Prestasi dan Pencapaian Revolusi Islam Iran
-
Rudal Mersad, salah satu pencapaian Iran setelah Revolusi Islam
Revolusi Islam Iran 43 tahun lalu memiliki prestasi penting di berbagai sektor. Kali ini kita akan membahas bersama prestasi di bidang ekonomi, sains dan politik serta militer serta budaya.
Revolusi Islam di Iran meletus bukan didorong oleh faktor ekonomi. Pemerintah Shah Pahlevi adalah sekutu Barat dan tidak memiliki masalah di penjualan minyak serta pengeluarannya dan negara dijamin dari penjualan minyak mentah. Di tahun 1976, yakni tiga tahun sebelum kemenangan Revolusi Islam, hampir 93 persen ekspor Iran dari minyak mentah.
Ekonomi Iran setelah kemenangan Revolusi Islam juga sangat bergantung pada pendapatan minyak, tapi Iran berada di bawah tekanan keras asing, dan peluang penjualan minyaknya menurun drastis, bahkan di masa pemerintahan Donald Trump di Amerika yang menerapkan pendekatan represi maksimum terhadap Iran, penjualan harian lebih dari 2 juta barel minyak Iran di beberapa titik turun menjadi sekitar 100.000 barel.

Sementara itu, 93 persen saham minyak di ekspor Iran di tahun 2019 turun menjadi 49 persen. Dengan kata lain, Republik Islam Iran selama 43 tahun lalu berhasil menjaga ekonominya dihadapan represi maksimum dan sanksi luas asing. Ekonomi Iran berada di posisi 20 teratas dunia, padahal negara ini pernah mengalami perang dan disanksi luas serta populasinya selama 43 tahun naik lebih dari dua kali lipat.
Salah satu prestasi penting ekonomi Iran selama 43 tahun lalu adalah keberhasilannya membobol pembatasan. Selama 43 tahun lalu, 99,5 persen kota dan desa mendapat aliran listrik, gas perkotaan mencapai 83 persen dan di desa mencapai 73 persen. Pengembangan telekomunikasi, jalan dan transportasi, pengembangan sektor energi dan pertanian serta keamanan pangan termasuk prestasi ekonomi Iran setelah Revolusi. Paling penting adalah prestasi ini diraih ketika Iran berada di bawah represi paling keras dari pihak asing, tapi begitu, tekanan ini menjadi faktor pengembangan ekonomi di Iran.
Independensi Teknologi
Salah satu prestasi penting Revolusi Islam selama 43 tahun lalu adalah kemajuan di bidang teknologi dan sains. Peningkatan taraf keilmuan masyarakat, peningkatan angka melek huruf, pertumbuhan pusat-pusat keilmuan sekolah dan universitas, pertumbuhan pelajar di berbagai bidang keilmuan, peringkat teratas Iran dalam jumlah artikel dan referensi ilmiah, paten dan keunggulan nanoteknologi, nuklir, antariksa dan sel punca, termasuk pencapaian ilmiah dan teknologi terpenting dari Revolusi Islam.
Jumlah universitas di tanah air, yang sekitar 15 unit sebelum revolusi, telah mencapai lebih dari 2.640 unit saat ini. Sekolah meningkat dari 47.000 menjadi 220.000. Sementara jumlah mahasiswa di universitas negeri sebelum revolusi tidak melebihi 155.000, hari ini lebih dari empat juta dua ratus ribu mahasiswa belajar di Iran. Menurut statistik database ISI, Iran memiliki peringkat ilmiah pertama (jumlah artikel) di kawasan dan peringkat ke-15 di dunia.

Di sekitar 40 bidang ilmiah, Iran menempati urutan pertama hingga kesepuluh. Terlepas dari sanksi, Iran telah membuat kemajuan yang menakjubkan dalam industri nuklir dan selain memiliki kemampuan memperkaya uranium, juga memiliki teknologi nuklir dalam negeri. Iran juga telah banyak berkembang dalam industri kedirgantaraan setelah revolusi. Perkembangan industri ini secara langsung berkaitan dengan perkembangan industri rudal, dan tekanan negara-negara Barat tidak terbatas pada industri nuklir. Banyak kekhawatiran negara-negara Barat tentang kemajuan ilmiah Iran dapat diringkas di bidang industri rudal.
Saat ini, Iran termasuk di antara 11 negara luar angkasa di dunia. Di bidang kedokteran, Republik Islam Iran saat ini termasuk negara dengan keahlian di bidang penelitian sel punca pluripoten dan merupakan salah satu dari 10 negara teratas di dunia dan pertama di kawasan Asia Barat. Kemajuan medis Iran sudah sedemikian rupa sehingga mampu menjadi salah satu negara penghasil vaksin Corona. Saat ini, tenaga medis Iran adalah salah satu yang terbaik di dunia dan di antara talenta dunia.
