Pesan Haji Rahbar 1441 Hijriah
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei dalam Pesan Haji 1441 H menekankan persatuan umat Islam melawan agresor Amerika Serikat dan rezim Zionis, serta urgensi membantu Palestina yang tertindas, bersimpati dengan orang-orang Yaman yang tertindas dan keprihatinan terhadap umat Muslim yang tertindas di seluruh dunia.
Rahbar menyarankan para pemimpin negara-negara Muslim yang telah berteman dengan rezim Zionis demi keuntungan pribadinya supaya mengakhiri perilaku memalukan ini.
Ayatullah Khamenei juga mengingatkan tentang kehadiran AS di kawasan Asia Barat dengan mengatakan, "Kehadiran AS di Asia Barat merugikan negara-negara kawasan dan kita tahu penyebab ketidakamanan, kehancuran dan keterbelakangan mereka. Mengenai kondisi di Amerika Serikat saat ini dan gerakan anti-rasis di negara ini, posisi tegas kami berpihak terhadap rakyat dan mengutuk perilaku kejam pemerintahan rasis di negara ini".
Teks selengkapnya pesan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran sebagai berikut:
بسماللهالرحمنالرحیم
والحمدلله رب العالمین و صلی الله علی محمد و آله الطاهرین و صحبه المنتجبین
و من تَبِعَهُم باِحسانٍ الی یوم الدین
Musim Haji, yang selalu menjadi momentum untuk merasakan martabat, kebesaran dan keagungan dunia Islam, tahun ini mengalami kesedihan dari orang-orang beriman yang merasakan perpisahan dan kerinduan yang tak terbendung. Hati orang-orang yang merindukan Kabah, sambutan orang-orang yang tertinggal dari barisan peziarah bercampur dengan kerinduan dan deraian air mata.
Dengan karunia ilahi, keterpisahan ini jangka pendek dan tidak akan bertahan lama, tetapi pelajaran menghargai berkah besar haji harus tetap dipertahankan dan kita tidak boleh mengabaikannya. Rahasia kebesaran dan kekuatan umat Islam berada dalam pertemuan besar beragam orang-orang Mukmin di tempat suci Kabah dan makam Nabi Muhammad Saw serta para Imam Maksum di Baqi harus lebih terasa dan dipikirkan melebihi sebelumnya.
Haji adalah ibadah yang tak tertandingi. Laksana bunga di antara ratusan daun dari kewajiban dalam ajaran Islam. Sebab mencakup semua aspek dari individu maupun sosial, duniawi dan ukhrawi, serta historis dan universal dari agama Islam.
Spiritualitas ada di dalamnya, tetapi tanpa isolasi dan pengasingan diri. Ada komunitas di dalamnya, tetapi jauh dari konflik dan fitnah, maupun keburukan. Di satu sisi, ada kenikmatan spiritual dari doa dan munajat, serta zikir ilahi. Sedangkan di sisi lain, terdapat hubungan kesatuan dan ikatan komunikasi antara sesama manusia.
Haji dari satu aspek memiliki hubungan yang terjalin erat dengan sejarah; dengan Nabi Ibrahim, Nabi Ismail dan Siti Hajar, juga Rasulullah Saw ketika memasuki Masjidul Haram dengan penuh kemenangan, bersama orang-orang orang-orang generasi pertama yang masuk Islam.
Di sisi lain, melihat banyaknya orang-orang Mukmin sezaman yang berkumpul, masing-masing bisa menjadi pendukung bagi yang lain untuk bersama-sama saling bantu dalam ikatan agama Allah SWT.
Perenungan tentang fenomena haji membuat jemaah haji percaya bahwa banyak cita-cita dan aspirasi agama untuk kemanusiaan tidak akan membuahkan hasil tanpa solidaritas dan kerja sama dari umat beragamanya sendiri. Dengan solidaritas dan kerja sama ini, maka musuh tidak akan bisa menciptakan masalah signifikan di jalan ini.
Haji adalah latihan kekuatan melawan kubu arogan yang merupakan pusat kerusakan, penindasan, pelemahan dan penjarahan yang telah menumpahkan darah jiwa dan raga umat Islam dengan penindasan dan kedengkian mereka. Haji menampilkan kemampuan keras dan lunak umat Islam.
Ini adalah karakter haji sekaligus spirit haji yang menjadi bagian dari tujuan terpentingnya. Inilah yang disebut oleh Imam Khomeini Kabir sebagai Haji Ibrahimi. Jika Khadimul Haramain selaku pihak yang bertanggung jawab mengurusi haji berkomitmen dengan masalah ini daripada menyenangkan pemerintah AS, maka dengan ridha ilahi, masalah besar dunia Islam akan terpecahkan.
