Arbain, Haram Suci Abul Fadhl Abbas di Karbala Penuh Peziarah
(last modified Sun, 18 Sep 2022 14:05:27 GMT )
Sep 18, 2022 21:05 Asia/Jakarta
  • Haram Suci Abul Fadhl Abbas di kota Karbala.
    Haram Suci Abul Fadhl Abbas di kota Karbala.

Peziarah Arbain dan pecinta Ahlul Bait Rasulullah Saw dari berbagai kota dan daerah di Irak dan dari negara-negara dunia menziarahi Haram Suci Abul Fadhl Abbas di kota Karbala.

Haram Suci Abul Fadhl Abbas, yang beliau dikenal sebagai Qamar Bani Hasyim (Purnama Bani Hasyim), hanya berjarak sekitar sekitar 378 meter dari Haram Suci Aba Abdillah Al Husein as, cucu tercinta Rasulullah Saw.

Tanggal 20 Safar, yang tahun ini jatuh pada hari Sabtu, 17 September 2022 diperingati sebagai Hari Arbain Imam Husein as oleh Umat Muslim dan pecinta Ahlul Bait as di seluruh dunia.

Jutaan peziarah dari berbagai daerah di Irak dan negara-negara dunia mengunjungi kota Karbala untuk menghadiri acara Arbain. Sebagian besar dari mereka melakukan perjalanan jalan kaki dari kota Najaf ke Karbala.

Arbain adalah peringatan mengenang 40 hari Kesyahidan Imam Husein as, Cucu tercinta Baginda Nabi Muhammad Saw yang dibantai bersama keluarga dan sahabat-sahabatnya oleh pasukan Yazid di padang Karbala pada tanggal 10 Muharram 61 H.

Imam Hussein as, keluarga dan para sahabatnya gugur syahid pada 10 Muharam 61 Hijriah di Karbala atau yang dikenal dengan Tragedi Asyura.

Meski telah berlalu berabad-abad, namun peristiwa heorik itu tidak pernah berkurang urgensi dan kedudukannya, bahkan semakin berlalu, pesan Asyura justru semakin tersebar luas.

Kebangkitan Imam Hussein as melawan pemerintahan tiran Yazid bertujuan untuk menjaga kelangsungan agama Islam yang terkena erosi kerusakan di berbagai sendi kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu, motivasi perjuangan Imam Husein demi menjaga kesucian Islam dari berbagai penyimpangan yang dilakukan penguasa lalim di masanya.

Imam Husein as bangkit melawan Yazid bin Muawiyah bukan karena menghendaki kekuasaan, tapi karena ketulusannya membela ajaran agama Islam dan mengembalikan umat kakeknya dari berbagai penyimpangan ke arah Islam murni, yaitu Islam Muhammadi Saw. (RA)