96 Persen Wilayah Indonesia Terdampak Pandemi COVID-19
- 
					
									Vaksin Virus Corona.  
Indonesia kembali mencatat rekor penambahan kasus harian pasien terkonfirmasi positif COVID-19. Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 pada Kamis (8/10/2020), ada penambahan pasien positif COVID-19sebanyak 4.850 orang dalam 24 jam terakhir.
Seperti dilansir Kompas.com, angka penambahan kasus harian tersebut merupakan yang tertinggi sejak kasus perdana COVID-19 diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.
Jumlah pasien positif COVID-19 di Indonesia kini mencapai 320.564 orang. Berdasarkan catatan Kompas.com, rekor penambahan pasien harian tertinggi sebelumnya terjadi pada Kamis (24/9/2020), yakni sebanyak 4.634 kasus baru dalam 24 jam.
Data pemerintah hari ini juga menunjukkan penambahan pasien sembuh sebanyak 3.769 orang. Dengan demikian, pasien yang dinyatakan sembuh dari COVID-19 sebanyak 244.060 orang.
Kendati demikian, pasien yang meninggal dunia akibat COVID-19 juga bertambah, yakni sebanyak 118 orang. Sehingga total jumlah pasien meninggal sampai saat ini menjadi 11.580 orang.
Sebanyak 4.850 kasus baru COVID-19 diketahui setelah pemerintah melakukan pemeriksaan terhadap 43.389 spesimen dalam sehari.
Pada periode yang sama, ada 32.901 orang yang menjalani pemeriksaan spesimen dan diambil sampelnya. Total, pemerintah sudah melakukan pemeriksaan 3.639.108 spesimen terhadap 2.210.576 orang yang diambil sampelnya. Sebagai catatan, satu orang bisa menjalani pemeriksaan spesimen lebih dari satu kali.
Saat ini kasus COVID-19 sudah tercatat di semua provinsi di Indonesia, dari Aceh hingga Papua. Secara rinci, ada 499 kabupaten/kota dari 34 provinsi yang mencatat kasus penularan virus corona
Jumlah ini bertambah satu orang dibandingkan data kemarin. Artinya, sudah lebih dari 96 persen wilayah di Indonesia yang terdampak pandemi COVID-19.
Perkembangan Uji Vaksin COVID-19
Perkembangan uji vaksin virus corona di seluruh dunia terus menunjukkan perkembangan. Tak hanya di dunia, tetapi juga di Indonesia. Di Indonesia, laporan kasus infeksi virus corona di Indonesia masih tergolong tinggi.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, ada harapan bagi vaksin COVID-19 untuk siap di akhir tahun ini.
"Kita semua butuh vaksin dan ada harapan akhir tahun ini (2020) sudah bisa ada vaksin. Ada harapan," kata Tedros tanpa menjelaskan lebih lanjut, seperti dilansir dari Reuters, Senin (6/10/2020) seperti dilansir Kompas.com.
Ia pun meminta komitmen dari pemipin dunia untuk mendistribusikan vaksin secara merata jika sudah tersedia.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang pengadaan dan pelaksanaan vaksin COVID-19.
Perpres yang ditandatangani pada Senin (5/10/2020) itu mengatur kewenangan Menteri Kesehatan untuk menetapkan besaran harga pembelian virus corona.
Nantinya, program vaksinasi ini akan dikoordinasi langsung oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang kini sedang menetapkan kriteria dan prioritas penerima vaksin, wilayah, jadwal, tahapan, dan standar pelayanan vaksinasi. Vaksin tersebut ditargetkan akan tersedia pada Januari 2021
Dari 10 kandidat vaksin di dunia saat ini, Indonesia telah menjalin kesepakatan dengan dua kandidat vaksin, yaitu Sinovac dan Sinopharm, yang merupakan produksi dari China. Saat ini, kandidat vaksin Sinovac sedang menjalani uji klinis tahap ketiga di Bandung, Jawa Barat.
Sementara itu, vaksin dari Sinopharm juga sedang menjalani uji coba klinis tahap ketiga di Uni Emirat Arab yang bekerja sama dengan G42. Indonesia juga menjalin kerja sama pengadaan vaksin dengan perusahaan asal Korea Selatan, Genexine yang kini masih melakukan uji klinis fase 1A dan 2A.
Dalam Perpres tersebut, pemerintah menunjuk PT Bio Farma untuk melakukan pengadaan vaksin virus corona.
"Penugasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a kepada PT Bio Farma (Persero) dilakukan oleh Menteri Kesehatan," demikian bunyi Pasal 5 ayat (1) perpres tersebut Dalam prosesnya, Bio Farma dapat melibatkan anak perusahannya, yaitu PT Kimia Farma Tbk dan PT Indonesia Farma Tbk. Bio Farma juga dapat bekerjasama dengan badan usaha atau lembaga, baik dalam maupun luar negeri untuk pengadaan vaksin ini.
Sambil menunggu kesiapan vaksin, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menegaskan bahwa vaksin terbaik saat ini adalah mematuhi protokol kesehatan.
"Selama belum ada vaksin maupun obat, mematuhi protokol kesehatan adalah vaksin terbaik sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19," kata Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo, dikutip dari Kompas.com, Rabu (7/10/2020).
Menurut dia, pemerintah daerah harus terus menyosialisasikan pentingnya penerapan protokol kesehatan di masyarakat. Untuk itu, Doni menilai pemerintah perlu menggandeng tokoh masyarakat untuk proses sosialisasi itu. Sebab, mereka akan diterima baik oleh warga. (RA)