Independensi Politik
Tidak diragukan lagi, salah satu bidang paling nyata di mana Iran telah memperoleh kemerdekaan selama 43 tahun terakhir adalah bidang politik. Pemilihan dan pengangkatan pejabat merupakan hak paling dasar dari rakyat suatu negara. Ketergantungan era Pahlavi sedemikian rupa sehingga pemilihan perdana menteri dan pejabat lainnya harus dilakukan dengan pendapat langsung dari Barat. Reza Shah sangat bergantung sehingga Ferdows, kepala Organisasi Inspeksi Kekaisaran dan salah satu tokoh intelijen politik yang paling menonjol dan berpengaruh dari rezim Pahlavi, menulis: "Reza Khan adalah seorang agen Inggris dan tidak ada keraguan tentang itu. Kudeta tahun 1920, menurut dokumen yang saya lihat atau dengar, direncanakan selama pertemuan Jenderal Ironside dari Inggris dengan Reza Khan, di hadapan Sayid Zia ol Din, dan setelah kudeta. terjadi, Reza Khan berhasil naik takhta."
Mohammad Reza Pahlavi dalam bukunya Revolusi Putih, mengakui pengaruh asing di elemen terpenting negara, pada masa ayahnya dan sesudahnya, dan patut diperhatikan: "Setelah kepergian ayahku pada September 1941, urusan negara di luarnya seperti dipegang sejumlah orang Iran, tapi dalam prakteknya sebagian ditangani Kedubes Inggris dan sebagian lainnya Kedubes Uni Soviet, seperti yang saya jelaskan di buku misi bagi tanah airku, pagi hari penasihat Kedubes Inggris mendatangi otoritas terkait dengan daftar khusus dan di sore harinya staf Kedubes Rusia datang dengan daftar lain." Ketergantungan ini tidak hanya terbatas di masa Reza Khan, bahkan di masa Mohammad Reza juga terus berlanjut.
Ardeshir Zahedi, duta besar terakhir Shah untuk Amerika Serikat, menulis: "Penunjukan Hoveida sebagai perdana menteri meski di luarnya kebetulan, tapi Hoveida adalah sosok perdana menteri yang telah disetujui AS, Inggris dan rezim Zionis Israel. Oleh karena itu, meski Shah beberapa kali ingin mencopot Hoveida dan menggantikannya dengan Saya atau Asadollah Alam atau Hushang Ansary, tapi ia tidak berhasil."
Setelah 43 tahun, kemerdekaan politik Iran telah terbukti kepada semua orang. Hari ini, kedaulatan nasional Iran berasal dari kemerdekaan politik yang telah diperolehnya. Sementara penunjukan pejabat di negara-negara sekitar Iran harus dilakukan langsung oleh kekuatan Barat, terutama Amerika Serikat, dan negara-negara tetangga takut demokrasi, Iran melihat pemilihan hampir setiap dua tahun dan rakyat menunjuk pejabat.
Independensi Militer
Ada banyak contoh ketergantungan Pahlavi pada Barat. Pemerintah Pahlavi berusaha memperkuat militer Iran dengan membeli segala macam senjata Barat, terutama dari Amerika Serikat, tetapi pada kenyataannya, Barat ingin menjarah cadangan negara dengan menjual segala macam senjata ke Iran dengan harga beberapa kali lipat. Di sisi lain, mereka telah mengubah Iran menjadi gudang amunisi.
Jenderal Williamson, ketua penasihat militer AS di Iran di akhir misi dua tahunnya menulis, "Dua tahun ini (1971 hingga 1973) tampaknya telah berlangsung selama dua ratus tahun, selama waktu itu tujuh ratus kontrak senilai sekitar $ 4 miliar telah saya negosiasikan. Iran adalah pusat perdagangan yang baik. Negara ini disebut Kantin Pedagang. Kantin ini sangat, sangat bagus dan manfaat komersialnya luar biasa." Michael Laden menulis, "Untuk setiap dolar yang dihabiskan Amerika Serikat untuk minyak Iran, Iran mengembalikan dua dolar ke Amerika Serikat untuk membeli peralatan militer dan barang-barang lainnya."

Salah satu prestasi terpenting Revolusi Islam Iran adalah independensi. Independensi ini ada di berbagai sektor, tapi lebih unggul di sektor militer dan politik. Kekuatan militer setiap negara adalah pilar kekuatan negara tersebut. Imam Khomeini terkait pentingnya independensi militer mengatakan, "Kalian harus berusaha merealiasasikan independensi militer negara, membawanya hingga ke level ilmu dan teknologi tertinggi, serta jangan lengah dari spiritualisme dan budaya Qur'ani."
