Partisipasi Ilmuwan Iran di Proyek Teleskop Radio Terbesar Dunia
Sebuah tim yang terdiri dari para peneliti dari Astronomy Research Institute of Iran's Fundamental Sciences Research Institute bersama dengan sekelompok ilmuwan dari berbagai negara berpartisipasi dalam proyek pembangunan "Teleskop Radio Terbesar di Dunia". Teleskop yang konon memiliki resolusi 100 kali lebih baik dari teleskop luar angkasa James Webb.
Dr. Fatemeh S. Tabatabaei staf ilmiah Lembaga Penelitian Astronomi Lembaga Penelitian Berbasis Ilmu Pengetahuan serta anggota Kelompok Kerja Observatorium Internasional (SKA), peneliti dan direktur salah satu kelompok kerja ilmiah internasional untuk konstruksi teleskop radio terbesar di dunia yang baru-baru ini di penelitian kelompok menelitik kemampuan observatorium ini dalam deteksi dan studi galaksi spiral normal di masa awal kosmik.
Dr. Tabatabaei mengatakan, "Pentingnya penelitian ini adalah, untuk pertama kalinya, telah mensimulasikan galaksi-galaksi saat ini di masa awal alam semesta dalam panjang gelombang radio, dan pada saat yang sama, telah memberikan saran tentang persyaratan dan prasyarat teleskop (SKA) untuk mendeteksi sinyal tersebut."
Observatorium atau Square Kilometer Array (SKA) sebuah proyek teleskok radio antarpemerintah yang direncanakan dibangun di Australia dan Afrika Selatan, serta luasnya mencapai satu kilometer persegi. SKA internasional ini termasuk salah satu instalasi terbsar internasional abad 21 dan melalui teknologinya mampu mengumpulkan dan mencatat data serta informasi galaksi dengan kekecepatan lebih dari 10 ribu kali dan dengan sensitivitas lebih dari 50 ribu kali dari teleskop radio saat ini.
Partisipasi ilmuwan Iran di pengembangan dan pembangunan teleskop radio terbesar dunia menunjukkan kemampuan ilmiah Republik Islam Iran di berbagai bidang ilmiah dan riset. Sejatinya Iran selama empat abad setelah kemenangan Revolusi Islam dan pembentukan pemeritnah Republik Islam, mampu mengambil langkah panjang di bidang pengembangan ilmiah dan universitas.
Kemajuan Republik Islam Iran selama 44 tahun setelah kemenangan Revolusi Islam bahkan diakui oleh musuh dan mereka tidak dapat mengingkarinya. Kemajuan ilmiah dan capaian Iran terhadap sejumlah teknologi maju sangat menakjubkan di mana Barat khususnya Amerika Serikat sangat khawatir dan mendorongnya meningkatkan tekanan, sabotase dan sanksi dengan berbagai dalih termasuk dengan dalih nuklir.
Peningkatan level ilmiah masyarakat, peningkatan melek huruf, pertumbuhan pusat-pusat ilmiah sekolah dan universitas, pertumbuhan jumlah mahasiswa di berbagai cabang keilmuan, peringkat teratas Iran dalam jumlah artikel dan referensi ilmiah, paten dan keunggulan dalam teknologi nano, nuklir, luar angkasa, dan sel punca adalah salah satu pencapaian ilmiah dan teknologi terpenting Republik Islam Iran.
Juga, peningkatan yang signifikan dalam jumlah universitas dapat dianggap sebagai ukuran lain dari pertumbuhan ilmiah di Iran. Jumlah universitas di Iran, yang sekitar 15 sebelum revolusi, telah mencapai lebih dari 2.640 hari ini. Pertumbuhan kuantitatif mahasiswa negeri ini merupakan indikator lain dari perkembangan ilmu pengetahuan di tahun-tahun setelah Revolusi Islam. Sementara jumlah mahasiswa di universitas-universitas di Iran sebelum revolusi tidak melebihi 155.000, saat ini lebih dari 4.200.000 mahasiswa belajar di Iran.
Mokhber Dezfouli, mantan sekretaris Dewan Revolusi Kebudayaan Iran mengatakan, "Jumlah peneliti, jumlah investasi negara dalam penelitian, jumlah artikel ilmiah dalam negeri, dan jumlah paten sebagai faktor efektif dalam penelitian telah tumbuh secara signifikan, dan di arena domestik dan asing, kita melihat kecemerlangan ilmuwan Iran , khususnya di olimpiade dunia." (MF)