Hizbullah Lebanon: Kami tidak Membiarkan Israel Mencapai Tujuannya
Wakil Sekjen Hizbullah Lebanon mengatakan kubu perlawanan diserang bukan karena kami memerangi Israel, tetapi karena kami tidak membiarkan rezim itu mencapai tujuannya.
Syeikh Naim Qassem dalam sebuah pernyataan, Jumat (19/11/2021) menambahkan krisis besar yang mempengaruhi segalanya adalah keberadaan rezim Zionis, yang selalu mengancam Lebanon dan berniat mendudukinya.
"Israel bukanlah ancaman biasa. Kami memperingatkan hal ini berkali-kali. Sudah seharunya ada kubu perlawanan sehingga Lebanon bisa tenang dan menyelesaikan krisis internal dan eksternalnya," kata Syeikh Qassem seperti dikabarkan laman al-Ahed News.
Dia menjelaskan ketika Lebanon dibebaskan pada tahun 2000, wilayah selatan berkembang secara signifikan.
Menurutnya, kubu perlawanan membuat Lebanon kuat, dan sekarang kita juga berbicara tentang Lebanon yang kuat, bukan Lebanon yang lemah.
"Kami sudah membuktikan bahwa kekuatan tentara, bangsa, dan perlawanan Lebanon dapat mewujudkan tujuan-tujuan besar, tujuan yang hanya bisa dicapai melalui perlawanan," tandasnya.
Syeikh Qassem mengatakan kubu perlawanan diserang bukan karena kami memerangi Israel, tetapi karena kami tidak membiarkan rezim Zionis mencapai tujuannya.
Lebanon, sambungnya, mendapatkan wibawa berkat kekuatan yang dimilikinya. Barat dan negara-negara di pesisir Teluk Persia tidak dapat lagi mendikte kebijakannya di Lebanon untuk kepentingan mereka sendiri.
Dia menandaskan setelah kalah melawan Hizbullah secara militer, musuh menggunakan perang ekonomi, sebuah perang yang dimulai oleh AS dengan menetapkan sanksi dan garis merah bagi Lebanon serta mengintervensi urusan bank sentral negara ini.
"Mereka mengira sanksi dan tekanan terhadap Hizbullah dan Lebanon akan merusak hubungan rakyat dengan Hizbullah, tetapi kami mengambil langkah-langkah untuk melawan sanksi dan mengurangi dampaknya, seperti meluncurkan gerakan solidaritas sosial dan mengimpor bahan bakar dari Iran," pungkas Syeikh Qassem. (RM)