Transformasi Asia Barat, 29 Januari 2022
Perkembangan di negara-negara Asia Barat sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting seperti Arab Saudi Ingin keluar dari Yaman secara terhormat.
Selain itu, masih ada isu lainnya seperti Mengekor Kebijakan AS, Menlu Suriah Kritik Uni Eropa, UEA Tegaskan Ingin Perkuat Hubungan dengan Iran, Qatar Undang Presiden Iran Hadiri Forum Negara-Negara Eksportir Gas, Israel Akui Lancarkan Operasi Darat di Salah Satu Negara Arab, PM Israel: Kita Kejar Rudal 200 Dolar dengan Rudal 100 Ribu Dolar, Ansarullah: UEA Mengemis Bantuan dari AS, Pangkalan AS di Baghdad Diserang Roket dan Drone, Imbas Serangan Roket, Kuwait Tangguhkan Penerbangan ke Irak.
Saudi ke AS Mengaku Ingin Keluar dari Yaman secara Terhormat
Sebuah dokumen rahasia menyebutkan bahwa Putra Mahkota Arab Saudi kepada pemerintah Amerika Serikat mengaku ingin keluar dari Yaman secara terhormat.
Bersamaan dengan meningkatnya serangan Yaman untuk membalas agresi militer Koalisi Saudi, koran Lebanon mengungkap sebuah dokumen rahasia terkait perang Yaman.
Surat kabar Al Akhbar, Kamis (27/1/2022) menulis, Putra Mahkota Saudi, Mohammad bin Salman tidak terburu-buru untuk keluar dari Yaman, dan tidak ingin keluar dari sana begitu saja, tidak juga ingin bertahan di Yaman setelah menemui jalan buntu. Perhatiannya pada masalah ini sudah berkurang, dan buktinya terlihat jelas, contoh paling sederhana adalah ketika ia mengangkat saudaranya Khaled untuk mengurus masalah ini.
Al Akhbar menambahkan, MBS setelah yakin tidak akan bisa meraih kemenangan total, berusaha keras mencari jalan keluar yang terhormat dari perang Yaman, namun sepertinya selalu gagal meski ia bersikeras.
Pada saat yang sama Putra Mahkota Arab Saudi kepada Menteri Pertahanan AS mengaku ingin keluar dari perang Yaman secara terhormat.
Menurut koran Lebanon, sebuah dokumen rahasia ditemukan yang isinya mengungkap statemen utusan AS dalam lawatan ke kawasan Asia Barat. Pesan terpenting yang disampaikan utusan AS adalah pemerintah Presiden Joe Biden memprioritaskan Yaman, dan sekarang ingin melangkah di jalur politik dan kemanusiaan.
Di sisi lain AS meminta Saudi untuk tidak pernah keluar secara total dari Yaman, karena Washington tahu krisis Yaman tidak akan pernah berakhir.
Mengekor Kebijakan AS, Menlu Suriah Kritik Uni Eropa
Kementerian Luar Negeri Suriah mengkritik Uni Eropa yang mengekor kebijakan AS dengan mengamini sanksi Washington terhadap Damaskus.
Kantor berita Suriah, SANA melaporkan, Kementerian Luar Negeri Suriah mengeluarkan pernyataan pada hari Rabu (26/1/2022) sebagai tanggapan atas sikap konfrontatif Uni Eropa terhadap negaranya yang mengikuti dikte AS.
"Ketaatan kepada Amerika Serikat telah membuat Uni Eropa tidak independen dan telah mengubahnya menjadi struktur yang tidak eksis," kata pernyataan kemenlu Suriah.
Konflik di Suriah belum berakhir dan masih menjadi sumber penderitaan dan ketidakstabilan akibat campur tangan Barat dalam urusan internal Suriah," tegasnya.
Kementerian Luar Negeri Suriah menekankan bahwa rakyat dan tentara Suriah tidak akan pernah membiarkan pihak lain, termasuk Uni Eropa maupun AS ikut campur dalam urusan dalam negerinya
UEA Tegaskan Ingin Perkuat Hubungan dengan Iran
Wakil tetap Uni Emirat Arab di Perserikatan Bangsa-Bangsa, PBB mengabarkan keinginan negaranya untuk menurunkan ketegangan dengan Iran, di tengah terus memburuknya krisis di Yaman.
Lana Nusseibeh dalam wawancara dengan stasiun televisi CNN, Selasa (25/1/2022) mengaku bahwa UEA ingin menurunkan ketegangan dengan Iran.
Ia mengklaim, UEA dalam dua tahun terakhir memusatkan perhatian pada upaya menurunkan ketegangan di kawasan, dan menekan konflik untuk mempertimbangkan sikap seluruh pemain regional dan sekutu-sekutunya.
Padahal agresi militer Koalisi Arab Saudi ke Yaman yang melibatkan UEA merupakan faktor utama instabilitas kawasan selama beberapa tahun terakhir.
