Rouhani: Iran Siap Perluas Hubungan dengan Inggris
(last modified Thu, 21 Sep 2017 04:55:58 GMT )
Sep 21, 2017 11:55 Asia/Jakarta
  • Hassan Rouhani, Presiden RII (kanan) dan Theresa May, PM Inggris
    Hassan Rouhani, Presiden RII (kanan) dan Theresa May, PM Inggris

Presiden Republik Islam Iran menyambut dukungan tegas Uni Eropa dan Inggris kepada perjanjian nuklir JCPOA (Rencana Aksi Bersama Komprehensif).

"Republik Islam Iran siap untuk memperluas hubungannya dengan Inggris di semua bidang," kata Hassan Rouhani dalam pertemuan dengan Theresa May, Perdana Menteri Inggris di New York, Rabu (20/9/2017).

Ia menambahkan, JCPOA merupakan sebuah kesepakatan yang terbentuk berkat upaya panjang dan sulit dari tujuh negara, dan semua negara ini harus menjaganya dengan berusaha melaksanakan penuh kewajiban-kewajiban dalam perjanjian ini.

Presiden Iran menilai fasilitasi kerjasama tepat di sektor perbankan sebagai langkah penting dalam perluasan hubungan ekonomi kedua negara.

Ia menyatakan harapan bahwa Iran dan Inggris akan menyaksikan terjalinnya hubungan perbankan yang tepat untuk memperluas hubungan ekonomi kedua negara.

Rouhani lebih lanjut menyinggung peran konstruktif dan positif Iran dalam memberantas terorisme di kawasan.

"Republik Islam Iran siap berkonsultasi dan bekerjasama konstruktif dengan Inggris mengenai isu-isu di kawasan," pungkasnya.

Sementara itu, PM Inggris menyerukan perluasan hubungan negaranya dengan Iran dan mencari solusi baru untuk memperdalam hubungan ini pada periode baru.

Theresa May mendukung tegas JCPOA dan mengatakan bahwa perjanjian ini sangat penting dan Inggris bertekad untuk melanjutkannya.

PM Inggris juga menuntut semua pihak termasuk Amerika Serikat untuk melaksanakan kewajibannya terkait JCPOA.

Kesepaktan nuklir antara Iran dan Kelompok 5+1 (Rusia, Cina, Perancis, Inggris, AS ditambah Jerman) dilaksanakan pada Januari 2016, namun AS sebagai salah satu anggota kelompok tersebut selalu menciptakan hambatan dalam jalur pelaksanaan JCPOA.

Donald Trump, Presiden AS mengambil posisi yang bertentangan dengan posisi pihak-pihak lain dalam JCPOA. Ia menyebut JCPOA sebagai "perjanjian yang mengerikan" dan menuntut diakhirinya perjanjian ini, namun dunia menetang tindakan permusuhan Trump tersebut. (RA

Tags