Iran Menyambut Perjanjian Turki-Rusia terkait Suriah Utara
(last modified Wed, 23 Oct 2019 10:29:15 GMT )
Okt 23, 2019 17:29 Asia/Jakarta
  • Juru bicara Kemenlu Iran, Abbas Mousavi.
    Juru bicara Kemenlu Iran, Abbas Mousavi.

Kementerian Luar Negeri Iran menyambut perjanjian antara Turki dan Rusia terkait penghentian operasi militer di Suriah Utara sebagai langkah positif.

Dalam sebuah statemen hari Rabu (23/10/2019), juru bicara Kemenlu Iran Abbas Mousavi mengatakan Tehran menyambut setiap inisiatif yang bertujuan menjaga integritas teritorial Suriah.

"Iran menyambut segala tindakan yang akan menjaga integritas teritorial Suriah, memperkuat kedaulatan nasional serta mengarah pada pemulihan stabilitas dan ketenangan di kawasan itu," tambahnya.

Sebelum ini, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan mitranya dari Rusia, Vladimir Putin menyetujui sebuah perjanjian 10 butir yang bertujuan mengakhiri operasi militer Turki di Suriah Utara.

Perjanjian itu meminta semua pihak untuk menjaga kedaulatan dan persatuan Suriah. Semua milisi Kurdi juga harus ditarik dari kota Manbij dan Tall Rifat, Suriah Utara.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dalam pertemuan di kota Sochi, Rusia.

Mousavi menambahkan bahwa Tehran menganggap perjanjian antara Ankara dan Moskow untuk mengakhiri bentrokan militer di Suriah Utara sebagai langkah positif demi memulihkan stabilitas dan mengembalikan ketenangan.

"Kami berharap perjanjian tersebut akan mengatasi masalah keamanan Turki di satu sisi, dan mempertahankan integritas wilayah Suriah serta memperkuat kedaulatan nasionalnya di sisi lain," kata Mousavi.

Menurutnya, Republik Islam Iran selalu mendukung dialog dan cara-cara damai untuk mengakhiri perselisihan. Oleh karena itu, kami selalu mendorong pihak yang bertikai untuk membangun dialog demi mencapai sebuah kesepakatan.

Mousavi juga menegaskan bahwa Iran menganggap Perjanjian Adana sebagai dasar yang tepat untuk menyampaikan kekhawatiran Turki dan Suriah.

"Kehadiran pasukan asing di Suriah Utara tidak akan memberikan rasa aman. Penarikan pasukan Amerika dari kawasan akan menciptakan kembali keamanan dan ketenangan di sana," pungkasnya. (RM)

Tags