Wiladah Sayidah Fatimah as, Pelantun Syair Ahlul Bait as Bertemu Rahbar (2)
Puluhan pelantun syair-syair Ahlul Bait as bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei.
Pertemuan yang juga dihadiri oleh masyharakat Iran itu berlangsung di Huseiniyah Imam Khomeini ra pada hari Rabu, (3/1/2024) bertepatan dengan wilayah wiladah Sayidah Fatimah Zahra as, Putri Tercinta Rasulullah Saw.
Hari ini, Rabu, 3 Januari 2024 yang bertepatan dengan tanggal 20 Jumadil Tsani 1444 H, adalah tanggal kelahiran Sayidah Fatimah as. Tanggal kelahiran beliau di Republik Islam Iran diperingati sebagai Hari Perempuan dan Hari Ibu.
Pada hari tersebut, warga Iran, terutama para perempuan, remaja dan anak-anak perempuan menghadiri peringatan Hari Ibu dan Hari Perempuan. Mereka membawa hadiah dan saling membagikan bunga.
Para suami juga membagikan hadiah kepada istri dan ibunya. Laki-laki dan perempuan memberikan hadiah kepada ibu-ibu mereka.
Tanggal 20 Jumadil Tsani, Sayidah Fatimah terlahir ke dunia. Beliau dibesarkan dalam bimbingan wahyu dan melewati masa-masa perjuangan menegakkan Islam bersama ayah beliau, Rasulullah Saw.
Pada tahun ke-2 Hijriah, Sayidah Fatimah menikah dengan Sayidina Ali bin Abi Thalib as dan sejak saat itu beliau melakukan tugas sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, yaitu Imam Hasan as, Imam Husain as, dan Sayidah Zainab sa.
Sayidah Fatimah as membesarkan anak-anaknya dengan ajaran iman dan Islam. Dalam kehidupan sosial, beliau juga berperan dalam menyampaikan kebenaran dan teguh membela haknya, bahkan sampai wafatnya, yaitu tak lama setelah wafatnya Rasulullah Saw, beliau masih berjuang menegakkan kebenaran.
Sayidah Fatimah az-Zahra as adalah teladan wanita sedunia. Di antara nasehat beliau adalah, Allah Swt menjadikan keimanan sebagai alat untuk membersihkanmu dari kesyirikan, salat sebagai alat untuk menyucikanmu dari takabur, kepatuhan kepada kami adalah alat untuk mengukuhkan agama, mengakui kepemimpinan kami adalah alat untuk mencegah perpecahan, dan kecintaan kepada kami adalah sumber dari kehormatan Islam.
Ayatullah Khamenei dalam pertemuan dengan para pelantun syair Ahlul Bait as, mengucapkan selamat atas hari lahir Sayidah Fathimah Zahra, dan hari lahir Imam Khomeini, serta mengenang gugurnya Syahid Letjen Qassem Soleimani.
Rahbar menyebut salah satu karakteristik unggul Sayidah Zahra as, adalah "Jihad Pencerahan". Di masa kita, kata Rahbar, orang yang paling terdepan melakukan Jihad Pencerahan adalah Imam Khomeini ra.
"Pekerjaan terbesar dalam rangka Jihad Pencerahan, telah dilakukan Imam Khomeini. Dengan Jihad Pencerahan, tidak dengan perangkat keras atau lunak lainnya, Imam Khomeini membuat musuh tak mampu menyerang, dan harapannya untuk menyerang sirna. Imam Khomeini menggunakan bahasa, dan logika," jelas Rahbar.
Menurut Ayatullah Khamenei, dengan Jihad Pencerahan, Imam Khomeini juga berhasil menggulingkan pemerintahan korup, diktator, despotik dan monarki warisan Shah, lalu mendirikan pemerintahan demokrasi relijius Islam.
"Para pelantun Ahlul Bait dengan mengikuti teladan Sayidah Fathimah Zahra, bisa menjadikan Jihad Pencerahan dengan dua indikator 'kemampuan membangkitkan hati dan menggerakkan', serta 'memberikan arah yang benar dan akurat', sebagai media pencerahan terkait masalah-masalah terkini seperti pemilu," imbuh Rahbar.
Ayatullah Khamenei menilai kekuasaan lunak sebagai kekuasaan yang paling kuat penetrasinya, dan paling efektif. Oleh karena itu Amerika Serikat, dengan semua senjata canggih yang dimilikinya menanamkan investasi besar-besaran pada bidang-bidang seperti media, seni, sastra, dan perfilman.
Rahbar mengatakan, bersandar pada kekuasaan lunak telah menjadi strategi utama Republik Islam Iran, selama 45 tahun terakhir, pada saat yang sama Iran, percaya perlu memiliki persenjataan canggih untuk menghadapi musuh.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran meyakini bahwa kekuasaan keras bersifat sementara, dan segera hilang, hal ini dibuktikan dengan larinya AS, dari Afghanistan, dan kebencian mendalam rakyat Irak, terhadap Gedung Putih.
"Kekuasaan keras tidak mampu mempertahankan, dan menyukseskan kehadiran AS, di dua negara itu, tapi kekuasaan lunak berhasil memosisikan sekelompok masyarakat yang secara lahir minoritas seperti rakyat Palestina, menjadi pusat perhatian global, karena ketertindasan, ketabahan dan perlawanan mereka," paparnya.
Rahbar menuturkan, "Penduduk Jalur Gaza, hari ini bukan saja melawan Rezim Zionis, tapi melawan dunia kekufuran, Thagut, penjajah, dan Amerika Serikat. Saat Presiden AS, terang-terangan mengatakan saya seorang Zionis, itu artinya kekejian dan tujuan-tujuan busuk orang-orang Zionis, juga ada pada dirinya."
Ayatullah Khamenei menganggap salah satu kewajiban para pejuang Jihad Pencerahan adalah mengenal dan menjelaskan masalah-masalah terkini termasuk masalah Gaza, dan musuh-musuhnya.
"Propaganda-propaganda bohong Amerika Serikat, dan para pengikutnya dalam menyerang Islam, dan pemerintahan Islam, harus dilawan," tegas Ayatullah Khamenei.
Rahbar menjelaskan bahwa rakyat Iran, mencintai kemerdekaan, kemajuan dan kemuliaan nasional, serta membenci bualan Amerika Serikat, dan para pengikutnya.
"Alasan mengapa rakyat Iran, setia pada Republik Islam, adalah kecintaan mereka pada nilai-nilai tersebut, jalan ini adalah jalan Tuhan, dan tidak ada kekuatan apa pun yang mampu memaksa rakyat mundur dari gerakan di jalan ini," pungkasnya. (RA)