Kini, Ahli Iran Membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Baru
Bertepatan dengan hari pertama Peringatan Dahe Fajr atau 10 Hari Fajar Kemenangan, atas perintah Presiden dan dengan kehadiran pimpinan Organisasi Energi Atom Iran, dimulai pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir Hormuz Iran di kota Sirik oleh para ilmuwan dan ahli dalam negeri.
Proyek ini akan dilaksanakan sejalan dengan perintah dan rekomendasi Pemimpin Besar Revolusi Islam serta berdasarkan rencana jangka panjang Republik Islam Iran guna meningkatkan jumlah produksi listrik tenaga nuklir hingga 20.000 megawatt.
Dengan selesainya unit-unit pembangkit listrik tenaga nuklir di Sirik, Republik Islam Iran menduduki peringkat pertama di kawasan dalam produksi tenaga nuklir.
Pasokan listrik untuk industri dianggap sebagai salah satu tugas terbesar Kementerian Energi, dan dalam konteks ini, Organisasi Energi Atom Iran (AEOI), sebagai pengawal produksi dan pengembangan tenaga nuklir Iran, telah mengambil bagian dalam implementasi rencana penting ini dan dengan membangun dan mengoperasikan 4 pembangkit listrik tenaga nuklir dengan total kapasitas produksi sekitar 5.000 megawatt dari produksi akhir 20.000 megawatt tenaga nuklir dalam jangka waktu 20 tahun di provinsi Hormozgan dan dekat kota Minab dan kota Sirik.
Saat ini, produksi dan pengembangan tenaga nuklir di dunia menjadi sangat penting karena krisis global yang disebabkan oleh kenaikan harga energi dan ketidakstabilan pasar minyak dan gas.
Hal itu menyebabkan negara-negara bersaing secara luas untuk menyediakan kebutuhan energinya guna mempertahankan keamanan dan sumber daya yang dibutuhkan, sementara cadangan bahan bakar fosil terbatas. Oleh karena itu perlu dicari alternatif penggantinya.
Perubahan iklim juga menyebabkan pemerintah memikirkan cara mengurangi gas rumah kaca dan lebih memperhatikan energi ramah lingkungan. Salah satu energi bersih yang tersedia di alam, tersedia, stabil dan cocok untuk berbagai kondisi cuaca, adalah listrik dari tenaga nuklir.
Sejumlah besar negara telah mengambil arah ini dan saat ini 11% listrik dunia disediakan melalui energi nuklir.
Saat ini, sekitar 100 proyek pembangkit listrik dengan berbagai skala sedang dilaksanakan, direncanakan atau mulai berinvestasi di negara-negara di dunia karena dunia sedang bergerak menuju peningkatan pangsa tenaga nuklir dari 11% menjadi 20%.
Bertepatan dengan hari pertama Peringatan Dahe Fajr atau 10 Hari Fajar Kemenangan, atas perintah Presiden dan dengan kehadiran pimpinan Organisasi Energi Atom Iran, dimulai pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir Hormuz Iran di kota Sirik oleh para ilmuwan dan ahli dalam negeri.
Oleh karena itu, kebutuhan untuk mencapai teknologi nuklir yang damai dalam penyediaan energi dan pembangunan suatu negara merupakan isu yang tidak dapat disangkal. Teknologi nuklir merupakan salah satu teknologi inti dan dasar yang mempunyai kontribusi besar terhadap perkembangan teknologi baru dan berkembangnya industri baru.
Oleh karena itu, dalam dokumen strategis komprehensif industri nuklir Iran, diprediksikan empat sumbu utama, di mana perkembangan penggunaan energi nuklir untuk pembangkit listrik dianggap sebagai salah satu sumbu penting dokumen ini.
Sesuai dengan tugas organisasi dan nasionalnya, Organisasi Energi Atom Iran juga berkewajiban mengambil langkah-langkah dasar untuk mengurangi produksi karbon dan polutan.
Pengembangan energi terbarukan dan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir merupakan tindakan yang perlu, bermanfaat dan menguntungkan bagi negara serta merupakan salah satu prioritas pemerintah Raisi.
Karena pelepasan bahan bakar fosil dapat memberikan banyak pendapatan sekunder bagi negara, selain pengembalian investasi.
Mohammad Eslami, Kepala Organisasi Energi Atom Iran mengatakan tentang pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir baru di Sirik, Proyek ini adalah salah satu tujuan paling penting dan strategis serta bersifat transformatif. Karena teknologi nuklir menciptakan transformasi mendalam dalam industri dan pengetahuan. Kita harus mampu bergerak maju sesuai jadwal dan meningkatkan level kita di dunia.
Pada akhirnya, harus ditunjukkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, musuh-musuh Republik Islam Iran, untuk mencegah kemajuan nuklir Iran, yang dianggap sebagai komponen kekuatan negara, selain memberikan tekanan politik dan ekonomi, bahkan membunuh ilmuwan Iran dan melakukan sabotase, mereka juga menyerang fasilitas nuklir Iran, tapi kemajuan Iran di berbagai bidang, termasuk industri nuklir, membuktikan bahwa upaya musuh untuk membendung komponen kekuatan Republik Islam Iran telah gagal.(sl)