Mencermati Tindakan Tidak Terukur Parlemen Swedia
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran menilai langkah yang diambil Parlemen Swedia terhadap Korps Garda Revolusi Islam dipengaruhi oleh anasir teroris dan mereka yang ditolak oleh bangsa Iran serta bertentangan dengan standar dan prinsip-prinsip hukum internasional yang diterima.
Pada hari Rabu (10/05/2023), parlemen Swedia, dengan menyetujui sebuah rancangan, meminta pemerintah negara itu untuk memasukkan nama IRGC ke dalam daftar yang disebut organisasi teroris Uni Eropa.
Nasser Kanani, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, pada hari Kamis (11/5) menyatakan, Korps Garda Revolusi Islam adalah lembaga negara yang dibentuk dari tubuh bangsa Iran, memiliki identitas resmi dan hukum yang bersumber dari Konstitusi Iran. Bersama dengan unsur-sunsur angkatan bersenjata lainnya, IRGC bertanggung jawab untuk menjaga keamanan nasional dan perbatasan negara.
Tindakan anti-Iran Parlemen Swedia telah dilakukan pada saat Parlemen Eropa sebelumnya berada di bawah pengaruh para penentang Republik Islam dan juga mengikuti kebijakan anti-Iran Amerika Serikat, pada 19 Januari dengan menyetujui sebuah rancangan yang menuntut nama Korps Garda Revolusi Islam Iran dimasukkan dalam apa yang disebut daftar “teroris” Uni Eropa.
Tentu saja, setelah otoritas Republik Islam Iran memperingatkan tentang konsekuensi dari tindakan tersebut, Uni Eropa menolak untuk memasukkan nama IRGC ke dalam apa yang disebut daftar “teroris”, meskipun ada sanksi baru terhadap beberapa anggota IRGC.
Negara-negara Eropa, termasuk Inggris, Prancis dan Jerman, serta Uni Eropa, telah beberapa kali memberikan sanksi kepada para komandan militer Iran sejak musim gugur tahun lalu dengan tujuan mengobarkan kerusuhan dan kekacauan di Iran.
Namun terlepas dari semua tindakan ini dan konspirasi lainnya, dengan kewaspadaan bangsa dan upaya angkatan bersenjata, termasuk IRGC, perdamaian dan keamanan telah kembali ke berbagai kota di Iran.
Pada faktanya, Korps Garda Revolusi Islam telah memainkan peran penting dalam membangun keamanan di dalam negeri maupun di kawasan Asia Barat karena perjuangannya yang serius melawan kelompok-kelompok teroris di dalam dan luar negeri, mulai dari Kelompok Teroris Munafikin (MKO) hingga kelompok teroris Daesh.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran menilai langkah yang diambil Parlemen Swedia terhadap Korps Garda Revolusi Islam dipengaruhi oleh anasir teroris dan mereka yang ditolak oleh bangsa Iran serta bertentangan dengan standar dan prinsip-prinsip hukum internasional yang diterima.
Peran dan perjuangan IRGC di jalan memerangi kelompok-kelompok teroris juga tidak sederhana yang dibayangkan dan bahkan memakan korban seperti Syahid Haj Qassem Soleimani dan syuhada perlawanan lainnya.
Oleh karena itu, jika tidak ada upaya Korps Garda Revolusi Islam di kawasan, sekarang ketidakamanan dan peningkatan aktivitas teroris juga akan mempengaruhi negara-negara Eropa.
Poin penting lainnya tentang langkah anti-Iran dari Parlemen Swedia adalah bahwa tindakan ini merupakan contoh campur tangan dalam urusan dalam negeri negara lain dan juga bertentangan dengan hukum internasional.
IRGC adalah bagian resmi dari Angkatan Bersenjata Republik Islam dan sanksi apa pun terhadapnya dianggap ilegal dan bertentangan dengan hukum internasional.
Dalam paragraf 7 Pasal 2 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, disebutkan bahwa “Tidak ada satu pun ketentuan yang termuat dalam Piagam ini yang memberi wewenang kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk ikut campur dalam hal-hal yang secara inheren berada dalam yurisdiksi internal negara mana pun…”
Jelas melihat kinerja IRGC dalam empat dasawarsa terakhir, khususnya pada era Pertahanan Suci, menetralisasi konspirasi dan memadamkan api fitnah kelompok teroris di dalam dan luar negeri, serta berbagai kemajuan dalam produksi senjata ultra-modern, semuanya menunjukkan fakta bahwa tindakan negara-negara Barat terhadap IRGC tidak pernah mampu mencegah terciptanya keamanan dan semakin suksesnya institusi kebanggaan Iran ini.
Untuk alasan ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran juga menyarankan pemerintah Swedia untuk menggunakan pandangan jauh ke depan dan bijaksana demi menghindari jatuh ke dalam perangkap yang telah disiapkan bagi hubungan kedua negara dan dengan memikirkan konsekuensi dari aksi yang tidak terukur itu, kepentingan nasional Swedia dan hubungan jangka panjang antara kedua negara tidak dikorbankan untuk kepentingan teroris dan rezim apartheid Zionis dan musuh bangsa Iran.(sl)