Jul 21, 2022 10:13 Asia/Jakarta

Putaran ketujuh konferensi tingkat tinggi Proses Astana diselenggarakan hari Selasa (19/07/2022) di Tehran dengan kehadiran Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi.

Apa yang disebut pertemuan "Proses Astana" adalah pertemuan yang diinisasi Rusia dan Iran mengenai Suriah, dengan dukungan Turki.

Perwakilan dari ketiga negara ini, bersama dengan perwakilan Suriah dan oposisi pemerintah negara ini, telah duduk mengelilingi meja perundingan sebanyak 18 kali dan presiden dari ketiga negara tersebut telah duduk mengelilingi meja perundingan sebanyak 6 kali sebelum pertemuan di Tehran.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi

Sejauh ini, hasil dari negosiasi tersebut adalah pembentukan zona de-eskalasi di Suriah, penyediaan sarana bagi kembalinya sejumlah pengungsi Suriah ke negara itu, dan pengiriman bantuan kemanusiaan kepada masyarakat di daerah konflik.

Penyusunan UUD Suriah juga sedang diupayakan dalam pertemuan Proses Astana.

KTT Proses Astana putaran ke-7 yang dihadiri tiga kepala negara diselenggarakan oleh Tehran dalam situasi di mana terakhir kalinya pertemuan ini dihadiri presiden Iran, Rusia dan Tehran diselenggarakan hampir dua tahun lalu.

Di sisi lain, pertemuan puncak ke-7 diadakan sementara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengancam akan meluncurkan serangan baru terhadap milisi Kurdi di Suriah utara, yang ditentang oleh Iran dan Rusia.

Iran sebelumnya memperingatkan tentang operasi militer Turki di Suriah dan mengatakan bahwa tindakan seperti itu akan "mengguncang kawasan".

Pemimpin Besar Revolusi Islam juga mengatakan pada hari Selasa (19/7) dalam pertemuannya dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan, menekankan upaya mempertahankan kedaulatan Suriah.

Menurut Ayatullah Khamenei, "Serangan militer di Suriah utara jelas merugikan Suriah, juga merugikan Turki dan merugikan kawasan, dan langkah politik yang diharapkan oleh pemerintah Suriah juga tidak akan terwujud."

Putaran ketujuh konferensi tingkat tinggi Proses Astana diselenggarakan hari Selasa (19/07/2022) di Tehran dengan kehadiran Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi.

Dalam pernyataan akhir KTT Tehran, ditekankan pada koordinasi yang lebih besar dari tiga negara Iran, Rusia dan Turki dalam menghormati dan menjaga kedaulatan Suriah.

Pada saat yang sama, membantu kembalinya pengungsi Suriah, melanjutkan perang melawan terorisme, menentang otonomi ilegal serta penjarahan sumber daya Suriah ditekankan dalam pernyataan akhir oleh para pemimpin tiga negara pada KTT Tehran.

Isu lain adalah bahwa meskipun pertemuan tripartit Tehran diselenggarakan dengan fokus pada krisis Suriah sebagai kelanjutan dari Proses Astana, tetapi kunjungan Vladimir Putin dan Recep Tayyip Erdogan ke Tehran tidak terbatas pada masalah Suriah.

Dari sisi waktu, KTT Tehran ini membayangi perjalanan Biden dan mendorongnya ke pinggir.

Selain itu, Republik Islam Iran memberi tahu Presiden Turki tentang penentangannya terhadap setiap perubahan geopolitik perbatasan, terutama di poros Armenia.

Alasan lain pentingnya KTT Tehran adalah bahwa Republik Islam Iran mengirim pesan "kerja sama dan interaksi" ke negara-negara kawasan melalui pertemuan ini.

Dalam hal ini, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian menulis dalam sebuah tweet yang merupakan semacam tanggapan terhadap pernyataan para pejabat Arab pada pertemuan Jeddah untuk melakukan interaksi diplomatik dengan Republik Islam Iran.

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian

Amir-Abdollahian menulis, "Iran menggenggam erat tangan yang dijulurkan kepadanya dan dalam memberikan prioritas kepada negara-negara tetangga dalam kebijakan luar negerinya, Iran mengarah pada penguatan hubungan dengan negara-negara tetangga."

Penandatanganan 8 perjanjian kerja sama antara Iran dan Turki juga merupakan tindakan praktis Ankara dan Tehran untuk mempromosikan kerja sama bilateral.(sl)

Tags