Ketika Trump Kalah Judi "Sabtu Siang"
(last modified Mon, 17 Feb 2025 04:58:28 GMT )
Feb 17, 2025 11:58 Asia/Jakarta
  • Presiden AS Donald Trump
    Presiden AS Donald Trump

Pars Today - Sabtu (15/02) sore berlalu, dan meskipun Hamas tidak membebaskan semua sandera, Presiden AS Donald Trump tidak menepati janjinya untuk menciptakan neraka di Gaza.

Trump sebelumnya telah mengumumkan penentangannya terhadap proses bertahap pertukaran tawanan dan sandera antara Israel dan Hamas, dengan mengancam bahwa jika Hamas tidak membebaskan semua sandera paling lambat siang hari Sabtu, 15 Februari, gencatan senjata di Gaza akan berakhir, dan, menurutnya, neraka akan terjadi di wilayah itu.

Namun, terlepas dari ancaman Presiden AS, Hamas menolak pembebasan segera para sandera dan mengumumkan bahwa mereka akan mematuhi kesepakatan yang dicapai untuk membebaskan sejumlah sandera Israel dengan imbalan pembebasan sejumlah tahanan Palestina.

Dalam konteks ini, Hamas membebaskan tiga sandera Israel pada siang hari Sabtu, 15 Februari, dan Israel, sebagai balasannya, membebaskan 169 tahanan Palestina.

Pertukaran ini dan gencatan senjata berikutnya menunjukkan kekalahan presiden AS dalam pertaruhan politik-keamanan.

Tentu saja, untuk terhindar dari konsekuensi kekalahan ini, Trump mencoba menyerahkan bola kepada Zionis dan mengatakan bahwa pemerintah Israel harus memutuskan apakah akan melanjutkan atau menghentikan gencatan senjata di Gaza.

Ia juga mengklaim bahwa keputusan apa pun yang diambil Israel akan mendapat dukungan dari pemerintah AS. Namun Israel juga tampaknya tidak memiliki niat, setidaknya pada tahap ini, untuk memulai kembali perang di Gaza.

Salah satunya adalah bahwa dimulainya kembali perang oleh Israel akan mengakhiri proses pembebasan sandera oleh Hamas, dan peristiwa ini akan meningkatkan tekanan politik terhadap pemerintahan Benjamin Netanyahu di Israel.

Jika hal ini terjadi, kemungkinan kematian para sandera atau kerugian yang ditimbulkan kepada mereka akan disalahkan pada rezim Israel.

Pada saat yang sama, tidak ada prospek keberhasilan dalam memulai kembali perang Gaza, setidaknya tidak dalam jangka pendek.

Israel, dengan bantuan Amerika dan Eropa, telah melakukan segala yang bisa dilakukannya di Gaza selama 15 bulan, menghancurkan wilayah itu sepenuhnya, tapi tidak mampu mengatasi perlawanan rakyat Palestina.

Kehadiran pasukan Hamas di setiap sudut Gaza pada hari-hari setelah gencatan senjata di jalur itu menunjukkan bahwa Hamas masih memiliki kekuatan dan pengaruh yang besar, dan bahwa pembantaian mengerikan Israel di wilayah itu tidak merugikan organisasi tempur pasukan perlawanan Palestina ini.

Di sisi lain, meskipun Trump telah mengancam akan menciptakan neraka di Gaza, implementasinya sejak awal diragukan.

Tentu saja, bukan karena Amerika tidak dapat menciptakan neraka di Gaza, tapi karena, dengan dimulainya serangan mengerikan Israel di Gaza pada 7 Oktober 2023, neraka praktis diciptakan dengan bantuan Amerika, dan perlawanan Palestina tidak kalah, justru sebaliknya.

Mematahkan perlawanan Palestina juga akan menjadi hal yang mustahil jika terulang kembali neraka Israel-Amerika di Gaza.

Yang tersisa, gertakan yang Trump sampaikan, tapi tidak terjadi, yang menyebabkan kekalahannya dalam "Perjudian Sabtu Siang"; Kekalahan yang tidak hanya merusak reputasi pribadi Donald Trump, tapi juga semakin mempertanyakan prestise jabatan presiden Amerika Serikat.(sl)