Rahbar: Salah Besar Berpikir dapat Mencerabut Pohon Kokoh Republik Islam
(last modified Fri, 14 Oct 2022 11:17:35 GMT )
Okt 14, 2022 18:17 Asia/Jakarta
  • Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran
    Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran

Pemimpin Besar Revolusi Islam menyatakan bahwa sistem Republik Islam tidak menyerah di depan kekuatan dan menekankan, Sistem Republik Islam kini telah menjadi pohon kokoh yang bahkan membayangkan mencerabutnya saja tidak bisa.

Menurut laporan situs pusat informasi Kantor Pemimpin Besar Revolusi, bertepatan dengan tanggal 17 Rabiul Awal, peringatan kelahiran Nabi Muhammad Saw dan Imam Shadiq as, Ayatullah Khamenei melakukan pertemuan dengan para pejabat negara dan tamu asing yang berpartisipasi dalam Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-36.

Dalam pertemuan ini, Ayatullah Khamenei dalam pidatonya menyampaikan pertanyaan, "Apakah mungkin persatuan Muslim dan memiliki posisi tinggi di dunia yang sedang mengalami perubahan?"

Rahbar mengatakan, "Ya, persatuan antara bangsa-bangsa Islam adalah mungkin, tetapi membutuhkan usaha dan tindakan dan berdiri menghadapi segala tekanan dan kesulitan."

Pemimpin besar Revolusi Islam menekankan bahwa dalam konteks ini, harapan terbesar terletak pada karakter dunia Islam serta pemuda yang tercerahkan dan peran mereka dalam membimbing opini publik.

Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran

"Contoh kemungkinan terealisasinya pengaruh adalah Republik Islam Iran, yang merupakan bibit kecil di bawah bimbingan Imam Khomeini ra berdiri melawan dua negara adidaya saat itu dan pohon muda itu sekarang telah berubah menjadi pohon kokoh, di mana salah besar bagi siapa pun yang berpikir untuk mencerabutnya," tambah Rahbar.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut normalisasi hubungan beberapa negara Islam dengan rezim Zionis sebagai salah satu pengkhianatan terbesar.

Menurutnya, Beberapa mungkin mengatakan bahwa realisasi persatuan tidak mungkin dalam situasi saat ini dengan kehadiran beberapa kepala negara-negara Islam, tetapi para intelektual, ulama, orang bijak dan elit dunia Islam dapat membuat suasana berbeda dari kehendak musuh, di mana dalam hal ini akan lebih mudah untuk mencapai persatuan.

Ayatullah Khamenei menyatakan penyesalannya atas kejahatan Daesh (ISIS) di Irak, Suriah dan terutama pembunuhan siswa di Afghanistan.

"Ada ekstremis di sisi Syiah dan Sunni yang tidak ada hubungannya dengan Syiah dan Sunni, dan para ekstremis ini tidak boleh menjadi dasar untuk menuduh prinsip-prinsip mazhab, dan mereka yang atas nama mendukung satu agama, memprovokasi perasaan pihak lain, harus ditangani dengan serius," jelas Ayatullah Khamenei.

Rahbar menilai meningkatnya kesulitan, tekanan dan pembunuhan di Palestina dan bagian lain dari dunia Islam sebagai hasil dari "perpecahan Umat Islam".

Merujuk pada banyak kesamaan umat Islam, Rahbar mengatakan, Republik Islam Iran telah begitu jauh menggunakan segala dayanya untuk mencapai realisasi praktis persatuan Islam, di mana salah satu contoh nyata adalah dukungan menyeluruh untuk saudara-saudara Sunni di Palestina, yang akan terus berlanjut setelah ini dengan sekuat tenaga.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menekankan bahwa front perlawanan yang dibentuk di dunia Islam didukung oleh Republik Islam.

"Kami percaya pada rahmat dan pertolongan Allah dan harapan untuk realisasi praktis dari harapan besar persatuan Islam," pungkas Ayatullah Khamenei.(sl)