Presiden Iran dan Aljazair Bertemu dan Menegaskan Hal Ini
-
Presiden RII Sayid Ebrahim Raisi bertemu mitranya dari Aljazair, Abdelmadjid Tebboune di New York, Selasa (19/9/2023).
Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi bertemu mitranya dari Aljazair, Abdelmadjid Tebboune di sela-sela Sidang ke-78 Majelis Umum PBB di New York, Selasa (19/9/2023).
Sayid Raisi menyinggung kapasitas Iran dan Aljazair yang sangat baik, dan menekankan upaya para pejabat kedua negara untuk meningkatkan level hubungan, khususnya di bidang interaksi perdagangan dan ekonomi.
"Peningkatan hubungan antara Iran dan Aljazair terhenti karena keadaan khusus Virus Corona, yang harus dipulihkan dan diperbaiki dengan upaya pejabat kedua negara," kata Sayid Raisi.
Dia menggambarkan aktivasi komisi gabungan kedua negara efektif dalam memperluas kerja sama antara Iran dan Aljazair.
Presiden Iran mengapresiasi posisi Presiden Aljazair dalam mendukung rakyat Palestina yang tertindas dan mengutuk tindakan rezim Zionis.
Sayid Raisi menyampaikan harapan bahwa perluasan kerja sama kedua negara di bidang politik, ekonomi, dan komersial akan meningkatkan kerja sama regional dan internasional.
Menurut Presiden Iran, tidak ada masalah dalam membina hubungan dengan negara-negara tetangga. Dia menilai campur tangan negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat (AS) sebagai penyebab terganggunya hubungan negara-negara di kawasan.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Aljazair merujuk pada sejarah hubungan baik kedua negara dan menekankan upaya serius untuk menghidupkan kembali dan meningkatkan hubungan Iran dan Aljazair.
Abdelmadjid Tebboune menyatakan bahwa dia mengetahui kapasitas politik, ekonomi, ilmiah dan penelitian Republik Islam Iran, dan menyerukan kerja sama dengan Iran di bidang ini.
"Kami tahu bahwa sanksi telah mengubah Iran menjadi negara yang kuat dan kami siap untuk meningkatkan hubungan kami dengan Iran," tegasnya.
Presiden Aljazair menekankan dukungan negaranya terhadap hak-hak rakyat Palestina dalam pembentukan negara Palestina yang merdeka.
"Penguatan hubungan antara negara-negara Muslim dan kawasan telah meningkatkan kekuatan negara-negara tersebut dalam menghadapi ancaman," ujarnya.
Abdelmadjid Tebboune menyatakan bahwa negara-negara Barat berusaha untuk menyalahgunakan negara-negara di kawasan. Dia menekankan perlunya untuk menghadapi pengaruh dan campur tangan negara-negara Barat.
Menurutnya, menjadi kuat adalah salah satu cara terbaik untuk mencapai tujuan ini. (RA)



