Perundingan Wina; Urgensi Jaminan atas Tuntutan Legal Iran
https://parstoday.ir/id/news/iran-i115508
Sejalan dengan kelanjutan perundingan Wina putaran kedelapan yang bertujuan untuk mencabut sanksi terhadap Iran, Menlu Iran, Hossein Amir-Abdollahian juga mengadakan konsultasi politik dengan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa dan Menlu Inggris.
(last modified 2025-07-15T01:25:52+00:00 )
Feb 16, 2022 20:18 Asia/Jakarta
  • Perundingan Wina
    Perundingan Wina

Sejalan dengan kelanjutan perundingan Wina putaran kedelapan yang bertujuan untuk mencabut sanksi terhadap Iran, Menlu Iran, Hossein Amir-Abdollahian juga mengadakan konsultasi politik dengan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa dan Menlu Inggris.

Konsultasi ini, bersama dengan inisiatif Iran dalam pembicaraan Wina, menunjukkan pendekatan Iran yang jelas dan jujur ​​untuk mencapai kesepakatan yang baik.

Putaran kedelapan perundingan Wina masih berlanjut dengan pertemuan padat Juru runding senior Iran, Ali Bagheri dengan kepala delegasi pihak lain di Hotel Coburg dan Ali Bagheri Selasa (15/2/2022) sore juga bertemu dengan Dirjen Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi.

Menlu Iran Selasa di kontak telepon dengan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell seraya mengisyaratkan upaya seirus juru runding senior dan prakarsa yang diajukan Iran di Wina menegaskan, sangat urgen di setiap usulan untuk memperhatikan hak dan tuntutan legal Republik Islam Iran.

Menlu Iran Hossein Amir-Abdollahian

Komposisi tim perunding Iran di Wina merupakan indikasi baik keseriusan Teheran dalam mencapai kesepakatan yang baik, kredibel, dan langgeng. Dalam putaran kedelapan pembicaraan Wina, Iran sejauh ini telah menawarkan setiap inisiatif untuk mencapai kesepakatan yang baik dengan jaminan yang langgeng, dan sekarang, mengingat pernyataan Josep Borrell, bahwa pembicaraan Wina telah mencapai tahap kritis dan hampir final, maka saat ini bola berada di lapangan pihak Barat.

Mengingat bahwa hampir sebagain besar pihak yang terlibat perundingan menyebut proses dan kemajuan perundingan Wina berjalan baik dan terus mengalami kemajuan, maka sangat peting pihak Barat menunjukkan tekad seriusnya untuk meraih kesepakatan yang dapat diandalkan dan permanen serta jauh dari permainan berulang sejumlah negara.

Iran selama perundingan, sedapat mungkin menunjukkan fleksebilitas yang diperlukan untuk meraih kesepakatan dengan menjaga garis merah dan jaminan kepentingan nasionalnya. Dan kini kemajuan final perundingan Wina tergantung pada fleksebilitas dan tanggung jawab Barat.

Pendekatan rasional dan prakarsa Iran dengan tetap konsisten di JCPOA dan kemudian pengajuan inisiatif realistis untuk mencapai kesepakatan bersama, telah berhasil membawa putara kedelapan perundingan Wina ke tahap sensitif dan pengambilan keputusan politik oleh semua pihak.

Republik Islam Iran tidak menginginkan hal-hal yang lebih dari jaminan kepentingan nasional dan perhatian terhadap tuntutan legalnya di teks tunggal dan final kesepakatan perundingan Wina. Pendekatan Iran ini didorong oleh pengalaman akan pelanggaran janji Amerika saat keluar dari JCPOA dan tidak terjaminnya kepentingan nasionalnya secara permanen.

Selain itu, Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran, Ali Shamkhani menilai pelanggaran komitmen Amerika sebagai faktor terpenting yang mengancam setiap kesepakatan di Wina dan verifikasi serta jaminan juga bagian tak terpisahkan dari kesepakatan yang baik.

Verifikasi sejati akan pencabutan sanksi, jaminan kepentingan ekonomi, penjualan bebas dan tanpa kendala minyak serta produk strategis lain, pengembailan hasil penjualannya (dalam bentuk valuta asing/dolar) adalah tuntutan sah dan terpenting Iran. (MF)