Ini adalah sifat haji dan semangat haji yang menjadi bagian dari tujuan terpentingnya. Alih-alih menyenangkan pemerintah AS, memilih kehendak Tuhan bisa memecahkan masalah besar dunia Islam.
Hari ini, seperti biasanya dan juga sebelumnya, kemaslahatan umat Islam terletak pada persatuannya. Persatuan yang tercipta menghadapi ancaman dan permusuhan, melawan setan yang menjelma dalam bentuk agresor Amerika, dan rezim Zionis, juga keberanian menghadapi para penindas.
Inilah arti dari perintah ilahi dalam ayat-ayat al-Quran yang mengatakan:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِیعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai. (QS. Ali Imran:103).
Al-Qur'an mengenalkan umat Islam dalam kerangka prinsip "Keras terhadap orang kafir" dan "kasih sayang terhadap sesama Muslim". Dari sini muncul tanggung jawab kita bersama:
وَلَا تَرْکَنُوا إِلَی الَّذِینَ ظَلَمُوا
Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim (Qs. Hud:113)
وَلَن يَجْعَلَ اللَّـهُ لِلْكَافِرِينَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ سَبِيلً
Dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman.(QS.Nisa :141)
فَقَاتِلُوا أَئِمَّةَ الْكُفْرِ
Maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu (QS.Al Taubah:12)
لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّی وَعَدُوَّکُمْ أَوْلِیَاءَ
Janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia. (QS. Mumtahanah:1)
Sedangkan dalam menghadapi musuh, ayat al-Quran menjelaskan:
لا یَنْهَاکُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِینَ لَمْ یُقَاتِلُوکُمْ فِی الدِّینِ وَلَمْ یُخْرِجُوکُم مِّن دِیَارِکُمْ.
Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. (QS.Al Mumtahanah:8)
Perintah-perintah penting dan menentukan ini tidak boleh dipisahkan dari sistem nilai dan pemikiran umat Islam, dan kita sebagai Muslim jangan pernah melupakannya.
Kini, dasar perubahan mendasar ini telah terbentang melebihi sebelumnya bagi umat, terutama para cendekiawan yang berdedikasi tinggi dan bijaksana. Saat ini, Kebangkitan Islam –yang bermakna perhatian para cendekiawan dan pemuda Muslim terhadap aset pemikiran dan spiritual mereka– adalah fakta yang tidak bisa dipungkiri.
Hari ini, liberalisme dan komunisme –yang seratus tahun lalu dan lima puluh tahun lalu dianggap sebagai hadiah paling menonjol dari peradaban Barat– telah sepenuhnya lenyap dan kecacatannya yang tidak bisa disembuhkan, juga telah terungkap. Sistem yang didasarkan padanya adalah keruntuhan dan sistem yang didasarkan pada yang lainnya ini juga sedang mengalami krisis serius dan di ambang kehancuran. Hari ini, tidak hanya model budaya Barat –yang sejak awal muncul tanpa malu dan dengan skandal– yang menunjukkan inefisiensi dan korup, namun juga model politik dan ekonominya– yaitu demokrasi yang berporos pada uang dan kapitalisme bertingkat dan diskriminatif.
Hari ini, ada banyak elit intelektual di dunia Islam dengan bangga mempertanyakan semua klaim pengetahuan dan peradaban Barat, dan mereka juga secara eksplisit menunjukkan alternatif-alternatif Islam. Hari ini, bahkan beberapa pemikir Barat, yang sebelumnya dengan bangga memperkenalkan liberalisme sebagai akhir sejarah, terpaksa menarik kembali klaim itu dan mengakui kebingungan teoretis dan praktisnya.
Dengan melihat (peristiwa di) jalan-jalan Amerika, perlakuan negarawan Amerika terhadap rakyatnya, kesenjangan sosial yang parah di negara ini, kehinaan dan kebodohan mereka yang telah dipilih untuk menjalankan pemerintahan, diskriminasi ras yang mengerikan di dalamnya, kekejaman polisi –yang membunuh seorang yang tidak melanggar hukum di jalan dengan darah dingin dan di depan mata orang-orang yang lewat– mengungkapkan kedalaman krisis moral dan sosial peradaban Barat dan penyimpangan serta ketidakabsahan filosofi politik dan ekonominya.
