Iran Produksi Alat Tes Serologi
Sebuah perusahaan biomedis Republik Islam Iran telah memulai memproduksi massal alat (kit) tes serologi (alat rapid test serologi) untuk mendeteksi tingkat kekebalan tubuh terhadap infeksi di berbagai kelompok populasi.
Wakil Presiden Republik Islam Iran untuk Urusan Sains dan Teknologi Sorena Sattari membuka jalur produksi kit tersebut pada hari Sabtu (11/4/2020) di sebuah pabrik yang dijalankan Pishtaz Teb Co. di sebelah barat ibukota Tehran.
Dia mengatakan Pishtaz Teb Co. akan membantu pemerintah mengakhiri impor kit tes serologi karena perusahaan ini akan memproduksi delapan juta kit ini setiap bulannya.
Sattari menambahkan, perangkat uji secara serologis yang diproduksi Iran akan mampu menguji hampir 100 orang dalam waktu 75 menit, sebuah fitur yang sangat jarang dalam kit saingan yang diproduksi di luar negeri.
Menurut otoritas kesehatan, tes serologis untuk menentukan apakah kelompok populasi tertentu, termasuk individu yang rentan dan tim medis, telah mengembangkan cukup antibodi untuk mempertahankan kekebalan tubuhnya.
Setelah COVID-19 menyebar di Iran, startup dan perusahaan-perusahaan berbasis ilmu pengetahuan berperan aktif dalam memproduksi masker bedah, masker N95, Alat Pelindung Diri (APD), peralatan ICU, ventilator, dan PCR Coronavirus dan kit uji serologi.
Sebelumnya, juru bicara Kementerian Kesehatan Republik Islam Iran Kianoush Jahanpour mengatakan, pasien virus Corona (COVID-19) yang sembuh meningkat dan hingga sekarang 41.947 pasien yang terinfeksi virus ini telah sembuh dan diizinkan pulang dari rumah sakit.
"Sejak Jumat siang hingga hari ini (Sabtu siang), berdasarkan hasil tes laboratorium, ada 1.837 pasien baru yang terinfeksi virus Corona, sehingga jumlah total pasien yang terinfeksi virus ini menjadi 70.029 orang," kata Jahanpour, Sabtu (11/4/2020) siang.
Dia menambahkan, sayangnya selama 24 jam lalu, 125 pasien yang terinfeksi Covid-19 di Iran meningal dunia, sehingga jumlah total yang meninggal dunia hingga sekarang mencapai 4.357 orang. Sementera 3.987 pasien dalam kondisi kritis.
Virus Corona (Covid-19) telah menyebar ke 111 negara dan jumlah korban jiwa akibat virus ini di seluruh dunia hingga Sabtu pagi, 11 April 2020 telah mencapai 102,916 orang.
Lebih dari 1,700.503 orang juga terinfeksi virus ini dan 377.015 dari mereka telah sembuh. Covid-19 ditemukan pertama kali pada Desember 2019 di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina.
Amerika Serikat berada di urutan pertama yang memiliki kasus terbanyak terkait dengan virus Corona. 499.252 warga Amerika terinfeksi COVID-19, dan 18.637 dari mereka meninggal dunia.
Spanyol berada di urutan kedua. 161.852 warga negara ini tertular COVID-19, dan 16.353 dari mereka meninggal dunia.
Negara berikutnya adalah Italia. 147.577 warga negara ini terinfeksi virus Corona dan 18.849 dari mereka meninggal dunia.
Negara-negara berikutnya yang memiliki kasus terbanyak COVID-19 adalah Prancis, Jerman, Cina, Inggris, Iran dan Turki. (RA)