Rezaei: Kerusuhan Iran Dirancang di Pertemuan Erbil
-
Mohsen Rezaei
Sekretaris Dewan Penentu Kebijakan Negara Iran menyebut sumber kerusuhan terbaru di Iran adalah pertemuan Erbil di wilayah Kurdistan, Irak.
Mohsen Rezaei, Sekretaris Dewan Penentu Kebijakan Negara Iran, Sabtu (6/1) terkait kerusuhan terbaru di Iran menuturkan, beberapa bulan lalu di Erbil digelar pertemuan yang dihadiri oleh Michael D'Andrea, Direktur Agen Pusat Misi Iran, CIA, Kepala Kantor Qusay Saddam (putra Saddam Hussein), Hani Tilfa, (saudara istri Saddam Hussein) dan sejumlah perwakilan kelompok teroris Munafikin dan Arab Saudi.
Menurut Rezaei, dalam pertemuan itu, seluruh orang yang hadir sepakat untuk melancarkan operasi anti-Iran pada akhir bulan Desember 2017.
Rezaei menambahkan, para peserta pertemuan Erbil sepakat menggunakan internet untuk memulai operasi anti-Iran, dan pada bulan Januari-Februari 2018 akan menciptakan kerusuhan dan mengontrol seluruh kota Iran dari luar.

Sekretaris Dewan Penentu Kebijakan Negara Iran menjelaskan, operasi anti-Iran itu dinamai proyek "Konvergensi Sukses". Mereka, katanya, setelah kerusuhan di Iran meluas, ingin agar senjata-senjata diselundupkan ke negara ini dan beberapa demonstran dibunuh.
Lebih lanjut Rezaei menerangkan, para peserta pertemuan Erbil juga sepakat supaya Amerika meminta PBB mengusut kasus pelanggaran hak asasi manusia di Iran pasca kerusuhan, setelah itu kelompok teroris Munafikin, MKO mulai melakukan aksinya dan mendesak Eropa untuk memboikot Iran.
Akan tetapi, imbuh Rezaei, persatuan rakyat Iran dan pemerintah berhasil menggagalkan proyek "Konvergensi Sukses" itu.
"Rakyat Iran, ketika sadar konspirasi sedang bekerja menyerang negaranya, dengan cepat memisahkan diri dari kelompok perusuh dan menampar keras muka musuh pemerintahan Islam Iran," pungkasnya. (HS)