Presiden Iran: Rezim Zionis, Rezim Ilegal dan Buatan Barat
https://parstoday.ir/id/news/iran-i33354-presiden_iran_rezim_zionis_rezim_ilegal_dan_buatan_barat
Presiden Republik Islam Iran mengatakan, rezim Zionis Israel adalah rezim ilgal dan palsu, buatan Barat dan pelanggar Hak Asasi Manusia.
(last modified 2025-07-30T06:25:16+00:00 )
Feb 23, 2017 04:05 Asia/Jakarta
  • Presiden Iran: Rezim Zionis, Rezim Ilegal dan Buatan Barat

Presiden Republik Islam Iran mengatakan, rezim Zionis Israel adalah rezim ilgal dan palsu, buatan Barat dan pelanggar Hak Asasi Manusia.

Hassan Rouhani mengungkapkan hal itu dalam pidatonya di acara penutupan Konferensi Internasional Keenam Dukungan kepada Intifada Palestina  di Tehran, ibukota Iran, Rabu (22/2/2017).

 

Ia menyinggung sejarah pendudukan rezim Zionis di Palestina dan menegaskan bahwa isu Palestina merupakan masalah terpenting dunia Islam.

 

Rouhani menjelaskan, Palestina bukan persoalan sebuah kaum atau sebuah bangsa, namun dari satu sisi adalah pertanda penindasan dan pengabaian hukum internasional serta ketidakefektifan PBB, dan dari sisi lain, melambangkan upaya kuat dan terus-menerus sebuah bangsa untuk memulihkan hak-hak mereka di samping rasa malu masyarakat dunia dan rasa malu sejumlah negara Muslim.

 

Presiden Iran lebih lanjut menegaskan, tindakan provokatif dalam kelanjutan penyitaan tanah rakyat Palestina dan upaya terorganisir untuk mengubah identitas sejarah dan peradaban di Palestina secara bertahap akan membawa dampak yang menghancurkan bagi perdamaian dan keamanan internasional.

 

"Zionis sedang berusaha agar masyarakat dunia percaya bahwa rakyat Palestina adalah para pengungsi yang harus menghabiskan hidup mereka tanpa memiliki keterikatan dengan tanah air. Oleh karena itu, pengubahan sebutan Muqawama (perlawanan) menjadi terorisme, dan upaya panjang untuk normaliassi, menyerah dan kompromi adalah dalam kerangka hal itu," jelasnya.

 

Di bagian lain pidatonya, Rouhani menyinggung kekacauan dan instabilitas di kawasan Timur Tengah.

 

"Perang, konflik dan teror di Yaman, Irak, Suriah dan Afghanistan menelan ratusan nyawa manusia. Negara-negara Muslim alih-alih bekerjasama untuk mengakhiri konflik dan pembunuhan membabi buta terhadap umat Islam, mereka justru saling tuding satu sama lain dan melakukan proyeksi, di mana pihak yang paling diuntungkan dari kondisi yang menyedihkan ini adalah rezim Zionis (Israel)," ujarnya.

 

Ia menambahkan, Iran meyakini bahwa penciptaan perdamaian yang adil dan meluas di Timur Tengah tidak akan terwujud kecuali dengan diakhirinya pendudukan atas Palestina, pemenuhan hak-hak bangsa Palestina termasuk hak untuk menentukan nasib sendiri, hak untuk kembalinya semua pengungsi ke tanah leluhur mereka, dan pembentukan pemerintah persatuan Palestina dengan ibukota al-Quds al-Sharif melalui penyelenggaraan sebuah referendum yang diikuti oleh semua etnis dan penduduk asli Palestina, baik umat Islam, Kristen dan Yahudi.

 

"Meskipun jalan yang sangat sulit berada di hadapan semua umat Islam untuk merealisasikan hak-hak rakyat Palestina, namun sebuah bangsa yang memilih jalan jihad untuk membela hak-haknya, maka mereka akan berhasil," pungkasnya.

 

Konferensi Internasional Mendukung Intifada Palestina Keenam dimulai di Tehran pada Selasa pagi dan dipimpin oleh Ali Larijani, Ketua Parlemen Iran.

 

Konferensi yang dihadiri oleh 700 tamu asing dari 80 negara dunia mengusung slogan "semua bersama-sama dalam mendukung Palestina" itu dan dibuka dengan pidato Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei.

 

Ayatullah Khamenei dalam pidatonya mengatakan, kisah memilukan Palestina dan kepedihan mendalam ketertindasan rakyatnya yang sabar, tabah dan pejuang, melukai setiap manusia penuntut kebebasan, kebenaran dan keadilan. (RA)