Apr 24, 2023 17:37 Asia/Jakarta
  • Kemlu Suriah.
    Kemlu Suriah.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Suriah mengecam berlanjutnya pencurian minyak negara ini oleh pasukan pendudukan Amerika Serikat (AS).

Dalam sebuah pernyataan, Kemlu Suriah menyerukan penarikan pasukan AS dari negara Arab ini.

Sejak 2011, Suriah telah menyaksikan krisis yang diciptakan oleh kelompok-kelompok teroris dan pemberontak yang didukung oleh Barat, Ibrani, Arab, dan Turki.

Dari empat pendukung tersebut, negara-negara Arab berhenti mendukung kelompok-kelompok teroris dan pemberontak Suriah. Mereka menerima kegagalan pendekatan ini dan mulai memulihkan hubungan dengan Damaskus.

Turki masih hadir di wilayah Suriah utara dan mendukung milisi bersenjata di daerah tersebut. Namun baru-baru ini, pemerintah Ankara mencoba memulihkan hubungan dengan Damaskus.

Rezim Zionis Israel melanjutkan dukungan kepada kelompok-kelompok teroris dan bahkan sesekali melancarkan serangan udara ke Suriah. Tindakan rezim ilegal ini merupakan pelanggaran nyata terhadap kedaulatan Suriah.

Sementara itu, AS bertindak secara berbeda dari negara-negara lain. Pentagon secara langsung menduduki sebagian geografi Suriah dan pasukannya ditempatkan di utara dan timur laut negara ini.

Selain itu, militer Amerika menjarah minyak Suriah dan menyelundupkannya dengan bantuan milisi-milisi bersenjata. Baru-baru ini, sebagai kelanjutan dari penjarahan sumber minyak Suriah, puluhan mobil tanker berisi ratusan ton minyak curian dari sumur-sumur minyak yang terletak di provinsi al-Hasakah, Deir el-Zour dan Raqqa di utara dan timur laut Suriah dipindahkan ke Irak.

Selain menjarah sumber minyak Suriah, militer Amerika juga terus mendukung milisi separatis. SDF(Pasukan Demokratik Suriah) adalah milisi yang didukung oleh AS. Milisi ini mengancam keutuhan wilayah Suriah.

Selain itu, SDF menjarah sumber daya minyak Suriah dan melakukan berbagai kekerasan terahdap rakyat Suriah.

Rakyat dan militer Suriah berkali-kali bentrok dengan militer dan milisi yang didukung oleh AS dan menuntut diakhirinya pendudukan dan penjarahan sumber daya energi negara mereka.

Pemerintah Suriah juga telah berulang kali mengutuk tindakan militer Amerika dalam sebuah surat kepada Dewan Keamanan PBB dan menyebutnya sebagai pelanggaran atas kedaulatan Suriah.

Dalam pernyataan pada Sabtu (22/4/2023) malam, Suriah meminta pemerintah AS untuk berhenti mendukung kelompok teroris dan separatis di Suriah dan membayar kompensasi kepada rakyat negara ini.

Selain itu, pemerintah Suriah telah berulang kali menuntut penarikan pasukan Amerika dari negara ini. Namun, markas besar Komando Pusat militer AS, yang dikenal sebagai CENTCOM (The United States Central Command), telah mengumumkan bahwa mereka tidak akan meninggalkan Suriah sampai ISIS (DAESH) dipastikan telah dikalahkan.

Klaim CENTCOM dilontarkan sementara berita kaburnya anggota kelompok teroris ISIS oleh militer Amerika dari penjara Suriah telah dipublikasikan berkali-kali. Meski AS mengklaim memerangi ISIS, namun elemen ISIS kini menjadi alat kebijakan luar negeri AS di negara-negara seperti Suriah dan Irak. (RA)

Tags