Menlu RI Ungkap Kesulitan Pemerintah Mendapatkan Vaksin
Sebagai negara yang bukan produsen vaksin dan dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia menghadapi kendala yang tidak mudah dalam upaya menyediakan vaksin bagi rakyatnya. Apa lagi ketika persedian tidak sebanding dengan tingginya permintaan dari berbagai negara.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebutkan bahwa upaya yang ditempuh Pemerintah Indonesia untuk mencari vaksin COVID-19 bukan perkara mudah.
"Sangat tidak mudah mencari vaksin sampai saat ini. Kenapa tidak mudah? pertama karena jumlah antara pasokan vaksin dunia dengan permintaan sangat tidak sebanding," kata Menlu Retno dalam acara Keluarga Alumni Teknik UGM (Katgama) Peduli Berbagi untuk Negeri di Grha Sabha Pramana, UGM, Yogyakarta, sebagaimana dikutip dari Antaranews, Sabtu (12/09/2021).
"Permintaan (vaksin COVID-19) jauh lebih banyak dibandingkan ketersediaan vaksin yang ada," ungkap Retno.
Kendala berikutnya, menurut Retno, adalah masih terdapat kebijakan negara-negara yang menghambat pengiriman vaksin sehingga yang di antaranya berwujud kebijakan restriksi atau pembatasan ekspor.
"Akibatnya terjadi gap terhadap vaksin yang cukup besar antara negara berpenghasilan tinggi dengan negara yang berpenghasilan rendah," ujar Retno.
Menlu Retno mengatakan bahwa saat ini secara global sebanyak 5,5 miliar dosis vaksin telah disuntikkan kepada masyarakat dunia. Akan tetapi, 80 persen di antaranya ada di negara berpenghasilan tinggi.
"Bahwa saat ini diseluruh dunia 5,5 miliar dosis vaksin telah di suntikan. Menunjukkan adanya gap 80 persen dari 5,5 miliar dimiliki oleh negara berpenghasilan tinggi," kata dia.
Meski demikian, kata Retno, hingga saat ini Indonesia telah menerima 227.411.510 dosis vaksin, baik diperoleh melalui jalur komersial, maupun jalur dukungan dari Covax Facility maupun dari negara-negara sahabat.
Ia menuturkan bahwa selama hampir 18 bulan mesin diplomasi Pemerintah Indonesia tak pernah berhenti untuk terus memperoleh akses vaksin dan merajut kerja sama dengan berbagai negara agar kebutuhan vaksin di Tanah Air dapat tercukupi.
"Ibu bapak, siang malam 24 jam pemerintah terus berupaya untuk mendapatkan akses terhadap vaksin untuk memenuhi kebutuhan rakyat Indonesia dan selama hampir 18 bulan ini mesin diplomasi kita terus bergerak," tutur Menlu.
Indonesia Capai Target Vaksinasi WHO
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan Indonesia telah mencapai target vaksinasi COVID-19 yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Secara global, WHO menetapkan target vaksinasi yaitu 10 persen populasi di setiap negara pada akhir September 2021, dan 40 persen populasi tiap negara pada akhir 2021, serta 70 persen populasi tiap negara pada pertengahan 2022.
“Saat ini, setidaknya 140 negara telah memvaksin 10 persen warganya, termasuk Indonesia,” ujar Menlu Retno ketika menyampaikan sambutan secara virtual tentang kedatangan dukungan vaksin dari Australia.
Menlu Retno menyebut bahwa per 1 September lalu, Indonesia telah menyuntikkan 100 juta dosis vaksin COVID-19, sehingga menempatkan Indonesia pada peringkat ketujuh terbesar dunia dalam konteks jumlah dosis vaksin yang disuntikkan.
“Dengan penduduk yang besar, upaya untuk melakukan akselerasi vaksinasi akan terus dilakukan. Percepatan vaksinasi tidak akan berhasil tanpa dukungan masyarakat,” kata dia.
“Vaksin dan kepatuhan terhadap protokol kesehatan akan menjadi modal yang kuat bagi Indonesia untuk terus dapat menurunkan angka penyebaran virus,” ujar Retno, menambahkan.