Rekor Baru Perdagangan Nonmigas Iran di Tengah Sanksi
(last modified Mon, 28 Mar 2022 09:36:16 GMT )
Mar 28, 2022 16:36 Asia/Jakarta

Kepala Administrasi Kepabeanan Republik Islam Iran (IRICA), Alireza Moghadasi mengatakan, perdagangan luar negeri nonmigas Iran di tahun 1400 HS (2021-2022) mencatat rekor 100 miliar dolar, dan naik 38 persen di bading waktu serupa tahun lalu.

Angka tersebut didapat dari pertukaran 162 ton barang antara Republik Islam Iran dan negara-negara dunia.

Alireza Moghadasi, ketua IRICA terkait ekspor negara ini di tahun 1400 HS menambahkan, sekitar 122 juta ton produk Iran senilai 48 miliar dolar diekspor ke berbagai penjuru dunia, dan angka ini naik 14 miliar dolar di banding tahun sebelumnya dan menunjukkan pertumbuhan 41 persen.

Pertumbuhan perdagangan nonmigas Iran terjadi ketika selama beberapa tahun terakhir, Amerika Serikat dengan menjatuhkan sanksi maksimum telah menciptakan kendala besar di sektor perdagangan asing Iran, tapi Republik Islam Iran dengan mengandalkan kapasitas dalam negeri dan posisi geoolitiknya di kawasan, berusaha menghapus dampak sanksi dan mencabut kendala yang menghalangi kemajuan ekonomi.

Rahbar Ayatullah Khamenei

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei di pesan tahun baru Nowruz 1400 HS, kepada rakyat Iran menekankan, rekomendasi kami kepada pejabat negara –baik pejabat yang masih aktif, atau mereka yang nantinya berkuasa- adalah jangan mengaitkan isu ekonomi nasional dengan pencabutan sanksi...Asumsikan bahwa sanksi tetap ada; Susunlah program ekonomi negara berdasarkan sanksi yang masih ada dan ini sesuatu yang mungkin; Jangan menunggu sanksi dicabut.

Sekaitan dengan ini, pemerintah Iran ke-13 sejak memulai kinerjanya pada 3 Agustus 2021, dalam koridor kepentingan nasional, mengejar pendekatan bertetangga dan multi ekonomi, sehingga dengan pendekatan keseimbangan dapat menjinakkan dampak sanksi dan memperluas kerja sama ekonomi dan perdagangan Iran khususnya dengan negara-negara tetangga dan Asia.

Setelah kunjungan Presiden Ebrahim Raisi ke Tajikistan, Turkmenistan, Rusia dan Qatar serta interaksi yang muncul antara negara-negara tetangga, ekspor non-migas Iran juga meningkat dan mayoritasnya terealisasi melalui pengembangan interaksi antara negara-negara tetangga. Misalnya, perdagangan Iran dengan 15 negara tetangga selama 11 bulan di tahun 1400 HS mencapai 46,2 miliar dolar, sementara di waktu serupa tahun 1399 HS, angka ini mencapai 32,4 miliar dolar. Dengan demikian statistik ini menunjukkan peningkatan 14 miliar dolar.

Sementara di kondisi sanksi dan kendala yang diciptakan musuh di transaksi finansial, 73 persen dari devisa asing dari ekspor, dengan berbagai metode berhasil dikembalikan ke Iran. Menteri Perminyakan Iran, Javad Owji juga mengkonfirmasi rekor tertinggi pendapatan dan ekspor industri minyak selama masa sanksi.

Selain itu, selama beberapa bulan terakhir, enam pusat perdagangan Iran telah dibuka di negara-negara seperti Turki, Armenia, Uni Emirat Arab (UEA), Pakistan, Suriah dan Cina. Sementara program pembukaan pusat perdagangan Iran di sejumlah negara lain juga tengah disusun.

Alireza Payman-Pak, deputi Kementerian Perindustrian dan Kepala Organisasi Promosi Perdagangan Iran (TPOI) seraya mengisyaratkan urgensi pengembangan ekspor ke negara-negara tetangga dan saling melengkapi ekonomi dan perdagangan nasional dengan banyak negara tetangga serta peluang dan keuntungannya mengatakan, "Pendekatan pemerintah ke-13 adalah memperluas perdagangan dengan negara-negara tetangga dan menjalin perjanjian perdagangan di kawasan, serta perjanjian perdagangan bebas dengan Eurosia termasuk terus dikejar pemerintah dengan serius dan ketat."

Ekspor nonmigas

Wajar jika salah satu tujuan utama represi maksimum pemerintah Donald Trump, mantan presiden Amerika yang juga dilanjutkan oleh pemerintah Joe Biden adalah memaksa Iran menyerah dengan metode melemahkan ekonomi negara ini. Tapi pertumbuhan perdagangan luar negeri dan peningkatan ekspor minyak dan nonminyak Iran menunjukkan kegagalan represi ini dan keberhasilan Tehran menjinakkan dampak sanksi.

Majalah The New Yorker beberapa waktu lalu mengutip seorang staf Kemenlu Amerika menulis, "Opsi seperti sanksi telah usang. Sanksi, jelas tidak membawa hasil yang kita semua inginkan." (MF)

 

Tags