Hizbullah: Rakyat Yaman Bela Kebenaran di Depan Raja Zalim
(last modified Sun, 31 Oct 2021 16:38:10 GMT )
Okt 31, 2021 23:38 Asia/Jakarta
  • Syeikh Ali Damoush.
    Syeikh Ali Damoush.

Wakil Ketua Dewan Eksekutif Hizbullah, Syeikh Ali Damoush mengatakan Lebanon tidak terikat dengan Arab Saudi, Uni Emirat Arab, atau negara mana pun.

"Melemahkan Lebanon, mengintimidasi, dan merusak martabat nasionalnya oleh siapa pun ditolak dan dikecam," tegasnya seperti situs Elnashra.

"Menyebut agresi Yaman sebagai sia-sia merupakan deskripsi yang paling sederhana yang dapat digunakan untuk (menggambarkan) perang brutal ini," kata Syeikh Damoush pada hari Minggu (31/10/2021).

Dia menambahkan jika beberapa politisi Lebanon sudah dibayar dan beberapa media dan awak media telah menjual martabatnya, maka mayoritas orang masih punya martabat dan tidak bisa dibeli atau dijual dengan uang. Mereka menolak tunduk kepada siapa pun.

Syeikh Damoush menganggap kampanye Saudi terhadap Lebanon sebagai bukti atas kebingungan dan kekalahan politik. Dengan aksi ini, Saudi ingin menutupi kekecewaan dan kegagalan proyeknya di Lebanon, serta kekalahan mereka di Yaman dan Marib.

"Rakyat tertindas Yaman adalah orang-orang mulia yang berdiri membela kebenaran dan menyuarakan kebenaran di hadapan seorang raja yang zalim," tandasnya.

Petinggi Hizbullah ini menuturkan agresi berkelanjutan di Yaman telah merenggut lebih dari 14.000 jiwa dan mengepung seluruh orang yang terancam kelaparan dan penyakit.

"Arab Saudi tidak punya pilihan selain mengakui kekalahannya di hadapan rakyat Yaman yang bertelanjang kaki dan tertindas," pungkasnya.

Sebelumnya, pemerintah Arab Saudi menarik duta besarnya dari Beirut dan meminta duta besar Lebanon untuk meninggalkan Riyadh.

Ketegangan ini muncul setelah Menteri Informasi Lebanon George Kordahi dalam sebuah acara televisi, mengecam serangan koalisi Saudi ke Yaman dan mendesak penghentian agresi tersebut. (RM)