Jul 02, 2024 14:26 Asia/Jakarta
  • Apa Kata Pezeshkian dan Jalili dalam Debat Pertama Pilpres Iran Putaran Kedua?

Massoud Pezeshkian dan Saeed Jalili mengutarakan pandangan dan pendapat mereka dalam debat pertama putaran kedua pemilu presiden Iran ke-14, dengan fokus pada isu politik dan budaya.

Tehran, Parstoday- Pemilihan umum presiden Iran putaran ke-14 digelar pada tanggal 28 Juni 2024 dengan peolehan suara terbanyak diraih, Masoud Pezeshkian dan Saeed Jalili yang melenggang memasuki putaran kedua pemilihan presiden.

Debat pemilu pertama antara Massoud Pezeshkian dan Saeed Jalili diadakan pada Senin malam di IRIB. Perdebatan yang berlangsung lebih dari dua jam itu disiarkan langsung di saluran televisi nasional Iran.

Dalam artikel ini, Parstoday akan meninjau ringkasan isi dari debat pilpres putara kedua tadi malam ini.

Ringkasan  isi debat

Pada perdebatan tersebut, Massoud Pezeshkian menyampaikan tiga prinsip dalam manajemen, yaitu: siapa manajernya, bagaimana seharusnya dia bekerja, dan prinsip akuntabilitas. Seni manajemen adalah seseorang dapat mempertimbangkan berbagai alternatif untuk mencapai target dan tujuan tersebut. Pezeshkian menegaskan bahwa saya akan menempuh jalan ini, jika tidak, saya akan menempuh jalan lain. Sebanyak apapun alternatif yang kami miliki, maka akan mendukung kesuksesan untuk meraih tujuan.

Pezeshkian menambahkan,"Bagi saya, kebijakan luar negeri berarti mengenali ancaman dan krisis yang akan datang dengan kejujuran dan realisme. Politik luar negeri berarti interaksi, kerja sama, menjamin kepentingan nasional dan terinspirasi dari kejayaan dan kebesaran peradaban Iran. Kebijakan luar negeri saya untuk kesejahteraan rakyat, untuk memotivasi mereka agar tetap tinggal dan membangun, serta pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, juga kenyamanan psikologis dan stabilitas hidup bagi generasi mendatang,".

Calon presiden Iran periode ke-14 ini mengklarifikasi bahwa kebijakan Pemimpin Besar Revolusi Islam dan Imam Khomeini bukanlah kebijakan Timur atau Barat.

"Rahbar telah mengatakan bahwa kami bekerja berdasarkan kemanfaatan, kebijaksanaan dan kehormatan. Kami akan pergi dan berbicara di mana pun dengan mempertahankan kehormatan kami, dan meraih manfaat yang diperlukan," papar Pezeshkian.

Sementara itu, Saeed Jalili dalam debat tadi malam mengungkapkan, "Di hari-hari pemilu ini, seluruh dunia sedang menunggu untuk melihat seperti apa hasil pemilu presiden di Iran, karena itu bukanlah persoalan yang sudah ditentukan sebelumnya. Rakyatlah yang memutuskan dengan suaranya, karena hal itu akan terjadi lagi Jumat depan,".

Calon presiden Iran masa jabatan ke-14 ini menegaskan bahwa kekuatan, kemajuan dan keberhasilan yang ada saat ini adalah hasil dari partisipasi rakyat, dan mengatakan, "Salah satu program pemerintahan saya yang pasti melibatkan partisipasi rakyat dalam penyelenggaraan tata kelola negara di berbagai bidang ekonomi dan politik yang menjadi lebih serius dan efektif dari hari ke hari,".

Mengenai slogan pemerintahannya, Jalili menekankan, “Satu dunia yang penuh peluang, satu lompatan bagi Iran. Setiap orang Iran mempunyai peran yang mulia, Setiap orang Iran harus merasa bahwa dirinya dapat memainkan peran sesuai dengan potensinya, dan pemerintah harus menciptakan peran tersebut,".

Di sela-sela debat

Debat pertama pemilu presiden Iran putaran kedua diawali dengan pemutaran lagu kebangsaan Republik Islam Iran dan pembacaan ayat suci Al-Quran.

perdebatan antara Masoud Pezeshkian dan Saeed Jalili soal isu kontroversial menjadi salah satu aspek menarik dalam perdebatan ini.

Jalili memberikan kutipan dari Nahj al-Balagheh kepada Pezeshkian menjadi salah satu poin menarik dari perdebatan ini.

Ketaatan terhadap etika dialog oleh kedua belah pihak sangat terlihat dalam perdebatan ini.

Selain itu, Pezeshkian dan Jalili juga saling berpelukan di akhir perdebatan.

Pemilu presiden tahap kedua untuk memilihan presiden kesembilan akan digelar pada Jumat, 5 Juli 2024.(PH)

Tags