Bagaimana Manusia Bersikap Proaktif dalam Kebaikan
https://parstoday.ir/id/news/religion-i179930-bagaimana_manusia_bersikap_proaktif_dalam_kebaikan
Pars Today - Dalam budaya Islam, kebaikan sejati berarti bersikap proaktif dalam memenuhi kebutuhan orang lain sebelum mereka terpaksa meminta. Inilah seni hidup bermasyarakat yang membangun masyarakat yang bermartabat.
(last modified 2025-11-09T07:13:47+00:00 )
Nov 09, 2025 14:12 Asia/Jakarta
  • Kebaikan manusia
    Kebaikan manusia

Pars Today - Dalam budaya Islam, kebaikan sejati berarti bersikap proaktif dalam memenuhi kebutuhan orang lain sebelum mereka terpaksa meminta. Inilah seni hidup bermasyarakat yang membangun masyarakat yang bermartabat.

Salah satu keterampilan terpenting yang dapat membangun masyarakat yang bermartabat dan saling menghormati adalah "memahami apa yang tak terucapkan".

Menurut laporan Pars Today, dalam budaya Islam, salah satu tanda terpenting kedewasaan intelektual adalah kemampuan untuk memahami rasa sakit yang terkadang tidak diungkapkan oleh mereka yang sedang menderita.

Sebagaimana Imam Ali as berkata, " لايُكَلِّفْ اَحَدُكُمْ اَخاهُ الطَّلَبَ اِذا عَرَفَ حاجَتَهُ"

"Jika seseorang mengetahui kebutuhan saudaranya, jangan biarkan ia terpaksa meminta."

Dengan kata lain, lihatlah kebutuhan saudaramu sebelum ia mengungkapkannya dan tanggapilah.

Dalam budaya Islam, umat beriman harus memenuhi kebutuhan satu sama lain sebelum orang itu memintanya. Dalam budaya ini, seni adalah kehidupan bersama.

Dalam kehidupan bersama, sesama umat beriman adalah saudara mereka. Dalam hidup ini, seni bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan pribadi dan individual, tetapi juga melihat hal-hal yang tak terucapkan di dalam hati.

Di dunia yang serba cepat saat ini, betapa banyak kebutuhan tersembunyi di balik kebisuan individu. Seorang rekan kerja yang tidak meminta bantuan karena takut dipermalukan atau tetangga yang menahan lapar karena harga diri.

Namun, ucapan Imam Ali as, penerus Nabi Muhammad Saw mengajarkan kita bahwa kebaikan sejati adalah mengambil inisiatif.

Janganlah kita menunggu orang lain mengulurkan tangan kepada kita. Kita harus membuka mata untuk membaca kepedihan di wajah, melihat ketakutan dalam raut wajah, dan mendengar kesepian dalam kesunyian.

Budaya ini menciptakan masyarakat di mana tidak seorang pun dipermalukan karena menerima haknya, menolong lebih utama daripada menghakimi, dan martabat manusia adalah nilai tertinggi.(sl)