Apa Tujuan Rezim Zionis dalam Perang Putaran Baru di Gaza ini?
(last modified Mon, 05 May 2025 03:13:11 GMT )
May 05, 2025 10:13 Asia/Jakarta
  • Anak Gaza korban kejahatan rezim Zionis
    Anak Gaza korban kejahatan rezim Zionis

Pars Today - Rezim Zionis, dengan dukungan Amerika Serikat dan dalam mengejar tujuan jahatnya, melancarkan babak baru serangan besar-besaran terhadap Gaza.

Meskipun rezim Zionis gagal menghadapi kelompok perlawanan Palestina, serangan penjajah terhadap penduduk Gaza dan Tepi Barat terus berlanjut.

Sementara itu, Amerika Serikat dan negara-negara Barat juga terus mendukung Tel Aviv.

Tindakan biadab Zionis terus berlanjut dengan menyerang konvoi bantuan, melanjutkan pengepungan Gaza dan mencegah pengiriman bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut, serta melanjutkan serangan tidak manusiawi terhadap kamp, rumah sakit, dan sekolah Palestina.

Ismail Al-Thawabta, Direktur Jenderal Kantor Informasi Pemerintah di Jalur Gaza, mengatakan, Para penjajah menerapkan kebijakan terencana untuk membuat penduduk Gaza kelaparan dengan menargetkan pusat-pusat amal, yang merupakan salah satu pusat utama untuk memberikan bantuan kepada penduduk Gaza.

“Menargetkan dan menghancurkan pusat-pusat bantuan ini, tempat makanan disiapkan dan didistribusikan kepada puluhan ribu orang yang kelaparan, sejalan dengan kebijakan untuk mengeringkan sumber-sumber kehidupan dan menghancurkan keinginan penduduk Gaza,” imbuh Al-Thawabta.

Serangan udara rezim Zionis Israel di Gaza juga menyebabkan sejumlah warga Palestina lainnya gugur syahid dan terluka.

Sumber-sumber berita melaporkan serangan udara Israel terhadap sebuah rumah di kamp Khan Yunis di Gaza selatan.

Sumber-sumber ini juga merujuk pada serangan pesawat tempur Israel di Qizan An-Najjar, selatan kota Khan Yunis.

Shawan Jabarin, Direktur Institut Al-Haq Palestina melaporkan situasi sulit yang dialami penduduk Gaza akibat kebijakan kriminal rezim Zionis.

Menurutnya, Gaza tengah mengalami bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya setelah lebih dari 60 hari pengepungan yang parah, kelaparan yang direncanakan, pencegahan bantuan kemanusiaan, dan penutupan semua penyeberangan.

Jabarin menambahkan, Periode bencana ini telah mengubah Gaza menjadi neraka, dengan runtuhnya total layanan kesehatan dan kemanusiaan serta memburuknya kondisi kehidupan penduduk.

“Pencegahan masuknya makanan dan peralatan medis, serta bahan bakar dan tepung, telah meningkatkan keparahan penderitaan penduduk,” ujarnya.

Dalam keadaan ini, otoritas militer Israel mengeluarkan perintah untuk memanggil puluhan ribu pasukan cadangan sebagai persiapan untuk memperluas operasi di Gaza, dan mengumumkan bahwa ini adalah untuk memperluas operasi di Gaza.

Serangan militer Israel di berbagai wilayah Tepi Barat dan penangkapan warga Palestina terus berlanjut dalam kondisi di mana serangan penjajah telah mengungsikan sejumlah penduduk Jenin dan Tulkarm serta kamp-kampnya.

Penjajah Israel telah memaksa penduduk kamp dan ratusan keluarga di kota Jenin untuk meninggalkan rumah mereka, sehingga jumlah orang yang mengungsi di Jenin telah mencapai 22.000 orang.

Di kota Tulkarem dan kampnya, serangan rezim Israel terus berlanjut, dan rumah-rumah warga Palestina dihancurkan.

Para pemukim Zionis, dalam kelanjutan pendudukan rezim Zionis, menduduki tanah Palestina dengan serangan-serangan mereka yang bertentangan dengan resolusi-resolusi PBB, sehingga pemindahan paksa warga Palestina dapat terus berlanjut.

Perkembangan di wilayah tersebut setelah Operasi "Badai Al-Aqsa" telah dengan jelas menunjukkan fakta bahwa kelompok-kelompok pejuang dan rakyat Palestina tidak akan mundur dari Zionis dan para pendukung Barat mereka.

Kelanjutan pendudukan dan genosida rezim Zionis telah membuat kelompok-kelompok perlawanan Palestina dan kelompok-kelompok perlawanan lainnya di wilayah tersebut lebih bertekad dari sebelumnya untuk menghadapi Zionis.

Hasutan perang dan penciptaan krisis oleh rezim Zionis, serta putaran baru serangan terhadap Gaza dan Tepi Barat, telah menunjukkan keputusasaan Tel Aviv.

Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri rezim Zionis telah gagal total dalam menjalankan rencana dan tujuan jahatnya dengan sekutu-sekutunya di kabinet koalisi yang terdiri dari para penghasut perang dan Zionis ekstremis, dan bahkan dukungan Amerika Serikat tidak efektif.

Perang Gaza telah meninggalkan konsekuensi yang meluas di wilayah-wilayah pendudukan, termasuk krisis ekonomi dan protes harian terhadap kabinet Netanyahu.

Perdana Menteri rezim Zionis juga gagal menepati janjinya untuk menyerukan gencatan senjata dan memulangkan para tawanan Zionis.

Netanyahu dan para pemimpin kriminal rezim Zionis lainnya juga telah menunjukkan diri mereka sebagai sosok yang dibenci dunia, terutama oleh para pejuang kemerdekaan pro-Palestina, dengan melanggar perjanjian gencatan senjata dan membunuh warga sipil di Gaza.

Rezim tidak sah ini telah mempercepat keruntuhan politiknya dengan terus mengobarkan perang.(sl)