Jokowi, G20 dan Strategi Vaksinasi COVID-19 Global
Presiden Joko Widodo dalam sesi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of 20 (G20) yang membahas soal ekonomo dan kesehatan global di La Nuvola, Roma, Italaia, Sabtu (30/10/2021) mengajak semua negara memperkuat arsitektur kesehatan global untuk mewujudkan dunia yang lebih tahan terhadap pandemi, dan untuk menghadapi berbagai guncangan di depan.
"Demi membangun dunia yang lebih tahan terhadap pandemi dan berbagai guncangan ke depan, Indonesia mengajak untuk memperkuat arsitektur kesehatan global," kata Presiden Joko Widodo di KTT G20 di La Nuvola, Roma, Italia, sebagaimana dikutip Parstodayid dari Antaranews, Ahad (31/10/2021).
Untuk mewujudkan arsitektur kesehatan global yang lebih kuat, Presiden menjelaskan tiga hal.
Pertama, dunia perlu menyusun mekanisme penggalangan sumber daya kesehatan global, termasuk dana, vaksin, obat, alat kesehatan, hingga tenaga kesehatan.
Seluruh sumber daya tersebut harus siap diterjunkan setiap saat untuk membantu negara yang mengalami krisis kesehatan.
Menurutnya, dukungan keuangan internasional untuk mengatasi masalah kesehatan dan perubahan iklim sangat penting.
Kedua, Presiden Jokowi menyerukan semua pemimpin negara yang hadir dalam KTT tersebut untuk menyusun standar protokol kesehatan global terkait dengan aktivitas lintas negara.
Ketiga, G20 harus menjadi bagian penting dari solusi untuk mengatasi kelangkaan dan kesenjangan vaksin, obat-obatan, dan alat-alat kesehatan esensial. Presiden menyebut bahwa G20 harus mendukung diversifikasi produksi dan alih teknologi ke negara berkembang, mengeliminasi hambatan perdagangan bahan baku vaksin, mendukung TRIPS Waiver, dan terus meningkatkan skema berbagi dosis, serta kerja sama COVAX Facility.
G20 Bagian Solusi untuk Kesenjangan Vaksin
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Group of Twenty (G20) harus menjadi bagian penting dari solusi untuk mengatasi kelangkaan dan kesenjangan vaksin, obat-obatan, dan alat-alat kesehatan esensial.
Dalam pidatonya pada sesi ekonomi dan kesehatan global di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, La Nuvola, Roma, Italia, Sabtu, Presiden Jokowi menyebut bahwa G20 harus mendukung diversifikasi produksi dan alih teknologi ke negara berkembang, mengurangi hambatan perdagangan bahan baku vaksin, mendukung TRIPS Waiver, meningkatkan skema berbagi dosis, dan mendukung kerja sama COVAX Facility.
“Proses penataan ulang arsitektur ketahanan kesehatan global ini harus inklusif, serta berpegang teguh pada prinsip solidaritas, keadilan, transparansi, dan kesetaraan," kata Presiden Jokowi.
Strategi Vaksinasi COVID-19 Global
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyatakan para pemimpin negara-negara G20 sepakat untuk mencapai strategi global vaksinasi yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Para leaders juga menyampaikan pandangan perlunya melakukan vaksinasi 40 persen di akhir 2021, 70 persen di pertengahan 2022. Ini sebenarnya adalah global strategy yang diberikan oleh WHO yang didukung oleh para leaders dari G20," kata Menlu Retno Marsudi dalam keterangannya di Hotel Splendide Royal, Roma, Italia, Sabtu (30/10), seusai mendampingi Presiden Joko Widodo dalam KTT G20 di La Nuvola.
Menurut Menlu, dalam pertemuan G20, para pemimpin negara membahas upaya bersama untuk keluar dari krisis akibat pandemi COVID-19, baik krisis kesehatan maupun krisis ekonomi.
Pemimpin G20 Percepat Pemulihan Ekonomi Global
Presiden RI Joko Widodo mendorong para pemimpin G20 untuk mempercepat pemulihan ekonomi global yang lebih kuat, inklusif, dan berkelanjutan.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi dalam pidatonya pada sesi KTT G20 yang membahas soal ekonomi dan kesehatan global di La Nuvola, Roma, Italia, Sabtu, sebagaimana informasi yang diterima dari Biro Pers Sekretariat Presiden.
Menurut Presiden Jokowi, G20 perlu menjadi katalis bagi koordinasi menuju normalisasi kebijakan ekonomi, setelah dalam dua tahun ini dunia menjalankan kebijakan extra-ordinary di bidang fiskal, moneter, dan sektor keuangan.
G20 juga harus menjadi katalis bagi dukungan likuiditas dan restrukturisasi utang bagi negara miskin. Selain itu, juga bagi reaktivasi konektivitas global, khususnya sektor yang mengandalkan pergerakan manusia dan barang, seperti pariwisata dan manufaktur.
"Kerja sama inovasi, teknologi digital dan teknologi hijau, serta peningkatan investasi bagi pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan, dan dukungan kemitraan global bagi pembangunan negara berkembang," pungkas Presiden.
G20 merupakan forum global yang berdiri sejak 1999 dan para anggotanya mewakili 85 persen perekonomian dunia, serta 75 persen perdagangan global.
Pada kesempatan tersebut, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Co-Sherpa Kementerian Luar Negeri Dian Triansyah Djani. (Antaranews)