Perspektif Rahbar: Keamanan Kawasan dan Konsekuensi dari Mengandalkan Militer Asing
(last modified Mon, 04 Oct 2021 01:31:09 GMT )
Okt 04, 2021 08:31 Asia/Jakarta

Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam, Minggu (03/10/2021) pagi, dalam pidato virtualnya pada acara wisuda taruna yang berlangsung di Universitas Imam Husein as di Tehran, menilai campur tangan pihak asing di kawasan sebagai penyebab perselisihan dan kerugian.

Dalam menjelaskan masalah ini, Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut jaminan keamanan dengan bersandar pada pihak lain hanya ilusi. Menurutnya, "Mereka yang menderita ilusi ini akan segera ditampar karena campur tangan langsung atau tidak langsung dari pihak asing dalam keamanan, serta perang dan perdamaian setiap negara adalah bencana yang tragis."

Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran

Pidato Rahbar dalam hal ini didasarkan pada kenyataan di kawasan yang dampaknya terlihat di Irak, Afghanistan, dan banyak negara lain di kawasan itu.

Amerika Serikat telah menderita banyak kekalahan tragis sejauh ini, dari Perang Vietnam hingga invasi ke Teluk Persia dan Asia Barat. Akhir yang memalukan dari kehadiran militer AS di Afghanistan juga merupakan bagian dari fakta itu.

Peristiwa pasca 9/11 serta pendudukan Afganistan dan Irak menunjukkan bahwa Amerika Serikat sedang mengalami penurunan dan kejatuhan akibat tindakannya.

Dalam Mengungkap fakta ini, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengatakan:

"20 tahun lalu, AS mengerahkan pasukan ke Afghanistan untuk menumbangkan Taliban. Selama pendudukan panjang ini, mereka melakukan pembunuhan, kejahatan, dan kerusakan yang sangat banyak, tetapi setelah semua biaya material dan nyawa hilang, mereka menyerahkan pemerintah kepada Taliban dan pergi. Realitas ini merupakan pelajaran bagi semua negara."

Mengacu pada keributan antara Eropa dan AS baru-baru ini, Ayatullah Khamenei menambahkan, beberapa pejabat Eropa menyebut tindakan AS sebagai tikaman dari belakang. Mereka secara tidak langsung berkata bahwa Eropa harus menjamin keamanannya secara mandiri tanpa bergantung pada NATO dan bahkan pada AS.

Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam, Minggu (03/10/2021) pagi, dalam pidato virtualnya pada acara wisuda taruna yang berlangsung di Universitas Imam Husein as di Tehran, menilai campur tangan pihak asing di kawasan sebagai penyebab perselisihan dan kerugian.

Selama bertahun-tahun, Amerika Serikat telah berusaha untuk menjadi kekuatan militer yang unggul dan tak tertandingi dalam skala global. Namun kenyataan seperti kegagalan militer AS dalam Perang Vietnam, kekalahan di Irak dan Afghanistan, ketidakmampuan AS untuk memberikan dukungan militer kepada mitra regional seperti Zionis Israel dan Arab Saudi melawan pasukan Perlawanan, dan sejenisnya telah menyebabkan runtuhnya wibawa militer AS.

Pemikir dan pakar Amerika terkenal Noam Chomsky mengatakan bahwa ilusi pejabat Amerika bahwa negara ini akan tetap menjadi kekuatan dunia yang tak terbantahkan hanyalah "optimisme".

Mantan Presiden AS Donald Trump menyebut Amerika tidak lagi hebat, sehingga menjadikan slogan propagandanya "Jadikan Amerika Hebat Lagi" (Make America Great Again). Di bawah kebijakan ini, Trump mengeluarkan Amerika Serikat dari berbagai perjanjian multilateral global dan organisasi internasional.

Dia mengobarkan perang dagang melawan sekutunya di seberang Atlantik dan menolak untuk mengutuk kejahatan penguasa otoriter selama mereka adalah mitra dagang Amerika. Akibat dari kepresidenan Trump adalah penurunan tajam posisi Amerika Serikat di mata masyarakat dunia, atau dengan kata lain, penurunan “soft power”-nya.

James Petras, akademisi Universitas Birmingham percaya bahwa kebijakan yang diberlakukan oleh lobi Zionis di Amerika Serikat mempercepat penurunan kekuatan Amerika.

Menurut Petras, setelah berakhirnya Perang Dunia II, Eropa Barat, Jepang, dan baru-baru ini Cina dan Rusia bergerak untuk meningkatkan kemampuan ekonomi mereka, sementara Amerika Serikat beralih ke militerisme untuk kepentingan lobi Zionis.

Sejatinya, seperti yang ditunjukkan oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam, Amerika dibenci oleh bangsa-bangsa di mana pun mereka melakukan campur tangan. Sementara pengalaman menunjukkan bahwa militer regional dapat memberikan keamanan di wilayah tersebut.

Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran

Dari sudut pandang ini, mengacu pada peristiwa yang terjadi di barat laut Iran, di beberapa negara tetangga, Rahbar mengatakan, "Negara-negara di kawasan tidak boleh membiarkan tentara asing untuk campur tangan atau memiliki kehadiran militer untuk melindungi kepentingan mereka. Masalah ini harus diselesaikan dengan logika yang sama dan menghindari kehadiran pihak asing."