Karib Baikku, Puisi Baru Imam Khamenei
(last modified 2024-09-08T03:34:51+00:00 )
Sep 08, 2024 10:34 Asia/Jakarta
  • Karib Baikku, Puisi Baru Imam Khamenei

Sebuah gazal baru puisi Imam Khamenei yang berjudul "Sharh-e Hal" diterbitkan atas persetujuannya dalam sebuah buku berjudul "Amin Sheyr-e Enghelab".

Tehran, Parstoday- Pada Ramadhan tahun ini para penyair bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam pada bulan Farvardin 1403 Hs, dan Mohammad Hossein Ansarinejad, salah satu penyair terkemuka Iran baru-baru ini menyusun dan menerbitkan buku berjudul "Amin Sheyr-e Enghelab" meminta Imam Khamenei untuk memberinya ghazal karangannya yang belum diterbitkan untuk diterbitkan dalam edisi baru buku ini.

Rahbar juga mengapresiasi langkah Ansarinejad, dan menyetujui usulan ini serta membuat ghazal yang diberikan kepada penyair ini.

Buku karya Mohammad Hosein Ansarinejad diberi pengantar oleh Ayatullah Alireza Arafi, salah seorang pemikir Syiah Iran, Gholam Ali Haddad Adel, profesor Universitas Teheran, Mohammad Reza Sangri, seorang peneliti dan guru bahasa Persia sastra, dan Alireza Ghazoh, seorang penulis dan penyair Iran.

Buku ini, di satu sisi menjelaskan posisi dan kepribadian sastra Imam Khamenei dalam perkembangan puisi revolusioner, dengan mempertimbangkan dampak perkataan dan pedomannya terhadap keseluruhan perjalanan puisi dalam beberapa dekade terakhir. Di sisi lain, juga membahas kepribadian sastranya yang puitis dan mandiri serta persahabatannya dengan banyak orang di bidang puisi.

Gazal Sharh-e Hal menunjukkan deru banjir, hujan dan nyala lilin, dengan bahasa piutis yang menjadi narator kebingungan akibat kebebasan dan pencarian kebenaran penyair.

Dalam gazal ini, penyair mencari kehadiran Tuhan dan mencari perlindungan serta berpegang teguh pada-Nya dari kesulitan dan penderitaan.

Teks puisi Imam Khamenei ini adalah sebagai berikut:

Aku menunggu selangkah demi selangkah

Aku bingung dengan masa lalu

Liontin harapan di belantara semesta

Jalanku mendaki, hatiku gelisah

dulu, aku menghabiskan usia, tapi sekarang

aku miliki lilin, air mata dan ratapan

Biarlah awan kesedihan turun, hujan menemani cintaku

Aku takut akan kesedihan, aku sedih

sulit bagiku untuk berada tempat terendah

keberadaanku, kuraih dari mata air

masa muda bergelora, meskipun usiaku menua

dalam lara tumbuh musim semi 

Ada pola di dahiku yang berasal dari tanah murni Mashhad

Menjadi Amin sebagai oleh-oleh ini dari karibku

Sayid Ali Khamenei

Tags