Iran: AS akan Rugi Jika Tinggalkan Kesepakatan Nuklir
Deputi Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi, mengatakan Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA) memuat poin-poin yang sangat kuat dan jika Amerika Serikat ingin menarik diri, mereka akan dirugikan.
Dalam sebuah seminar tentang masa depan ekonomi Iran yang digelar di Tehran, Senin (27/2/2017), kepala tim penindaklanjut pelaksanaan JCPOA ini menuturkan, Presiden Donald Trump tidak bisa secara sepihak meninggalkan kesepakatan nuklir, karena ia adalah sebuah kesepakatan internasional.
"Negara-negara Eropa mendukung JCPOA. Pemerintah AS kemungkinan akan berkomitmen dengan kesepakatan nuklir, tapi jika tidak demikian, Eropa telah mengumumkan bahwa mereka akan mendukung perusahaan-perusahaan Eropa untuk bekerjasama dengan Iran," ujar Araghchi.
Soal upaya menciptakan iklim ketidakpastian dalam pelaksanaan JCPOA, ia menegaskan, masalah ini akan teratasi dalam dua bulan ke depan dan JCPOA akan meneruskan perjalanannya dan roda baru perekonomian di Iran juga akan terus bergerak maju.
Menurut Araghchi, AS gagal dalam menghentikan kemajuan nuklir Iran. "Kemampuan pertahanan dan politik, resistensi terhadap tekanan, kemampuan ilmiah dan kemajuan nuklir Iran, membuat Barat terutama AS pesimis terhadap aksi militer dan masa depan sanksi," pungkasnya. (RM)