dan pejabat rezim ini selalu berpura-pura setelah dimulainya operasi Badai Al-Aqsa pada tanggal 7 Oktober 2023 bahwa mereka mendapat dukungan dari Amerika Serikat dan Barat untuk melawan kelompok-kelompok perlawanan Palestina.
Namun Kekalahan berturut-turut tentara rezim Zionis terhadap atas perlawanan dan protes masyarakat dunia terhadap Zionis di seluruh negara Barat, termasuk Amerika Serikat, menyebabkan otoritas Barat tidak dapat membenarkan tindakan mereka yang mendukung genosida rezim ini di Gaza.
Publikasi gambar kota-kota rudal bawah tanah Hizbullah mempunyai pesan dua sisi.
Pertama, publikasi video ini merupakan dukungan besar persenjataan roket Hizbullah terjada[ perlawanan Palestina untuk melawan rezim Zionis, yang akan digunakan untuk mendukung rakyat Palestina jika perang Tel Aviv terus berlanjut.
Namun isu yang lebih penting dan mendasar adalah menunjukkan kekuatan perlawanan di kawasan, dan kesiapannya untuk menghukum para pelaku genosida di Gaza dan para pendukungnya untuk mengakhiri ketegangan sesegera mungkin.
Perkembangan di kawasan setelah operasi Badai Al-Aqsa mengungkapkan bahwa rezim Zionis tidak akan mampu menghadapi kelompok pejuang Palestina sekalipun dengan dukungan finansial dan militer dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat.
Keberpihakan dan operasi Hizbullah Lebanon, serta keberanian kelompok pejuang Palestina, dapat menjadi titik akhir sikap Tel Aviv yang ingin menciptakan chaos dan krisis di kawasan.(sl)