Tujuan Kunjungan Dirjen IAEA ke Iran
(last modified Sun, 29 Oct 2017 09:02:55 GMT )
Okt 29, 2017 16:02 Asia/Jakarta

Dirjen Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Yukiya Amano tiba di Tehran pada Sabtu (28/10) malam untuk bertemu dengan para pejabat Iran.

Kunjungan Amano ke Tehran sebenarnya merupakan kelanjutan dari pertemuan timbal balik antara para pejabat eksekutif IAEA dan Republik Islam Iran dalam konteks kerja sama nuklir damai.

Kalangan media dan politik menganggap kunjungan Amano kali ini lebih sensitif karena terjadi di tengah penentangan Amerika Serikat terhadap kesepakatan nuklir atau Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA).

Namun, pernyataan juru bicara Badan Energi Atom Iran, Behrouz Kamalvandi tentang tujuan dan agenda Amano di Tehran dengan jelas menunjukkan bahwa Iran memandang perjalanan ini berada dalam kerangka kerja yang jelas.

Dalam hubungan ini, ada tiga masalah yang bisa disoroti. Pertama, Iran dan IAEA secara berkala melakukan pertemuan bilateral dan dialog untuk membahas isu-isu yang berkaitan dengan program nuklir. Kedua, IAEA – sebagai pengawas implementasi JCPOA – memiliki tugas dan tanggung jawab tertentu yang harus dilaksanakan.

Dan ketiga, hubungan antara Iran dan IAEA didasarkan pada saling percaya, dan setiap langkah yang dapat merusak kepercayaan ini akan memiliki biaya mahal dan IAEA akan menghadapi kendala dalam memainkan peran konstruktif dan netralnya.

Amano dalam pertemuan baru-baru ini dengan Kepala Badan Energi Atom Iran, Ali Akbar Salehi di Roma, Italia mengatakan, penilaian objektif atas tindakan dan aktivitas nuklir serta komitmen negara-negara terhadap IAEA didasarkan pada pandangan dan laporan badan nuklir ini, dan perkembangan politik tidak akan berpengaruh pada penilaian IAEA.

Jika memperhatikan laporan-laporan IAEA sebelum dicapai kesepakatan nuklir, Amerika Serikat telah mengejar tujuan politik yang bias terhadap Iran dengan memanfaatkan IAEA sebagai alat.

Michael Rubin, analis think-tank konservatif dan Republikan di Heritage Foundation, mengatakan, dengan mengintensifkan tekanan terhadap IAEA untuk inspeksi lebih luas, maka kita dapat memaksa mereka (Iran) untuk menekan tombol (pembatalan JCPOA)."

Klaim Amerika terkait kegiatan nuklir Iran – dengan mengabaikan delapan laporan IAEA mengenai kepatuhan Iran terhadap komitmennya – menyiratkan upaya Washington untuk menekan lembaga-lembaga internasional. Apalagi, situs militer Republik Islam Iran merupakan bagian dari keamanan nasional dan tidak ada yang berhak mengunjungi situs-situs tersebut.

Dalam mereaksi komentar Amano tentang inspeksi ke situs-situs militer Iran, Penasihat Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran untuk Urusan Internasional, Ali Akbar Velayati menegaskan, Amano harus belajar dari masa lalu dan tidak terpengaruh oleh klaim-klaim Amerika.

Behrouz Kamalvandi juga mengatakan bahwa masalah inspeksi situs militer Iran tidak termasuk dalam perjanjian nuklir multilateral JCPOA, atau Protokol Tambahan, dan Perjanjian Perlindungan.

Ia mendesak IAEA untuk memenuhi tugasnya dengan cara yang profesional dan netral tanpa tunduk pada tekanan politik apapun. (RM)

Tags