Rahbar Tekankan Pemerintahan Terampil, Saleh dan Revolusioner di Iran
(last modified Mon, 22 Jul 2024 06:35:49 GMT )
Jul 22, 2024 13:35 Asia/Jakarta
  • Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Khamenei
    Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Khamenei

Parstoday – Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, atau Rahbar, dalam pertemuan dengan Ketua dan anggota Majelis Syura Islam Iran (parlemen), menyebut tanggung jawab bersama Presiden terpilih, dan Parlemen, adalah membentuk pemerintahan yang terampil, saleh, dan revolusioner.

Ini adalah pertemuan pertama Parlemen periode ke-12 Iran, dengan Ayatullah Sayid Ali Khamenei. Dalam pertemuan ini, Rahbar, menyampaikan delapan poin penting terkait Parlemen Iran.
 
Delapan poin itu adalah urgensi akuntabilitas parlemen, interaksi konstruktif parlemen dan pemerintah baru, satu suara seluruh elemen negara dalam masalah-masalah penting, menjunjung tinggi akhlak dalam siding-sidang parlemen dan aktivitas lainnya, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam penetapan aturan, pengawasan tanpa ekses, aktivitas efektif dewan pengawas atas kinerja anggota parlemen, dan partisipasi serius parlemen dalam masalah-masalah internasional, dan kebijakan luar negeri.
 
Rahbar berharap dengan rasa tanggung jawab bersama antara Presiden terpilih, dengan Majelis Syura Islam Iran, akan terbentuk sebuah kabinet yang terdiri dari orang-orang beriman, terampil, revolusioner, optimis pada masa depan, terkenal karena kejujuran dan perilaku yang bersih, serta memiliki visi nasional, dan keyakinan dalam terhadap Republik Islam, dan memajukan urusan-urusan negara dan rakyat.
 
Ayatullah Khamenei, menilai keberhasilan Presiden terpilih di bidang ekonomi, kebudayaan, internasional, dan bidang lainnya sebagai keberhasilan semua.
 

 

"Kita semua harus membantu Presiden terpilih Iran, dalam menjalankan kewajiban-kewajibannya, dan percaya sepenuh hati bahwa keberhasilannya adalah keberhasilan kita semua," ujar Rahbar.
 
Pada saat yang sama, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, menyinggung sebuah poin penting lain terkait kewaspadaan para pejabat negara, dan politisi Iran.
 
Ia menegaskan, "Pasukan siber musuh yang merupakan musuh bersama seluruh warga Iran, dalam liputan bohongnya, menghina rival dan sayap-sayap politik mereka atau orang-orang yang dipercaya di bidang agama dan politik oleh sayap-sayap politik, sehingga pihak lawan marah, jengkel, dan terpaksa mambalas. Maka dari itu, Anda tidak boleh langsung menyalahkan rival politik Anda hanya karena apa yang Anda lihat di media sosial."
 
Ayatullah Khamenei, juga menggarisbawahi kapasitas penting Parlemen Iran, dalam masalah-masalah internasional, dan kebijakan luar negeri.
 
"Bobot Parlemen itu berat, dan hal ini dimanfaatkan oleh pemerintahan di berbagai negara dunia dalam interaksi mereka. Misalnya di meja perundingan, penentangan Parlemen atau aturan-aturan yang disahkan, bisa menjustifikasi atau membenarkan sikap mereka," imbuh Rahbar.
 
Ayatullah Khamenei, menganggap Majelis Syura Islam Iran, dapat membantu pekerjaan pemerintah alam masalah-masalah luar negeri.
 
Ia menerangkan, "Di antara langkah baik dan efektif yang dilakukan oleh Majelis Syura Islam Iran, di bidang luar negeri adalah menetapkan Undang-Undang Langkah Strategis di Parlemen periode ke-11."
 
Pemimpin Revolusi Islam Iran, menilai partisipasi aktif anggota Parlemen Iran, dalam konstelasi internasional, dan diplomasi, seperti lawatan, dan pertemuan-pertemuan Ketua serta anggota Parlemen, termasuk kehadiran efektif Ketua Parlemen Iran, dalam pertemuan terbaru BRICS, berpengaruh.
 
"Terkadang bahkan sebuah pernyataan atau statemen anggota Majelis Syura Islam Iran, dalam masalah-masalah kebijakan luar negeri, penting dan efektif," ujar Rahbar.
 
Ayatullah Khamenei, mengatakan, pemanfaatan atas dukungan Parlemen, oleh pemerintah adalah masalah yang banyak ditemukan di dunia saat ini. 
 
Sebuah contoh, Comprehensive Iran Sanctions, Accountability, and Divestment Act, CISADA, yang disahkan Parlemen Amerika Serikat, dan diteken oleh Presiden AS saat itu dari Partai Demokrat, yang bermuka dua, jahat, dan tentu saja lebih cerdik dari para pejabat kita, ketika ia mengaku bekerja sama dan bersahabat dengan Iran, dan bisa saja tidak ia tanda tangani.
 
Masalah sanksi terus diulang-ulang di masa pemilu oleh para kandidat dan wakil-wakil mereka, serta masyarakat, dan Parlemen, dapat memainkan perannya, dan melakukan tindakan.
 
Rahbar menjelaskan, "Kita bisa menyingkirkan, atau lebih tinggi dari itu melumpuhkan sanksi dengan cara-cara yang terhormat, sebagaimana telah kami sampaikan berulangkali, pencabutan sanksi bukan di tangan kita, dan kita harus menyusun rencana untuk menyingkirkan sanksi, tapi melumpuhkan sanksi ada di tangan kita, dan terdapat jalan-jalan yang baik untuk melakukannya. Beberapa pejabat pemerintah menempuh jalan itu, dan membawa hasil yang baik, dalam hal ini Parlemen bisa memainkan perannya."
 
Ayatullah Khamenei, di bagian akhir paparannya menegaskan bahwa masalah Gaza, tetap merupakan masalah awal Dunia Islam. Menurutnya meski sudah berlalu Sembilan bulan sejak dimulainya kejahatan Rezim perampok bengis, namun semangat tinggi untuk mengecam dan melawan kejahatan-kejahatan ini di sebagian orang tidak berkurang. Isu Gaza, bahkan semakin besar dari sebelumnya.
 
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, juga mengatakan bahwa kekuatan poros perlawanan terus meningkat dari hari ke hari.
 
Sebuah instrumen besar politik, ekonomi, militer bernama AS, bersama Rezim Zionis perampok, berperang dengan sebuah kelompok kecil bernama perlawanan, dan karena gagal menaklukkan Hamas dan perlawanan, kedua entitas bengis ini menjatuhkan bom-bomnya di atas rumah sakit, sekolah, dan anak-anak, perempuan serta rakyat tertindas.
 
Rahbar mengatakan hari ini masyarakat internasional menyaksikan akhir kejahatan dan kekejian Rezim perampok, dan menghukuminya. Kepada para anggota Parlemen Iran, Rahbar menuturkan, "Terkait Gaza, jangan diam dan bungkam. Hari ini perwujudan penting dari aktivitas Parlemen dalam masalah-masalah luar negeri, dan diplomasi, adalah masalah Gaza." (HS)