Setelah Revolusi Islam, Iran menjadi sangat mandiri dalam hal independensi militer sehingga, meskipun ada sanksi, Iran tidak memiliki afiliasi militer dengan negara mana pun, dan kekuatan militer adalah salah satu faktor utama dalam kekuatannya. “Hari ini, musuh mendapati dirinya tidak mampu melakukan serangan militer apa pun terhadap Iran,” kata Brigadir Jenderal Mohammad Akraminia, wakil Koordinator Organisasi Ideologi-Politik militer. Militer Iran telah diberi sanksi oleh kekuatan Barat lebih dari yang lain, dan telah menolak untuk memberi Iran senjata atau pengetahuan militer, tetapi sebagian besar kemajuan telah dibuat. Iran berhasil membuat semua jenis senjata ringan dan berat, pintar, pertahanan, rudal, UAV, dll di dalam Iran dan oleh para ilmuwan militer Iran.
Independensi militer Iran adalah salah satu alasan keberhasilannya dalam memerangi terorisme dan pendukungnya di Suriah dan Irak. Sementara Iran telah meningkatkan peralatan militernya ke pengetahuan dalam negeri , up-to-date dan menyesuaikan dengan teknologi modern, Iran juga telah meningkatkan efisiensi tenaga militernya dan keyakinan mereka akan "mampu", dan ini adalah salah satu pencapaian penting dari Revolusi Islam Iran.
Independensi Budaya
Bidang lain di mana Iran meraih independensi adalah di bidang budaya. Transformasi budaya yang kaya dari orang-orang Muslim Iran berada di puncak semua kegiatan budaya selama era Pahlavi. Selama periode ini, Barat diperkenalkan kepada orang-orang oleh Pahlavi dan abdi dalem sebagai model kepatuhan yang tak tergantikan.
Namun pada hari-hari pertama berdirinya, Revolusi Islam menjadikan Islamisasi urusan sebagai prinsip penting dalam kegiatan budaya. Selama lebih dari empat dekade, Revolusi Islam mempromosikan kemerdekaan budaya Iran sedemikian rupa sehingga negara itu, yang dipengaruhi oleh budaya Barat yang vulgar di akhir era Pahlavi, saat ini telah menjadi negara yang berpengaruh. Budaya negara yang kaya telah tumbuh dalam bayang-bayang Revolusi Islam dan bahkan negara-negara lain saat ini prihatin dengan pengaruh budaya Islam Iran. Saat ini, rakyat Iran tidak sedang menghadapi krisis identitas, tetapi menyaksikan promosi identitas mereka, yang terjadi terutama dengan memeluk agama Islam.
Rahbar saat menjelaskan langkah kedua Revolusi mengisyaratkan isu spiritualitas dan moral. Rahbar mengatakan, "Spiritualitas artinya mengedapankan nilai-nilai spiritual seperti ikhlas, pengorbanan, tawakkal, iman di dalam diri dan masyarakat. Adapun moral atau akhlak artinya menjaga nilai-nilai utama seperti kebaikan, sifat pemaaf, membantu orang yang membutuhkan, keberanian, rendah hati, percaya diri dan sifat-sifat utama lainnya. Spiritualitas dan moral penggerak seluruh gerakan dan aktivitasn individu dan sosial serta kebutuhan utama sebuah masyarakat. Tanpanya, lingkungan hidup meski kekurangan hal materi akan membangun surga dan ketiadaannya meski ada materi yang besar, akan menciptakan neraka."

Kemajuan budaya Iran setelah revolusi terjadi ketika negara ini menghadapi perang budaya besar-besaran dengan misih, dan alat-alat media yang canggih dan meresap telah menjadikannya kemungkinan yang sangat berbahaya bagi pusat-pusat anti-spiritual dan anti-moral.
Salah satu manifestasi kemajuan budaya Iran adalah kehidupan harmonis dan tenang berbagai etnis dan dengan identitas beragam. Abdollah Ganji, aktivis politik mengatakan, setiap warga Iran memiliki empat identitas, nasional, suku, agama dan modern. Meski demikian, Revolusi Islam menyelaraskan identitas tersebut dan melakukannya bukan dengan kekerasan. Republik Islam menghormati identitas suku dan agama. Imam sangat menghormati rakyat. Imam mengunakan kata mellat (bangsa/rakyat) sebanyak 2800 kali."
Berbeda dengan sebagian negara kawasan yang mengunggulkan identitas mikro dari identitas nasional, di Iran prinsip didasarkan pada identitas nasional, dan di samping identitas Iran, juga menghormati identitas mikro. Ini adalah pencapaian penting Revolusi Islam Iran.