Wakil UEA di PBB juga mengaku bahwa Abu Dhabi akan melanjutkan upaya menurunkan ketegangan dan diplomasi, akan tetapi pada saat yang sama menganggap dirinya punya hak membela diri secara agresif atau difensif.
Lana Nusseibeh meminta dukungan lebih besar Amerika Serikat atas negaranya dalam menghadapi rudal-rudal yang ditembakan dari Yaman.
"Tujuan akhir UEA dengan berpartisipasi dalam Koalisi Saudi adalah membela diri, dan menekan Ansarullah supaya menyelesaikan krisis secara politik," pungkasnya.
Qatar Undang Presiden Iran Hadiri Forum Negara-Negara Eksportir Gas
Deputi Perdana Menteri Qatar, sekaligus Menteri Luar Negeri negara itu dalam pertemuan dengan Presiden Iran menyampaikan undangan resmi Emir Qatar kepada Sayid Ebrahim Raisi untuk menghadiri pertemuan pemimpin negara-negara eksportir gas dunia.
Presiden Iran, Kamis (27/1/2022) menerima kunjungan Menlu Qatar, Mohammed bin Abdulrahman Al Thani dan menyinggung urgensi kerja sama regional serta upaya mempererat hubungan negara-negara tetangga untuk menciptakan keamanan.
Raisi menekankan pentingnya mekanisme multilateral dalam menjaga keamanan terutama di bidang energi.
"Penting untuk menjaga dan memperkuat koordinasi dan kerja sama di bidang kebijakan energi negara-negara produsen," ujarnya.
Di sisi lain, Deputi PM Qatar menyampaikan undangan resmi Emir Qatar ke Presiden Iran untuk menghadiri forum negara-negara eksportir gas, GECF (Gas Exporting Countries Forum).
Ia mengatakan, "Qatar memutuskan untuk mengerahkan seluruh upayanya guna meningkatkan level hubungan dengan Iran di berbagai bidang politik dan ekonomi, dan Emir Qatar secara pribadi mengamati proses peningkatan hubungan dua negara."
Israel Akui Lancarkan Operasi Darat di Salah Satu Negara Arab
Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata rezim Zionis Israel mengakui digelarnya operasi darat oleh rezim ini di salah satu negara Arab tetangga.
Letnan Jenderal Aviv Kochavi, Kamis (27/1/2022) seperti dikutip surat kabar Al Quds Al Araby mengatakan bahwa operasi darat di salah satu negara Arab itu dilakukan di bawah pengawasan level tertinggi Israel.
Kochavi menambahkan, "Militer Israel sebulan yang lalu melancarkan sebuah operasi militer di salah satu negara tetangga."
Letjen Kochavi tidak menjelaskan detail operasi militer tersebut, dan tidak menyebutkan nama negara Arab yang dimaksud, ia hanya mengatakan bahwa telah terjadi kontak militer dengan target.
Ia mengklaim, operasi militer ini sukses, dan berhasil menyingkirkan segala bentuk gangguan dan ancaman terhadap orang-orang Israel.
Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Israel menjelaskan, operasi ini dilaksanakan bukan berdasarkan keputusan komandan batalyon, kompi atau divisi, akan tetapi atas perintah dari level tertinggi.
"Setelah mempelajari situasi, kami berkesimpulan bahwa kami harus menjalankan langkah militer yang jelas, dan mengerahkan pasukan kami melewati perbatasan untuk melaksanakan misi ini, tanpa menimbulkan korban sedikit pun," paparnya.
Kochavi tidak menyebutkan negara Arab mana yang ia maksud, tapi Israel berbatasan langsung dengan Mesir, Yordania, Suriah dan Lebanon. Surat kabar Al Quds Al Araby mengatakan kemungkinan negara Arab yang dimaksud adalah Suriah.
PM Israel: Kita Kejar Rudal 200 Dolar dengan Rudal 100 Ribu Dolar
Perdana Menteri rezim Zionis Israel mengeluhkan kerugian yang diderita rezim itu. Menurutnya, militer Israel mengejar rudal Al Qassam yang bernilai 200 dolar dengan rudal-rudal seharga 100.000 dolar.
Naftali Bennett, Jumat (28/1/2022) dalam sebuah wawancara yang dikutip beberapa surat kabar Israel, seperti Haaretz, Yedioth Ahronoth, Israel Hayom dan Maariv mengatakan, "Selama saya pemimpin kabinet, Perjanjian Oslo tidak akan pernah diimplementasikan."
Ia menambahkan, "Saya berasal dari partai sayap kanan, dan sikap saya tidak berubah. Begitu juga saya menentang pendirian negara Palestina, dan saya membela Israel. Saya tidak akan membiarkan perundingan politik untuk membentuk negara Palestina terlaksana, dan saya tidak bersedia bertemu dengan para pemimpin Otorita Ramallah."
