Ribuan Peziarah Arbain Melewati Perbatasan Shalamcheh (2)
Ribuan peziarah Arbain menyeberangi perbatasan Shalamcheh dan masuk ke Irak setiap harinya, terutama setelah waktu Zuhur.
Sebagian peziarah Arbain yang bergerak menuju Karbala memilih untuk melewati perbatasan Shalamcheh dan masuk ke Irak.
Shalamcheh adalah perbatasan di Republik Islam Iran, yang terletak di provinsi Khuzestan di barat daya negara ini, dan merupakan perbatasan bersama dengan Irak.
Meskipun suhu udara di Shalamcheh lebih dari 50 derajat, namun pergerakan peziarah Arbain menuju Karbala semakin meningkat.
Sejak awal bulan Safar, lebih dari 120 ribu peziarah telah melakukan perjalanan melalui perbatasan internasional Shalamcheh.
Tanggal 20 Safar, yang tahun ini jatuh pada hari Rabu, 6 September 2023 diperingati sebagai Hari Arbain Imam Husein as oleh Umat Muslim dan pecinta Ahlul Bait as di seluruh dunia.
Jutaan peziarah dari berbagai daerah di Irak dan negara-negara dunia, terutama dari Republik Islam Iran mengunjungi kota Karbala untuk menghadiri acara Arbain.
Arbain adalah peringatan mengenang 40 hari Kesyahidan Imam Husein as, Cucu tercinta Baginda Nabi Muhammad Saw yang dibantai bersama keluarga dan sahabat-sahabatnya oleh pasukan Yazid di padang Karbala pada tanggal 10 Muharram 61 H.
Peristiwa pembantaian Imam Hussein as, keluarga dan para sahabatnya pada 10 Muharam 61 Hijriah dikenal sebagai Tragedi Asyura.
Meski telah berlalu berabad-abad, namun peristiwa heorik itu tidak pernah berkurang urgensi dan kedudukannya, bahkan semakin berlalu, pesan Asyura justru semakin tersebar luas.
Kebangkitan Imam Hussein as melawan pemerintahan tiran Yazid bertujuan untuk menjaga kelangsungan agama Islam yang terkena erosi kerusakan di berbagai sendi kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu, motivasi perjuangan Imam Husein demi menjaga kesucian Islam dari berbagai penyimpangan yang dilakukan penguasa lalim di masanya.
Imam Husein as bangkit melawan Yazid bin Muawiyah bukan karena menghendaki kekuasaan, tapi karena ketulusannya membela ajaran agama Islam dan mengembalikan umat kakeknya dari berbagai penyimpangan ke arah Islam murni, yaitu Islam Muhammadi Saw. (RA)