Kebijakan Luar Negeri Pemerintah Raisi; Seimbang, Dinamis dan Cerdas
Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran menekankan bahwa kebijakan luar negeri pemerintah Raisi didasarkan pada kebijakan luar negeri yang seimbang, diplomasi yang dinamis dan interaksi yang cerdas.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengatakan pada Kamis (21/07/2022) malam bahwa prioritas utama kebijakan luar negeri pemerintah Iran adalah untuk bekerja sama dan berinteraksi dengan negara-negara tetangga sebanyak mungkin, seraya menambahkan bahwa Asia, sebagai fenomena baru abad ini, memiliki banyak kapasitas, beberapa di antaranya termasuk tetangga Iran.
Pemerintah Iran ke-13, sejak pelantikannya pada 12 Mordad 1400 HS (3 Agustus 2021), telah menunjukkan bahwa ia percaya pada keseimbangan dalam kebijakan luar negeri, dan bahwa pengembangan kerja sama dengan tetangganya, negara-negara Muslim, dan negara-negara selaras adalah prioritas program luar negerinya.
Gagasan penyeimbangan politik luar negeri di pemerintahan Raisi, sambil memperhatikan dan menekankan hubungan dengan kekuatan Timur dan Barat, berusaha untuk meniadakan Barat murni dalam hubungan luar negeri.
Sebelumnya, Sayid Ebrahim Raisi dalam upacara pelantikan presiden di Parlemen Iran, mengacu pada transformasi dunia saat ini, menekankan bahwa mengamankan kepentingan negara tergantung pada pemahaman dunia baru dan interaksi strategis dengan kekuatan yang baru muncul dan politik luar negeri yang berhasil dan seimbang.
Kebijakan yang memperhatikan negara-negara kawasan, melihat ke Timur, partisipasi dalam organisasi dan lembaga regional dan trans-regional seperti Perjanjian Shanghai, Organisasi Kerja Sama Ekonomi (ECO) dan pengembangan hubungan dengan anggota BRICS adalah beberapa contoh penyeimbang kebijakan luar negeri Iran, yang dikejar oleh pemerintah Raisi.
Iran memiliki 7 negara tetangga perbatasan dan 8 tetangga pesisir, yang telah memberikan banyak peluang bagi diplomasi, ekonomi, dan budaya Iran. Budaya Iran kurang lebih masih terlihat di banyak negara tetangga.
Adanya kapasitas yang luas dan juga kemudahan hubungan dengan negara-negara tersebut di berbagai bidang ekonomi dan komersial telah menyebabkan pemerintah Iran ke-13 memiliki pandangan khusus terhadap negara-negara tetangga dalam multilateralisme ekonomi.
Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran menekankan bahwa kebijakan luar negeri pemerintah Raisi didasarkan pada kebijakan luar negeri yang seimbang, diplomasi yang dinamis dan interaksi yang cerdas.
Perdagangan non-minyak Iran musim semi ini (1401 HS) dengan 15 negara tetangga mencapai 12 miliar 364 juta dolar, yang telah mengalami pertumbuhan 18 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pendekatan lain dari diplomasi ekonomi pemerintah Raisi adalah menjalin kemitraan strategis dengan kekuatan Cina dan Rusia.
Mengejar implementasi dokumen kerja sama strategis 25 tahun dengan Cina adalah salah satu tindakan terpenting pemerintah ke-13 di awal masa jabatannya, yang dimulai dengan kunjungan 14 Januari Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian ke Beijing.
Sabuk transit yang diinginkan Cina melewati jalan raya Iran, dan ini adalah masalah yang tidak dapat disangkal dalam rencana strategis Beijing.
Hubungan strategis Republik Islam Iran dengan Rusia dapat dievaluasi sejalan dengan kemitraan strategis.
Iran dan Rusia memiliki pandangan yang sama mengenai sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat terhadap mereka, perjanjian nuklir Iran dan penentangan terhadap unilateralisme, yang membuka jalan bagi kerja sama antara kedua negara.
Presiden Republik Iran dan Rusia telah bertemu tiga kali dalam 6 bulan terakhir di Moskow, Ashgabat dan Tehran, yang menunjukkan upaya serius kedua belah pihak untuk memperkuat hubungan di semua bidang politik, ekonomi, dan keamanan.
Selain memperluas kerja sama dengan Rusia di bidang minyak dan gas, pemerintah ke-13 Iran bermaksud untuk meningkatkan transit negara itu menjadi 20 juta ton dan pendapatannya menjadi 20 miliar dolar pada akhir tahun ini dengan menarik 10 juta ton kargo Rusia dan transitnya.
Koridor lain yang akan segera diaktifkan di Iran adalah koridor yang membentang dari Kazakhstan-Turkmenistan-Iran ke Turki dan Eropa. Poros yang berarah timur-barat ini sangat penting bagi perpindahan barang dari Cina ke Eropa.
Jelas bahwa efek dari kebijakan luar negeri yang seimbang dan aktif dari pemerintahan Raisi di bidang ekonomi, komersial, politik, perbankan dan transit secara bertahap menjadi jelas, dan menurut Seyed Reza Sadr al-Hosseini, pakar masalah internasional, langkah-langkah pemerintah ke-13 Iran selain menghasilkan pendapatan devisa, menghadirkan Iran sebagai pusat transit kawasan, yang selain meningkatkan kekuatan ekonomi, juga efektif dalam meningkatkan kekuatan diplomatik negara.(sl)