PM Malaysia Desak DK PBB Mintai Pertanggungjawaban Israel
https://parstoday.ir/id/news/malaysia-i143034-pm_malaysia_desak_dk_pbb_mintai_pertanggungjawaban_israel
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mendesak komunitas internasional khususnya Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk meminta pertanggungjawaban rezim Zionis atas kejahatan keji terhadap Palestina.
(last modified 2025-07-30T06:25:16+00:00 )
Apr 07, 2023 11:18 Asia/Jakarta
  • PM Malaysia Desak DK PBB Mintai Pertanggungjawaban Israel

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mendesak komunitas internasional khususnya Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk meminta pertanggungjawaban rezim Zionis atas kejahatan keji terhadap Palestina.

Situs Antara melaporkan, Anwar melalui media sosialnya yang diakses di Kuala Lumpur, Kamis, juga mendesak Israel untuk segera membebaskan semua tahanan Palestina.

Ia mengatakan masyarakat internasional harus menuntut rezim Israel tersebut untuk segera menghentikan segala tindakan provokatif demi perdamaian dan stabilitas.

"Malaysia terus berdiri dalam solidaritas yang kuat dengan rakyat Palestina dan menegaskan kembali status Al Quds Al Sharif sebagai tempat suci umat Islam," tulis Anwar.

Laporan Anadolu menyebutkan polisi Israel menangkap sekitar 350 jamaah dari dalam kompleks Masjid Al Aqsa, setelah sekelompok warga Palestina membarikade diri mereka di dalam aula shalat Al Qibli di kompleks Al Aqsa setelah para pemukim Yahudi menyerukan penyerbuan ke masjid tersebut.

Para jamaah berusaha mencegah polisi masuk dengan menutup pintunya.

Seraya mengepung Al Qibli, polisi Israel naik ke atap masjid, menghancurkan jendela, dan awalnya hanya melemparkan bom suara ke arah jamaah di dalamnya.

Beberapa jamaah berusaha melawan polisi dengan melemparkan kembang api.

Saksi mata mengatakan polisi Israel menggunakan kekuatan berlebihan dalam penyerbuan tersebut, termasuk menggunakan gas air mata.

Israel menduduki Quds Timur selama Perang Arab-Israel 1967. Negara itu menganeksasi seluruh kota pada 1980, sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh dunia.(PH)