Pentingnya Transparansi Kinerja IAEA dan Pengawasan Pelaksanaan JCPOA
Republik Islam Iran berkomitmen dengan setiap yang tertera dalam perjanjian pengamanan, protokol tambahan dan yang berhubungan dengan perjanjian nuklir JCPOA (Rencana Aksi Bersama Komprehensif) serta tidak melihat adanya kewajiban selainnya.
Hal itu merupakan penegasan Ali Akbar Salehi, Ketua Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) dalam pertemuannya dengan Yukiya Amano, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) di sela-sela Konferensi Umum IAEA pada Senin sore, 18 September 2017.
Dalama pidatonya di Konferensi Umum IAEA ke-61, Salehi menyinggung pelaksanaan program nuklir Iran dan transparansi tinggi dalam aktivitas ini. Hal itu mengingat ada banyaknya inspeksi dan akses yang diberikan Iran kepada IAEA. Ia juga menyinggung penciptaan persoalan yang tidak dapat diterima oleh Amerika Serikat, yang mengganggu proses implementasi JCPOA.
Salehi mengatakan, tidak diragukan lagi bahwa "kelanjutan tanpa merusak" JCPOA memerlukan pemenuhan kewajiban semua negara berdasarkan perjanjian ini. Iran berharap IAEA bertindak netral dan adil serta profesional dalam konteks kewajiban-kewajibannya dan badan ini sepenuhnya melindungi informasi teknis, industri dan sensitif yang diperoleh dari hasil inspeksi-inspeksinya.
Tidak diragukan pula bahwa keberhasilan IAEA dalam hal tersebut tidak hanya menguntungkan Iran, namun juga menguntungkan semua anggota masyarakat internasional. Kredibilitas IAEA dan Dirjen-nya tergantung pada tingkat ketahanannya terhadap tekanan dari sejumlah negara dan tuntutan mereka yang tidak dapat diterima.
Saat ini, aktivitas nuklir Iran dilakukan dalam kerangka JCPOA dan dalam transparansi tinggi, di mana meliputi banyak inspeksi dan akses tambahan ke situs-situs nuklir negara tersebut sesuai dengan kesepakatan dan peraturan IAEA.
Seperti yang telah dikonfirmasi dalam laporan-laporan periodik IAEA, Iran dengan jujur dan itikad baik telah memenuhi semua kewajibannya sesuai dengan JCPOA, dan tidak ada alasan bagi negara ini untuk menerima lebih dari kewajibannya.
Amerika Serikat –dengan menggelontorkan rancangan tuntutan yang tidak dapat dijustifikasi tentang verifikasi program damai nuklir Iran– pada dasarnya sedang berusaha untuk melemahkan perjanjian nuklir dan mencegah kepentingan legal Iran, di mana perilaku ini bertentangan dengan teks dan semangat JCPOA.
JCPOA merupakan kesepakatan internasional yang menegaskan tujuan-tujuan damai dalam penggunaan energi nuklir. Republik Islam sangat yakin bahwa perdamaian dan stabilitas regional dan global tergantung pada pelaksanaan dan penguatan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT).
Menurut pandangan Iran dan keyakinan agama di negara ini, produksi dan penggunaan senjata pemusnah massal adalah haram dan buruk. Atas dasar ini, Iran menegaskan pentingnya penciptaan kawasan Timur Tengah yang kosong dari senjata nuklir.
Terkait hal itu, Ketua Organisasi Energi Atom Iran mengatakan, "Realisasi tujuan ini, lebih dari sebelumnya, bergantung pada penciptaan kampanye regional dan global serta pemberlakuan tekanan terhadap rezim Zionis (Israel) untuk mengakhiri program senjata nuklirnya."
Tujuan-tujuan dalam konteks kewajiban IAEA selalu penting, di mana tujuan pertama adalah melaksanakan tugas-tugasnya dalam rangka pengembangan damai energi nuklir dan tujuan kedua adalah kesuksesan dalam mencapai keamanan nuklir.
Implementasi dari semua tujuan tersebut memerlukan upaya dan penangangan berkelanjutan IAEA, terutama untuk memastikan komitmen semua negara pemilik senjata nuklir dengan kewajiban mereka berdasarkan NPT, termasuk untuk menjauhi kebijakan dan pendekatan diskriminatif. (RA)