Signifikansi Pemilu 18 Juni dalam Perspektif Rahbar
(last modified Sat, 19 Jun 2021 14:15:18 GMT )
Jun 19, 2021 21:15 Asia/Jakarta
  • Rahbar
    Rahbar

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Uzma Sayid Ali Khamenei pada hari Sabtu (19/6/2021) menyampaikan sebuah pesan mengenai penyelenggaraan pemilu yang berjalan sukses.

Rahbar dalam pesannya menyampaikan terima kasih atas tingginya partisipasi rakyat dalam pemilu kali ini. Ayatullah Khamenei menambahkan,"Keluhan tentang kesulitan mata pencaharian dan suara-suara penolakan dengan motif mengendurkan semangat masyarakat, atau faktor-faktor seperti ancaman pandemi dan beberapa gangguan, semua itu tidak mengendurkan tekad bangsa untuk berpartisipasi dalam pemungutan suara,".

"Saya mengingatkan orang-orang terhormat yang telah dipilih untuk tanggung jawab tinggi menjadi presiden atau anggota dewan untuk menghargai kesempatan untuk melayani negara dan bangsa," tambahnya.

Pemilu Presiden Iran periode ke-13, Dewan kota dan desa Iran periode ke-6, periode pertama pemilu sela parlemen Iran periode ke-11, dan periode pemilu sela Dewan Ahli Kepemimpinan Iran diadakan pada Jumat (18/6/2021)

Di tengah gencarnya upaya untuk melemahkan tingkat partisipasi rakyat Iran dalam pemilu kali ini, Pemilu hari Jumat berlangsung tertib dan aman, dengan sepenuhnya mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus Corona di seluruh negeri.

Bangsa Iran telah berulang kali menunjukkan partisipasinya yang aktif dan bertanggung jawab dalam berbagai momentum bersejarah yang kritis dan sensitif. Pemilu 18 Juni manambah daftar panjang partisipasi aktif rakyat Iran dalam konteks berbangsa dan bernegara.

 

Rahbar

 

Hasil dari partisipasi ini adalah kelanjutan dari sistem demokrasi dan suara rakyat saat ini dalam menentukan nasib negara, sekaligus memperkuat kohesi politik dan persatuan nasional maupun agama di negara ini.

Salah satu alasan pentingnya partisipasi aktif rakyat dalam pemilu di Iran adalah perhatian dan kepekaan yang besar dari kalangan politik dan media di luar Iran. Pemilu ini telah menjadi sorotan orang asing selama berbulan-bulan.

Media yang berafiliasi dengan mereka, terutama pada hari-hari menjelang pemilu, melakukan upaya besar untuk menggunakan metode psikologis dan internet dan jaringan satelit demi mencegah rakyat Iran berpartisipasi dalam pemilu.

Dalam hal ini, media asing berbahasa Persia, termasuk BBC Persia dan Iran International, mencoba memperkuat boikot pemilu dengan program pemberitan mereka, serta memprovokasi orang-orang untuk melakukan protes di jalan-jalan dan mengganggu proses pemilu.

Mereka tidak hanya menggunakan atmosfer media untuk mewujudkan tujuannya, tapi juga menggunakan metode cara-cara kekerasan dan ancaman terhadap para pemilih di luar negeri. 

Ada beberapa kasus orang Iran yang tinggal di Inggris, Australia dan Selandia Baru menghadapi pelecehan, bahkan ancaman serta tindakan lainnya dari pihak-pihak yang menentang penyelenggaraan pemilu. Insiden serupa juga dilaporkan terjadi di Kanada.

Abbas Ali Kadkhodai, Juru Bicara Dewan Garda Konstitusi Iran dalam cuitan di Twitternya hari Sabtu menulis, "Pada Hari bangsa, beberapa penentang republik dan demokrasi menimbulkan ketidaknyamanan bagi rekan-rekan kita yang baik. Segelintir orang mirip diktator ini menghina dan menyerang orang-orang yang bebas dan terhormat demi mencegah mereka menggunakan hak pilihnya,".

Kadkhodai menambahkan, "Suara ribuan orang Iran yang tinggal di luar negeri adalah tanggapan yang kuat terhadap sikap rakyat Iran,".

Partisipasi yang menentukan dari bangsa Iran dalam epik sejarah yang besar dan abadi ini, tidak diragukan lagi menjadi dukungan yang kuat untuk bangsa dan pemerintah masa depan. Sebagaimana ditegaskan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran di bagian dari pesannya, "Partisipasi aktif dan antusias dalam pemilu 18 Juni menambah halaman bersinar lain untuk kehormatan bangsa Iran,".

Kini, langkah selanjutnya setelah pemilu adalah memenuhi janji pemilu. Itulah sebabnya, Rahbar di bagian pesannya berbicara kepada orang-orang terpilih untuk menunaikan tanggung jawab tinggi kepresidenan atau keanggotaan di dewan, dengan mengatakan, "Hargai kesempatan untuk melayani negara dan bangsa, dan selalu melakukannya karena motif ketuhanan,".(PH)