Pars Today
Perdana Menteri rezim Zionis Israel, Naftali Bennett mengakui bahwa dirinya tidak bisa mencegah keruntuhan pemerintahannya.
Knesset atau Parlemen rezim Zionis Israel menyaksikan baku hantam antara anggota pro dan anti-kabinet rezim Zionis hari Selasa (07/06/2022) pagi, sekaligus menunjukkan semakin rapuhnya kabinet Naftali Bennett.
Menteri Perang Rezim Zionis merespon tidak diperpanjangnya undang-undang terkait aturan darurat distrik-distrik Zionis. Menurutnya dalam hal ini bukan hanya Kabinet Israel saja yang kalah.
Seorang pejabat lain di lingkaran Naftali Bennett kembali mengundurkan diri, kali ini juru bicara kantor perdana menteri rezim Zionis.
Pejabat keamanan, intelijen dan politik rezim Zionis Israel merasa khawatir atas keruntuhan rezim ilegal ini. Di berbagai kesempatan, sebagian mereka memperingatkan hal itu.
Sumber-sumber berita melaporkan bahwa rencana kunjungan Presiden AS ke Arab Saudi dan Palestina Pendudukan ditunda.
Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan bahwa 62 warga Palestina telah dibunuh oleh militer Zionis Israel sejak awal tahun ini karena meningkatnya ketegangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah Palestina.
Dirjen Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi Kamis (2/6/2022) malam dilaporkan tiba di bumi Palestina pendudukan untuk bertemu dengan pejabat rezim Zionis Israel.
Mantan Direktur Dinas Intelijen Rezim Zionis Israel, Mossad mengatakan, Israel sekarang sedang dibayangi perpecahan, dan masuk ke dalam fase menghancurkan diri sendiri.
Perdana Menteri rezim Zionis Israel, Nafali Bennett seraya mengungkapkan kekhawatiran atas keluarnya salah satu anggota kabinet koalisinya dari Knesset mengatakan, masa depan Israel dalam bahaya.