Transformasi Asia Barat, 15 Oktober 2022
Perkembangan di negara-negara Asia Barat selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting seperti pidato Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon Sayid Hassan Nasrullah mengenai Palestina.
Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon Sayid Hassan Nasrullah dalam pidatonya pada Selasa malam, 11 Oktober 2022 menyinggung operasi perlawanan rakyat Palestina di wilayah pendudukan, dan mengatakan bahwa operasi ini mengejutkan rezim Zionis Israel.
Pada bulan lalu, babak baru operasi perlawanan terhadap rezim Zionis dimulai di Tepi Barat. Jaringan Al Jazeera Qatar melaporkan bahwa Tepi Barat menyaksikan 833 operasi perlawanan rakyat Palestina dalam segala bentuknya pada bulan September lalu.
Sejak awal pekan ini, dalam baku tembak antara tentara Israel dan pasukan perlawanan di al-Quds dan Nablus, dua tentara Zionis tewas dan tiga lainnya terluka. Perkembangan di Tepi Barat ini penting dilihat dari beberapa aspek.
Aspek pertama menunjukkan bahwa masyarakat di Tepi Barat telah mempersenjatai diri mereka untuk melawan rezim pendudukan al-Quds dan telah memilih operasi perlawanan untuk menghadapi kejahatan rezim Zionis. Sayid Nasrullah mengatakan, hari ini kita menyaksikan perlawanan rakyat dan intifada di Tepi Barat, dan kita menyaksikan operasi perlawanan setiap hari.
Aspek kedua adalah operasi di Tepi Barat menunjukkan bahwa selama ini Israel di daerah ini memiliki perhitungan yang salah karena Tel Aviv mengira tidak akan menghadapi perlawanan dari Tepi Barat, tetapi operasi-opersi perlawanan ini menunjukkan bahwa penduduk Tepi Barat memiliki tekad yang serius untuk melawan rezim Zionis dan lebih memilih perjuangan dan perlawanan ketimbang berkompromi.
Sekjen Hizbullah mengatakan bahwa musuh, Israel, berpikir bahwa mereka telah menghentikan langkah-langkah perlawanan di Tepi Barat, tetapi hari ini kita menyaksikan intifada rakyat dengan peluru dan paket bahan peledak di Tepi Barat. Apa yang kita lihat di Tepi Barat adalah keberanian dan inovasi.
Dimensi ketiga adalah di Tepi Barat telah terjalin kerja sama antara Jihad Islam Palestina dan Hamas dengan beberapa anggota gerakan Fatah. Jaringan Al Jazeera Qatar menulis bahwa hal yang luar biasa dalam perlawanan saat ini di Tepi Barat adalah integrasi para pejuang yang berafiliasi dengan Jihad Islam Palestina dan Hamas dengan Kataib Syuhada al-Aqsa yang berafiliasi dengan gerakan Fatah. Dari kerja sama tersebut, terbentuklah beberapa kelompok bersenjata baru.
Wakil Ketua Biro Politik Hamas Saleh al-Aroori menekankan bahwa kabar baik dari intifada baru telah terlihat di Tepi Barat, dan salah satu tandanya adalah persatuan perjuangan di lapangan. Dia mengatakan, beberapa kelompok baru, termasuk Erin al-Aswad (Erin al-Asud), meliputi para pejuang dari semua kelompok Palestina, dan tujuan mereka adalah untuk melawan penjajah.
Dimensi keempat adalah generasi baru Palestina telah mengambil bagian dalam operasi-operasi perlawanan baru. Hal ini menunjukkan adanya kepercayaan pada perlawanan di kalangan anak-anak Palestina, dan kebijakan pembunuhan komandan perlawanan oleh rezim Zionis tidak dapat berdampak negatif pada perlawanan rakyat Palestina.
Abdullah al-Aqrabavi, seorang peneliti hubungan internasional dan studi strategis, mengatakan, Tepi Barat tidak diragukan lagi menyaksikan peningkatan tindakan perlawanan, dan strategi rezim Zionis dalam 15 tahun terakhir untuk menekan perlawanan Palestina di Tepi Barat telah gagal.
Generasi baru Palestina telah memasuki rangkaian operasi perlawanan, dan ini berarti perlawanan di Tepi Barat semakin meningkat. Poin terakhir adalah meningkatnya operasi perlawanan di Tepi Barat, yang telah mengakibatkan kematian dan melukai beberapa tentara Zionis, telah menimbulkan ketakutan dan kekhawatiran bagi kabinet rezim ilegal ini.
Mengapa demikian? Sebab, operasi-operasi perlawanan ini menunjukkan bahwa pengepungan dan blokade selama 16 tahun terhadap Jalur Gaza alih-alih mengakhiri perlawanan rakyat Palestina, tetapi Tepi Barat juga telah bergerak menuju Gaza dan bergabung dengan perlawanan para pejuang Palestina lainnya.
Al Houthi: AS dan Israel sedang Menyesatkan Umat Manusia
Sekjen Ansarullah Yaman mengatakan, semua upaya kubu imperialis dan boneka-bonekanya di setiap masa, dan di masa sekarang ini Amerika Serikat dan Israel, adalah menyeret masyarakat dari cahaya ke kegelapan.
