Inilah Isi Pertemuan Rahbar dengan Komandan IRGC
Anggota-anggota Majelis Tinggi Komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) ke-24 bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei di Huseiniyah Imam Khomeini ra, Kamis (17/8/2023) pagi.
Dalam pertemuan rutin setiap tahun sejak sebelum pandemi Virus Corona ini, Ayatullah Khamenei menilai kelahiran, perkembangan, pertumbuhan, kemampuan mengatasi krisis, dan kinerja IRGC (Pasdaran) dari sisi militer, sosial, pelayanan dan pembangunan, sebagai luar biasa dan membanggakan.
Menurut Pemimpin Besar Revolusi Islam, IRGC merupakan organisasi anti-teroris terbesar di seluruh dunia yang banyak angkatan bersenjata besar dunia tidak mampu melakukan apa yang dilakukan organisasi ini.
"IRGC sekarang telah berubah menjadi sebuah pusat yang besar, dan sepenuhnya dipersenjatai lengkap, serta merupakan organisasi anti-teroris terbesar di dunia yang banyak militer besar dunia tidak mampu melakukan peran seperti yang dilakukan organisasi ini," kata Ayatullah Khamenei ketika menyinggung pertumbuhan berkelanjutan dan kekuatan internal IRGC.
Sejak Imam Khomeini ra mengeluarkan dekrit pendirian IRGC pada tanggal 2 Ordibehesht 1379 (April 1979), organisasi rakyat ini selalu berada di garis depan untuk membela revolusi, negara dan rakyat, serta memiliki rekam jejak yang cemerlang di bidang ini.
Melihat kinerja IRGC selama periode perang Pertahanan Suci, penggagalan konspirasi dan pemadaman fitnah dan hasutan buta dari musuh, serta kinerja IRGC dalam pengembangan, produksi dan perancangan serta pembuatan persenjataan yang sangat modern, termasuk di bidang rudal dan kedirgantaraan, semuanya menunjukkan keberhasilan yang semakin meningkat dari lembaga yang membanggakan ini. Kinerja IRGC, kemampuan dan kemajuan yang diraihnya telah menimbulkan kemarahan musuh, sehingga mereka menerapkan tekanan dan sanksi terhadap organisasi revolusioner ini.
Selama perang yang dipaksakan oleh rezim Saddam selama delapan tahun terhadap Iran, yang dimulai dengan tujuan menghancurkan Revolusi Islam dan membagi wilayah Iran, IRGC menunjukkan kompetensi dan kemampuannya yang sebenarnya. Mereka memainkan peran penting dalam memukul mundur pasukan Irak yang menyerang dan mengalahkan plot-plot musuh.
Setelah perang yang dipaksakan rezim Saddam berakhir, selain tugas utamanya adalah menjaga organisasi Islam negara ini, IRGC juga memasuki bidang pembangunan negara berdasarkan instruksi dari Pemimpin Besar Revolusi Islam.
Atas dasar ini, IRGC memainkan peran yang efektif dalam pengembangan berbagai struktur minyak dan gas, dan mengambil bagian penting dari tanggung jawab pembangunan infrastruktur dan penanganan daerah-daerah tertinggal dalam bentuk pembangunan jalan, jembatan, perumahan, kesehatan, dan penyediaan infrastruktur.
Rahbar telah mengevaluasi dan menekankan kinerja IRGC dalam masalah konstruksi dan urusan infrastruktur. Ayatullah Khamenei menyebut kinerja Pasdaran sebagai dimensi yang terhormat, cemerlang dan unik.
"Pasdaran telah mengerahkan segenap kekuatan dan kemampuan mereka untuk memberikan pelayanan publik, penghapusan kekurangan-kekurangan, bencana alam dan penyebaran virus seperti Virus Corona.
Dalam beberapa tahun terakhir dan bersamaan dengan meningkatnya ancaman musuh di sektor budaya, kehadiran IRGC di bidang ancaman lunak juga meningkat.
Saat ini salah satu bagian IRGC yang paling berpengaruh adalah perwakilan budaya dari organisasi revolusioner ini. Pengaruh ini sedemikian rupa sehingga telah mampu mengambil langkah-langkah yang efektif untuk mengatasi ancaman dan mempromosikan masalah budaya di tingkat masyarakat.
