Khatibzadeh: Kesepakatan UEA-Zionis Melukai Dunia Islam
-
Saeed Khatibzadeh, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan, "Kesepakatan antara Uni Emirat Arab dan rezim Zionis adalah luka bagi dunia Islam dan umat Islam di dunia tidak akan pernah melupakan pengkhianatan terhadap Quds Syarif."
Saeed Khatibzadeh, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran dalam pertemuan pertamanya pada hari Senin (24/08/2020) setelah menjabat, merujuk pada dimulainya hubungan Abu Dhabi-Tel Aviv, mengatakan bahwa jika ancaman di Asia Barat dari rezim pendudukan Quds mengarah pada kawasan, maka Uni Emirat Arab yang akan bertanggung jawab.
Khatibzadeh menekankan bahwa dalam doktrin pertahanan dan keamanan Iran, Teluk Persia adalah wilayah di mana Zionis Israel tidak dianggap sebagai ancaman, selain itu, rezim Zionis terlalu kecil untuk menjadi ancaman bagi Iran.
Sekaitan dengan hubungan Tehran dengan negara-negara Arab dan Islam, menyusul normalisasi hubungan antara beberapa penguasa Arab dan rezim Zionis, Jubir Kemenlu Iran menambahkan, "Zionis Israel telah menunjukkan bahwa ia tidak dapat menjamin keamanannya dan tidak ada perjanjian yang belum dilanggar serta tidak ada teror yang belum dilakukan olehnya. Ini adalah realitas dunia dan realitas ini tidak berubah."
Mengenai kunjungan Rafael Grossi, Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional ke Tehran, Khatibzadeh hari ini mengatakan bahwa hubungan Iran-IAEA selalu sangat penting dan mengalami pasang surut dalam beberapa tahun terakhir.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan bahwa menurut Badan Energi Atom Internasional, kunjungan dan akses terbanyak terjadi di Iran selama sejarah Badan Energi Atom Internasional ini, dan selama IAEA bertindak tidak memihak dan jauh dari tekanan politik dan pihak ketiga, secara teknis, tidak akan ada masalah antara Iran dan IAEA.
"Irak memiliki tempat khusus dalam kebijakan luar negeri Iran, dan selama kunjungan Menteri Luar Negeri Iran ke Baghdad baru-baru ini, masalah dokumen strategis antara kedua negara menjadi agenda dan akan diinformasikan setelah final," kata Khatibzadeh, mengumumkan kesiapan Menteri Luar Negeri Irak Fuad Hussein untuk mengadakan pembicaraan strategis dengan Iran dan negara-negara di kawasan.
Jubir Kemenlu Iran juga menyatakan kepuasan atas kesepakatan yang dicapai di Libya antara kedua belah pihak, seraya mengatakan bahwa awal pembicaraan antara kelompok Libya adalah untuk kepentingan perdamaian dan stabilitas di Afrika.