Perlakuan Amerika terhadap bangsa-bangsa lemah adalah versi yang diperbesar dari perilaku seorang polisi yang menekan leher seorang pria kulit hitam yang tak berdaya dengan lututnya dan menekannya dengan keras hingga meninggal dunia. Pemerintah-pemerintah Barat lainnya, masing-masing dengan tingkatannya sendiri, juga mencontohkan situasi bencana itu.
Haji Ibrahimi adalah fenomena agung Islam melawan jahiliah modern ini, yaitu undangan menuju Islam dan tampilan simbolis dari kehidupan masyarakat Islam. Sebuah masyarakat yang di dalamnya terdapat tanda-tanda terbaik dengan adanya orang-orang Mukmin yang hidup berdampingan dalam gerakan terus-menerus dalam poros tauhid; menjauhi konflik, menghindari diskriminasi dan keistimewaan aristokrat, dan menjauhi korupsi, sebagai prasyarat yang diperlukan; melempari setan dan bara'ah (berlepas diri) dari kaum Musyrik, integrasi (berbaur) dengan orang-orang kurang mampu dan membantu orang miskin, serta menyuarakan syiar-syiar Ahlul Bait as adalah di antara tugas-tugas utama; dan mencapai kepentingan dan maslahat umum dengan mengingat Tuhan, bersyukur kepada-Nya dan penghambaan kepada-Nya, adalah tujuan antara dan akhir.
Ini adalah pandangan sekilas tentang masyarakat Islam dalam cermin Haji Ibrahimi. Dan perbandingannya dengan realitas masyarakat Barat yang penuh klaim akan memenuhi hati setiap Muslim dengan antusiasme untuk berusaha dan berjuang mencapai masyarakat seperti itu.
Kami, bangsa Iran, di bawah bimbingan dan kepemimpinan Imam Khomeini Kabir, telah melangkah dengan antusias dan kami berhasil. Tentu saja, kami tidak mengklaim telah sepenuhnya berhasil mewujudkan apa-apa yang kami tahu dan kami cintai, tetapi kami telah menempuh perjalanan panjang ini dan melalui begitu banyak hambatan. Berkat kepercayaan kepada janji-janji al-Quran, langkah kami tetap teguh. Bandit setan terbesar pada masa ini, yaitu rezim Amerika, tidak mampu menakut-nakuti kami atau mengalahkan kami dengan kelicikan dan tipuannya, maupun menghentikan kemajuan materi dan spiritual kami.
Kami menganggap semua bangsa Muslim sebagai saudara, dan kami memperlakukan non-Muslim yang tidak masuk front musuh dengan kebaikan dan keadilan. Kami menganggap kesedihan, kesengsaraan dan penderitaan komunitas Muslim sebagai penderitaan kami, dan kami berusaha sekuat tenaga untuk membantunya. Membantu bangsa Palestina yang tertindas, simpati dan kasih sayang kepada orang-orang Yaman yang terluka, dan kepedulian kepada umat Islam yang tertindas di seluruh penjuru dunia merupakan upaya terus-menerus yang kami lakukan.
Kami menyampaikan pertimbangan kepada para pemimpin beberapa negara Muslim sebagai bagian dari tanggung jawab kami; wahai para negarawan Muslim bersandarlah kepada sesama Muslim daripada berlindung di lengan musuh demi keuntungan pribadi selama sekian hari dengan menanggung penghinaan serta tekanan musuh, dan menjual martabat serta kemerdekaan negara mereka sendiri. Kami juga mengingatkan mereka yang menerima eksistensi rezim Zionis yang lalim, dengan mengulurkan persahabatan secara rahasia maupun terbuka mengenai konsekuensi getir dari perilakunya ini.
Kami memandang kehadiran AS di kawasan Asia Barat merugikan negara-negara di kawasan, karena menyebabkan ketidakamanan, kehancuran, dan ketertinggalan negara-negara tersebut. Dalam kasus Amerika Serikat saat ini dan gerakan anti-rasismenya, posisi kami yang kuat adalah mendukung perjuangan rakyat dan mengecam kekejaman pemerintah rasis AS terhadap rakyatnya sendiri.
Pada akhirnya, dengan salam dan shalawat kepada Imam Mahdi, pengorbanan Imam Khomeini dan syuhada, kami memohon kepada Allah SWT supaya umat Islam diberkahi haji yang Mabrur, aman, diterima dan diberkati dalam waktu dekat.
والسلام علی عباداللّه الصالحین
Sayid Ali Khamenei
Rabu, 29 Juli 2020