Aug 01, 2023 20:34 Asia/Jakarta
  • Pertemuan Virtual Menlu Anggota OKI
    Pertemuan Virtual Menlu Anggota OKI

Pertemuan luar biasa dan virtual menteri luar negeri negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) digelar Senin (31/7/2023) untuk membahas penistaana al-Quran di Swedia dan Denmark.

Penodaana al-Quran dimulai oleh Salwan Momika, pengungsi Irak di Swedia. Momaki pada 28 Juni dengan dukungan polisi Swedia membakar al-Quran di depan Kedubes Irak di Stockholm. Menyusul respon Muslim Irak terhadap penistaan ini, Momaki kembali mengulang aksi bejatnya tersebut satu pekan kemudian.

Sementara itu, di Denmark sebuah kelompok anti-Islam seraya meneriakkan slogan anti-Islam dan Irak, menistakan bendera Irak dan al-Quran. Aksi penodaan ini meski ada protes luas rakyat negara-negara Islam, tapi tetap diulang kembali.

Salwan Momika

Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) satu bulan setelah aksi penistaan berulang terhadap al-Quran, menggelar sidang luar biasa. Ada dua kritikan terhadap kinerja organisasi ini terkait masalah ini. Pertama terlambat menunjukkan sikap dan respon, dan kedua pertemuan ini tidak digelar secara fisik, sehingga akan memberi efek yang lebih besar. Meski demikian, pertemuan ini menunjukkan kekhawatiran besar di negara-negara Islam terkait penistaan terhadap al-Quran di sejumlah negara Eropa.

Pertemuan OKI digelar menyusul kekecewaan terhadap pemerintah Swedia dan Denmark untuk mengambil tindakan guna mencegah penodaan Al-Qur'an, dan itu bisa menjadi titik awal yang baik untuk membela kesucian dan sakralitas Islam. Dalam hal ini, Hissein Brahim Taha, Sekretaris Jenderal OKI, menyarankan negara-negara anggota organisasi ini untuk mengambil tindakan berdaulat terkait hubungan dengan Swedia dan Denmark sesuai kebijaksanaan mereka.

Menteri Luar Negeri Saudi Faisal bin Farhan juga mengatakan: "Kami mengundang semua negara dan anggota Organisasi Kerja Sama Islam untuk bekerja sama mengambil langkah-langkah praktis dan efisien untuk mencegah terulangnya serangan ini." Dengan kata lain, meskipun tindakan OKI terlambat, namun hal itu menunjukkan bahwa penghinaan yang terus menerus terhadap al-Quran dapat menimbulkan konsekuensi bagi Swedia dan Denmark dalam hubungan mereka dengan negara-negara Islam.

Dua saran Menlu Iran, Hossein Amir-Abdollahian pada pertemuan OKI kemarin juga penting. Amir-Abdollahian menuntut untuk mengkriminalisasi penghinaan al-Quran dan juga mengirim delegasi dari Organisasi Kerja Sama Islam ke Swedia dan Denmark. Saran-saran ini penting karena dapat mengarah pada penuntutan terhadap mereka yang menghina al-Quran di lingkungan peradilan.

Di sisi lain, pengiriman delegasi dari OKI ke dua negara Swedia dan Denmark, selain memberikan dasar untuk dialog dan negosiasi dengan otoritas negara-negara tersebut tentang perlunya menghormati hal-hal suci Islam, juga menggambarkan kemurahan hati dan wajah damai Islam. Sementara di negara-negara Barat, izin diberikan untuk menghina al-Quran, negara-negara Islam, sambil menahan diri untuk tidak menghina kesucian orang Eropa, menekankan dialog dan negosiasi untuk menghadapi tindakan tersebut. (MF)

 

Tags