Jul 05, 2023 22:20 Asia/Jakarta
  • Menlu RII Hossein Amirabdollahian (kanan) dan Presiden Republik Azerbaijan Ilham Aliyef.
    Menlu RII Hossein Amirabdollahian (kanan) dan Presiden Republik Azerbaijan Ilham Aliyef.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Islam Iran Hossein Amirabdollahian melakukan lawatan ke Republik Azerbaijan untuk berpartisipasi dalam pertemuan para menlu negara-negara Gerakan Non-Blok (GNB/NAM).

Pertemuan menlu negara-negara anggota GNB mengusung tema "GNB: Bersatu dan Teguh dalam Menghadapi Tantangan yang Muncul". Pertemuan ini berlangsung pada hari Rabu-Kamis (5-6/7/2023) di Baku, ibu kota Azerbaijan.

Selain berpartisipai dalam pertemuan GNB, Amirabdollahian dijadwalkan bertemu dan berdialog dengan beberapa mitranya dari berbagai negara, termasuk dari Azerbaijan untuk membicarakan isu-isu penting yang diminati.

Pertemuan antara Menlu Iran dan Azerbaijan ini bisa dibilang penting mengingat beberapa permasalahan yang ada dalam hubungan kedua negara saat ini.

Menlu Azerbaijan Jeyhun Bayramov dalam percakapan telepon dengan Amirabdollahian pada 25 Juni 2023 menekankan hubungan langsung antara Azerbaijan dan Iran di berbagai bidang.

Dia menyatakan harapan untuk perluasan hubungan lebih lanjut dan penyelesaian beberapa masalah yang tersisa dalam waktu dekat.

Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah Azerbaijan mengambil tindakan non-konstruktif terhadap Iran, dan bahkan baru-baru ini memperingatkan warganya untuk hati-hati jika melakukan perjalanan ke Iran. Kebijakan ini tentunya mengecewakan Iran yang selalu membantung hubungan baik dengan tetangganya.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Azerbaijan menyinggung serangan bersenjata terhadap Kedutaan Besar (Kedubes) negara ini di Tehran pada bulan Januari yang dilakukan pelaku dengan motivasi pribadi, dan menyebut serangan ini sebagai tindakan terorisme.

Kemlu Azerbaijan juga menyinggung penutupan Kedubesnya di Tehran dan memperingatkan warganya untuk berhati-hati jika ingin mengunjungi Iran.

Juru bicara Kemenlu Iran Nasser Kanaani segera merespon pernyataan Kemlu Azerbaijan. Dia mengatakan, Kemlu Azerbaijan mengeluarkan peringatan terhadap warganya yang ingin berkunjung ke Iran?! Ini adalah kebijakan yang sama yang baru-baru ini diambil oleh pemimpin rezim ilegal Zionis, pembunuh anak-anak dan penjajah, selama kunjungannya ke Baku.

Duta Besar Azerbaijan untuk Amerika Serikat (AS) Khazar Ebrahim dalam wawancara dengan sebuah media Yahudi-Amerika, menganggap hubungan bilateral dan trilateral antara Baku, Washington dan Tel Aviv sebagai hubungan yang mendalam, luas dan strategis.

Khazar Ebrahim mengklaim bahwa hubungan Azerbaijan, AS dan Israel tidak dirancang dan dimaksudkan untuk mengancam negara mana pun.

Tindakan dan pernyataan pejabat-pejabat Azerbaijan mengenai Iran baru-baru ini dapat ditafsirkan sebagai kurangnya keseriusan Baku untuk meningkatkan hubungan dengan Tehran.

Kebijakan dan pernyataan pejabat-pejabat Baku, alih-alih akan memperbaiki hubungan antara Iran dan Azerbaijan, namun justru akan meningkatkan daftar perselisihan antar kedua negara. Ini semua disebabkan provokasi pihak-pihak asing, terutama provokasi rezim Zionis Israel terhadap Azerbaijan.  

Jelas bahwa Iran, dalam kerangka kebijakan yang berprinsip dan rasional, sangat mementingkan perluasan kerja sama dengan negara-negara tetangga, termasuk Azerbaijan.

Atas dasar di atas, Iran melanjutkan interaksi politik dan keamanan dengan tujuan membangun perdamaian yang langgeng dan juga mengembangkan hubungan ekonomi dengan negara-negara tetanggannya.

Meski demikian, Iran selalu menekankan bahwa setiap kehadiran pihak asing, termasuk rezim Zionis di kawasan ini, akan menjadi ancaman bagi perdamaian dan stabilitas keamanan.

Mantan Duta Besar Iran untuk Azerbaijan Mohsen Pak-Ayeen mengatakan, salah satu faktor yang selalu berusaha menghancurkan hubungan antara Tehran dan Baku, dan orang-orang Azeri sendiri tahu dan menyadarinya, adalah rezim Zionis.

Dia menambahkan, hubungan dekat yang baru-baru ini disbangun Israel dengan Azerbaijan tidak hanya untuk anti-Iran, tetapi juga menarget dunia Islam dan cita-cita Palestina.

Jelas bahwa faktor-faktor penghubung seperti kesamaan lingkungan dan ketetanggaan, agama dan sejarah, dan kepentingan ekonomi dan keamanan bersama, mewajibkan Iran dan Azerbaijan, sebagai dua negara tetangga, untuk memiliki kerja sama dan koordinasi yang erat dalam hubungan bilateral dan regional mereka.

Atas dasar tersebut, Iran ingin mengambil langkah-langkah nyata dengan tujuan mengurangi ketegangan dan menjaga kerangka hubungan yang bersahabat antara kedua negara serta mengembalikan proses hubungan ke jalur yang alami, bersahabat dan konstruktif, berdasarkan kerja sama bersama.

Kunjungan Menlu Iran ke Baku dan pertemuan dengan para pejabat Azerbaijan, serta partisipasi dalam pertemuan GNB juga dapat dievaluasi dalam konteks tersebut. (RA)

Tags