Dalam wawancara itu, Bennett juga menyinggung masalah Iran, ia menuturkan, "Masalah Iran jauh lebih luas dari sekadar masalah nuklir. Sejak puluhan tahun lalu perang dingin antara Israel dan Iran terus berlangsung."
PM Israel menyebut Iran seperti gurita yang mengepung sekeliling Israel, dan Tel Aviv harus berperang langsung dengan gurita itu, bukan dengan lengan-lengannya.
"Hari ini rudal-rudal Qassam yang bernilai 200 dolar ditembakan, dan kita mengejarnya dengan rudal-rudal seharga 100.000 dolar. Ide laser akan mengubah perimbangan," pungkasnya.
Ansarullah: UEA Mengemis Bantuan dari AS
Juru bicara Ansarullah Yaman mengatakan, Uni Emirat Arab untuk bisa berdiri di atas kaki sendiri membutuhkan tongkat Amerika Serikat.
Peringatan dan statemen pejabat Yaman terkait urgensi dihentikannya segera serangan militer Uni Emirat Arab ke Yaman terus berlanjut.
Jubir Ansarullah Mohammad Abdulsalam, Rabu (26/1/2022) di akun Twitternya menulis, "Beberapa negara boneka koalisi agresor atas Yaman mengalami penderitaan karena krisis keamanan dalam negerinya seperti UEA yang tanpa bantuan AS tak bisa berdiri di atas kaki sendiri, dan sedang mengemis bantuan dari negara itu."
Ia menambahkan, "UEA untuk benar-benar keluar dari perang Yaman, tidak lagi membutuhkan dukungan AS, tapi jika terus melanjutkan serangan ke Yaman, tidak ada bantuan yang berguna baginya, dan keamanan tidak akan terwujud bagi negara ini."
Pasukan Yaman hari Senin lalu melancarkan serangan ke pangkalan udara Al Dhafrah di UEA, pangkalan militer yang berjarak 33 kilometer dari kota Abu Dhabi ini merupakan markas utama pasukan AS di kawasan.
Ini merupakan serangan kedua militer dan komite rakyat Yaman ke UEA dalam satu minggu terakhir, setelah berulangkali memperingatkan Abu Dhabi untuk menghentikan serangan militernya ke Yaman.
Pangkalan AS di Baghdad Diserang Roket dan Drone
Sumber media Irak mengabarkan serangan sedikitnya enam roket ke pangkalan militer Amerika Serikat di bandara internasional Baghdad.
Dikutip stasiun televisi Sky News, Jumat (28/1/2022) pagi pangkalan militer AS di dalam bandara internasional Baghdad menjadi sasaran serangan roket dan drone.
Menurut akun media sosial Sabereen News, lokasi penempatan pasukan AS di dalam bandara internasional Baghdad, Victory Base Complex diserang roket.
Stasiun televisi Al Jazeera mengonfirmasi serangan roket ke pangkalan militer AS di dalam bandara Baghdad, dan menyebutkan sedikitnya enam roket ditembakan ke pangkalan itu.
Sementara itu situs earthiq.news mengutip salah satu sumber keamanan Irak melaporkan, pangkalan militer AS, Victory Base diserang oleh sebuah drone pada pukul empat dini hari waktu setempat. Akan tetapi drone tersebut berhasil ditembak jatuh.
Kantor berita Rusia, RIA Novosti mengutip sebuah sumber mengabarkan, salah satu roket mengenai pesawat sipil. Berita ini dibenarkan oleh Sabereen News dan menulis, "Kerusakan menimpa sebuah pesawat sipil yang dibiarkan tak terpakai di pangkalan AS."
Sampai sekarang belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ini, sumber resmi Irak juga belum memberikan komentar resmi terkait serangan ini.
Imbas Serangan Roket, Kuwait Tangguhkan Penerbangan ke Irak
Organisasi Penerbangan Sipil Kuwait menyatakan bahwa penerbangan negara itu ke Irak telah ditangguhkan karena situasi saat ini.
Dua maskapai penerbangan, Kuwait Airways dan Jazeera Airways pada Jumat (28/1/2022) malam mengatakan bahwa atas perintah Organisasi Penerbangan Sipil Kuwait, penerbangan ke Irak ditangguhkan karena situasi saat ini di negara tersebut.
"Jadwal penerbangan dua hari ke depan ke kota Najaf telah dibatalkan," kata Jazeera Airways seperti dikutip surat kabar Kuwait, al-Rai pada hari Sabtu.
Keputusan itu diambil setelah enam dari 10 roket Katyusha menghantam sektor militer Bandara Baghdad pada Jumat pagi.
Sebelumnya, Komite Koordinasi Pasukan Syiah Irak dalam sebuah siaran pers mengecam serangan roket di Bandara Baghdad, dan menyebutnya sebagai tindakan teroris dengan tujuan menghasut.