Pidato Rahbar Mengenai Larangan Negosiasi dengan Amerika
https://parstoday.ir/id/news/iran-i75287-pidato_rahbar_mengenai_larangan_negosiasi_dengan_amerika
Ribuan siswa dan mahasiswa di Republik Islam Iran bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Minggu pagi, 3 November 2019 atau 12 Aban 1398 HS.
(last modified 2025-12-03T09:58:15+00:00 )
Nov 03, 2019 21:02 Asia/Jakarta

Ribuan siswa dan mahasiswa di Republik Islam Iran bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Minggu pagi, 3 November 2019 atau 12 Aban 1398 HS.

Pertemuan di Huseniyah Imam Khomeini ra itu berlangsung menjelang peringatan 13 Aban, Hari Nasional Melawan Arogansi Dunia dan Hari Mahasiswa

Dalam pidatonya, Ayatullah Khamenei menggarisbawahi perlunya larangan negosiasi dengan Amerika Serkat sebagai salah satu cara untuk memblokir infiltrasi Washington.

"Larangan berulang atas negosiasi dengan AS adalah salah satu cara penting untuk memblokir infiltrasi mereka ke Republik Islam Iran," tuturnya.

Rahbar menambahkan, larangan ini memiliki logika yang kuat, di mana tindakan ini akan menghalangi jalan bagi infiltrasi musuh dan menampilkan kesan Iran terhadap dunia serta menghancurkan aura dan citra palsu Amerika di hadapan dunia.

Ayatullah Khamenei menyinggung sejarah permusuhan AS yang dimulai dengan kudeta tahun 1953 terhadap pemerintah Iran yang terpilih secara demokratis.

Rahbar menuturkan, Amerika menyimpan dendam terhadap Iran bahkan ketika kedua negara adalah bersekutu.

"Dari awal hubungan mereka dengan Iran, Amerika, dengan rencana yang tampaknya bersahabat, terus berselisih dengan Iran. Permusuhan ini mengemuka dengan kudeta yang terjadi pada 19 Agustus (1953), yang merupakan awal permusuhan terang-terangan Amerika dengan Iran," jelasnya.

Sejak itu, lanjut Ayatullah Khamenei, Amerika tidak berubah sedikit pun.

"Kejahatan yang sama, kebrutalan yang sama, paksaan yang sama untuk membangun kediktatoran internasional dan dorongan hegemoni yang sama tak berkesudahan masih ada di Amerika hari ini, meskipun dengan lebih kejam dan kebengisan," imbuhnya.

Rahbar juga menyinggung beberapa langkah bermusuhan terhadap Iran yang diambil AS selama 41 tahun terakhir sejak kemenangan Revolusi Islam, seperti blokade ekonomi dan upaya untuk membangkitkan kerusuhan dan konflk sektarian.

"Selama ini, mereka melakukan semua yang mereka bisa. Mereka bersekongkol untuk menghantam lembaga-lembaga yang berasal dari revolusi, terutama esensi Republik Islam, tetapi tentu saja kita melakukan semua yang kita bisa dan dalam banyak kasus menempatkan lawan ke sudut," lanjutnya.

Ayatullah Khamenei mengecam kebiasaan arogan dan imperial Amerika, dan mengatakan bahwa mereka berpikir para pemimpin dunia harus membungkuk untuk negosiasi dengan AS.

"Selama bertahun-tahun, mereka telah mendesak untuk melakukan pembicaraan dengan para pejabat Iran, tetapi Republik Islam menolaknya. Ini terlalu sulit untuk ditanggung oleh musuh-musuh bangsa Iran, karena itu membuktikan kepada dunia bahwa ada negara di dunia yang tidak menerima kekuatan pendudukan Amerika dan kediktatoran internasionalnya," tuturnya.

Rahbar menegaskan, negosiasi dengan AS benar-benar sia-sia, karena tujuan sebenarnya dari para pemimpin AS adalah untuk membuat Republik Islam bertekuk lutut dan memberi tahu dunia bahwa tekanan dan sanksi maksimum akhirnya membuahkan hasil.

"Beberapa yang melihat negosiasi dengan AS sebagai solusi untuk masalah adalah seratus persen salah. Tidak ada yang akan keluar dari negosiasi dengan Amerika, karena mereka pasti dan pasti tidak akan membuat konsesi," tegasnya.

"Hari ini, atas karunia Allah Swt dan terima kasih atas upaya para pemuda kita, kita memiliki rudal presisi dengan jangkauan 2.000 kilometer yang dapat mengenai target apa pun dengan margin kesalahan hanya satu meter," ujarnya.

Ayatullah Khamenei menandaskan, jika kita menerima negosiasi, Amerika akan mengharapkan rudal itu dimasukkan dalam perundingan. Misalnya, mereka akan meminta agar rudal Iran harus memiliki jangkauan maksimum 150 kilometer. Jika para pejabat menerimanya, maka hal ini akan menghancurkan negara, dan jika tidak menerimanya, maka keadaan tetap sebagaimana keadaan sekarang atau sebagaimana keadaan sebelumnya.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran lebih lanjut  menyinggung "negosiasi sia-sia" Kuba dan Korea Utara dengan AS, di mana ini harus dijadikan sebagai pelajaran.

"Para pejabat AS dan Korea Utara saling menukar begitu banyak basa-basi, tetapi pada akhirnya, Amerika tidak membatalkan satu pun sanksi dan tidak memberikan konsesi," jelasnya.

Rahbar juga menyinggung pernyataan Presiden Perancis Emmanuel Macron yang bersikeras mengatur pembicaraan antara Iran dan AS.

"Presiden Perancis, yang mengatakan pertemuan akan mengakhiri semua masalah antara Tehran dan Amerika, adalah naif," tegasnya ketika menyinggung upaya Macron untuk mengatur pertemuan antara Presiden Iran Hassan Rouhani dan Presiden AS Donald Trump di sela-sela Majelis Umum PBB pada bulan September.

Ayatullah Khamenei mengatakan, masalah dengan Amerika Serikat adalah bahwa tidak ada batasan untuk tuntutannya.

"Mereka saat ini mengatakan bahwa 'Anda tidak boleh aktif di kawasan', tidak boleh membantu Front Muqawama, tidak boleh hadir di negara-negara tertentu, dan harus menghentikan kemampuan produksi pertahanan dan rudal Anda'. Setelah tuntutan ini, mereka akan mengatakan 'Anda harus melepaskan hukum agama Anda dan dan tidak harus menekankan jilbab Islam. Jadi, tuntutan Amerika tidak akan pernah berakhir," pungkanya. (RA)