Pada saat yang sama, harus diingat bahwa keberanian dan perjuangan IRGC telah membawa perdamaian dan keamanan tidak hanya di dalam negeri Iran tetapi juga bagi negara-negara Muslim di kawasan.
Dalam beberapa tahun terakhir, IRGC mampu menciptakan koalisi yang kuat dalam perang melawan terorisme di kawasan, khususnya di Suriah.
Para komandan IRGC, termasuk Letnan Jenderal Haji Qassem Soleimani, telah mampu mengalahkan teroris dan membebaskan wilayah-wilayah yang diduduki kelompok-kelompok teroris dengan cara mengaktifkan kapasitas internal dan dukungan terhadap pembentukan organisasi populer seperti Hashd al-Shaabi di Irak dan Pasukan Pertahanan Nasional di Suriah .
Yang pasti adalah bahwa peran IRGC dalam menjaga keamanan negara dan memerangi individu dan kelompok-kelompok teroris tidak dapat dimungkiri, dan pada saat yang sama peningkatan kemampuan militer IRGC telah menciptakan pencegahan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah di kawasan, sehingga musuh sekarang ini tidak bisa, seperti di masa lalu, berpikir tentang agresi militer ke Iran.
Dalam pernyataannya, Rahbar menilai berkurangnya, bahkan berhentinya mengulangi pernyataan "Opsi militer ada di atas meja" sebagai hasil dari kekuatan dan kemampuan pencegahan IRGC. "Semua orang tahu bahwa kalimat ini menjadi sepele, tidak berarti dan tidak berharga," tegasnya.
Ayatullah Khamenei mengatakan, "Kinerja dan daya tarik IRGC, di berbagai arena telah membuat musuh khawatir, dan mereka terpaksa merusak citra IRGC dengan menyebar kebohongan, rumor dan kegaduhan-kegaduhan kosong."
"Sistem pemerintahan Islam, menerima masukan dari setiap negara yang tidak bermaksud menyerang, meski negara itu tidak sejalan dengan Iran, akan tetapi jika ternyata ada tipu daya, dan kebohongan serta terlihat ada kesiapan menikam dari belakang, maka kata-katanya tak akan pernah didengar, dan Iran, akan membalas pelanggaran janji yang dilakukan," jelasnya.
Ayatullah Khamenei menyebut salah satu alasan penting permusuhan terhadap pemerintahan Islam, karena Republik Islam Iran menjadi teladan, pelopor dan pemegang kendali gerakan-gerakan perlawanan di kawasan Asia Barat yang sensitif.
"Jika Republik Islam Iran tidak menjadi teladan, maka musuh-musuh negara ini pasti jumlahnya lebih sedikit," ujar Ayatullah Khamenei.
Rahbar juga membandingkan IRGC dengan pasukan bersenjata lengkap dari tiga negara Arab, yang melawan Rezim Zionis, beberapa tahun sebelum kemenangan Revolusi Islam Iran.
Ia menjelaskan, "Setelah Revolusi Islam Iran, Rezim Zionis berusaha keras untuk mengalahkan Hizbullah Lebanon selama 33 hari, akan tetapi tidak berhasil, dan terpaksa melarikan diri dengan malu."
Ayatullah Khamenei menegaskan, "Hari ini di wilayah Palestina yang diduduki, dan di wilayah Barat Sungai Jordan, para pemuda bergerak sedemikian rupa, dan menyerang, sehingga Rezim Zionis tak mampu berbuat apa pun."
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, menilai faktor utama konspirasi, dan pencipta krisis adalah dinas intelijen Amerika Serikat, CIA, dinas intelijen Rezim Zionis, Mossad dan dinas intelijen Inggris, Mi6.
"Mereka mempekerjakan orang-orang bayaran di dalam dan luar negeri, memanfaatkan anasir-anasir pro-Barat, dan mereka yang tak sadar, akan tetapi pelaku utamanya adalah dinas-dinas intelijen asing," pungkasnya. (RA)