Kerja Sama Iran dan Rusia Melawan Sanksi Minyak AS
(last modified Tue, 02 Apr 2019 10:10:10 GMT )
Apr 02, 2019 17:10 Asia/Jakarta
  • Menteri Perminyakan Iran dan Menteri energi Rusia
    Menteri Perminyakan Iran dan Menteri energi Rusia

Menteri Perminyakan Republik Islam Iran dan menteri energi Rusia bertemu di Moskow untuk membahas kerja sama antara kedua negara mengenai energi dan situasi di pasar minyak dunia.

Pada hari Senin (1/4), Menteri perminyakan Iran Bijan Namdar Zanganeh bertemu dengan Menteri Energi Rusia Alexander Novak untuk membicarakan situasi pasar minyak global yang rapuh akibat dari kebijakan AS.

Iran dan Rusia, sebagai dua aktor utama di sektor energi, memainkan peran penting dalam perimbangan kekuatan energi dunia. Kerja sama kedua negara sangat signifikan dewasa ini  demi memperkuat peran penting Tehran dan Moskow dalam memulihkan kondisi pasar minyak global.

Amerika Serikat terus-menerus memberlakukan sanksi terhadap produsen minyak utama dunia, terutama Iran serta Venezuela, dan Rusia juga tidak luput dari target kebijakan sanksi sepihak Washington tersebut. Dalam situasi ketika permintaan dan penawaran pasar tidak dapat diandalkan, maka kerja sama antara Iran dan Rusia sangat penting dilakukan melebihi sebelumnya.

Menteri Energi Rusia, Alexander Novak dalam pertemuan dengan menteri perminyakan Iran di Moskow, mengatakan bahwa hubungan kedua negara terus ditingkatkan. Menurutnya, kebijakan para pemimpin Iran dan Rusia sedang mengupayakan implementasi perluasan kerja sama bilateral.

Sementara itu, Menteri Perminyakan Iran, Bijan Namdar Zanganeh mengatakan, kerja sama bilateral antara Iran dan Rusia sebagai dua pengekspor minyak akan diperkuat dan ditingkatkan.

 

OPEC

 

Kerjasama konstruktif Iran sebagai anggota berpengaruh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Rusia sebagai pihak yang bertindak di luar OPEC memainkan peran penting dalam perimbangan kekuatan pasar minyak dunia. Kemitraan ini mendorong kesepakatan strategis OPEC untuk mengurangi produksi minyak dengan tujuan demi menstabilkan harga minyak di pasar global dan mencegah terjadinya krisis di pasar global..

Pada pertemuan Menteri Perminyakan OPEC di Wina yang berlangsung 22 Juni 2018, negara anggota OPEC memutuskan untuk mempertahankan tingkat produksinya, dengan tingkat komitmen mencapai 100 persen, dan menjaga pengurangan produksi di level 1,8 juta barel per hari.

Kesepakatan tersebut dipertahankan hingga pertemuan ke-175 anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak yang berlangsung pada 6 Desember 2018 di Wina, Austria. Perjanjian bersejarah OPEC tersebut tercapai ketika Amerika Serikat meminta sekutunya di Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), terutama Arab Saudi, untuk meningkatkan produksi minyak mereka.

Dengan mempertimbangkan situasi pasar minyak saat ini dan kebijakan sanksi AS, kerja sama antara Iran dan Rusia menjadi semakin signifikan sehingga kedua negara dapat memenuhi kebutuhan di bidang energinya dalam kerangka kerja sama strategis.

Rusia dan Republik Islam Iran sebagai dua mitra yang dapat diandalkan saat ini memiliki kerja sama multi-dimensi yang bisa menjamin kepentingan mereka masing-masing, sekaligus sebagai upaya menciptakan keseimbangan global terutama di sektor energi.

Kebijakan sanksi AS sektor minyak Iran dan produsen utama lainnya di seluruh dunia yang terus berlanjut dihadapi dengan penguatan hubungan antara Tehran dengan Moskow sebagai aktor berpengaruh dalam perimbangan kekuatan global dewasa ini. Masalah tersebut menjadi perhatian para pejabat Republik Islam Iran.(PH)

Tags