Dikutip stasiun televisi Al Masirah, Sabtu (8/10/2022), Abdul Malik Badreddin Al Houthi dalam acara Maulid Nabi Muhammad Saw menuturkan, "Terdapat berbagai permasalahan dan krisis di tengah umat Islam dan umat manusia, dan milad Rasulullah Saw adalah momen yang tepat untuk mengetahui penyebab nyata masalah-masalah ini."
Ia menjelaskan, selama manusia mengabaikan nilai-nilai Ilahi, maka selama itu pulalah ia akan menjadi mangsa penyalahgunaan oleh musuh.
Sekjen Ansarullah menegaskan, "Para Thogut, dan penjajah berusaha menjauhkan masyarakat dari nabi-nabi dan ajaran Tuhan, dan menyimpangkan agama."
Al Houthi memperingatkan negara-negara Barat karena upaya mereka menyimpangkan pemikiran umat manusia, dan menuntut para pemimpin negara-negara Barat untuk menyelamatkan diri dari kejahatan Zionis, yang telah menguasai dan menyesatkan mereka.
Media Israel: Kerugian Perang Lawan Hizbullah Tak Terbayangkan
Media Rezim Zionis memperkirakan kerugian yang ditimbulkan oleh perang antara Israel dan Hizbullah Lebanon, jauh lebih besar dari yang dibayangkan.
Dikutip stasiun televisi Al Mayadeen, Minggu (9/10/2022), media-media Israel mengumumkan, kerugian ekonomi yang harus ditanggung Israel, akibat perang melawan Hizbullah, bisa jauh lebih besar dari yang dibayangkan, bahkan jika perang hanya berlangsung beberapa hari saja.
Menurut media Zionis, di Israel terdapat orang-orang yang menganggap kecil kemungkinan terjadinya perang, tapi pada saat yang sama menunda penandatanganan kesepakatan dengan Lebanon.
Militer Israel, imbuhnya, menganggap pencapaian kesepakatan dengan Lebanon sangat baik dari sisi keamanan, dan terbuka kemungkinan Tel Aviv akan menandatangani kesepakatan tersebut bulan ini.
Sementara itu, Kanal 11 televisi Israel mengklaim, Tel Aviv hari ini, Minggu, akan memulai proses pengeboran gas di ladang Karish.
Situs berita Israel, i24 menulis, "Diambilnya langkah ini oleh Israel berarti bahwa Tel Aviv ingin melakukan pengeboran gas di Karish meski tanpa kesepakatan dengan Beirut."
Wakil Kurdistan Irak: Tindakan Tegas akan Diambil atas Teroris Anti-Iran
Wakil pemerintah Wilayah Kurdistan Irak, di Iran mengatakan, kali ini akan diambil keputusan serius terkait kelompok-kelompok teroris, dan tindakan tegas terhadap mereka.
Nazim Sabbagh, Minggu (9/10/2022) menyinggung dihentikannya serangan Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC ke markas-markas kelompok teroris anti-Revolusi Islam Iran setelah beberapa kali peringatan yang diberikan kepada pejabat Kurdistan Irak agar mencegah aksi kelompok teroris tersebut.
Wakil pemerintah Kurdistan Irak menuturkan, "Apabila aksi-aksi bersenjata kelompok teroris terhadap Iran berlanjut, maka kami akan melakukan tindakan serius."
Ia menambahkan, "Kami berjanji untuk tidak membiarkan kelompok-kelompok bersenjata beraksi sehingga menyebabkan kekhawatiran Iran atau warga Kurdistan sendiri."
Menurut Dabbagh, tidak satu pun pejabat Wilayah Kurdistan yang memiliki hubungan dengan para penentang Republik Islam Iran, dan pertemuan-pertemuan yang dilakukan adalah negosiasi, penyampaian pesan, dan pembatasan aktivitas mereka yang telah menyebabkan kekhawatiran Iran dan Wilayah Kurdistan Irak sendiri.
Perempuan Palestina Tewas Ditembak di Negev
Sumber-sumber Palestina melaporkan bahwa seorang wanita Palestina gugur akibat terjangan perluru di Negev.
Situs berita Palestina, Ma'an melaporkan, seorang wanita Palestina berusia 56 tahun bernama Zeinab Al-Sanae terluka dan meninggal setelah dibawa ke rumah sakit di kota Al-Laqiya yang terletak di wilayah Negev pada Minggu malam.
Perempuan Palestina ini tewas akibat terjangan peluru.
Sejak awal tahun 2022, sebanyak 82 orang Palestina, termasuk 11 perempuan gugur dalam insiden kekerasan dan penembakan yang dilancarkan tentara dan pemukim Zionis.
Hingga saat ini, warga Palestina memprotes ketidakamanan dengan menggelar demonstrasi berkali-kali.
Selama ini, tentara dan pemukim Zionis gencar melancarkan serangan terhadap orang-orang palestina yang menyebabkan sejumlah orang gugur dan terluka.
Rezim Zionis Langgar Zona Laut Lebanon
Angkatan bersenjata Lebanon mengumumkan pelanggaran wilayah perairan negaranya oleh perahu militer Rezim Zionis.
Lebanon dan rezim Zionis memiliki sengketa atas wilayah seluas 860 kilometer persegi di Laut Mediterania, yang memiliki sumber daya minyak dan gas.
Russia Today melaporkan, angkatan bersenjata Lebanon dalam sebuah pernyataan hari Senin (10/10/2022) menyatakan bahwa perahu militer rezim Zionis melanggar perairan teritorial Lebanon.
"Pada tanggal 9 Oktober 2022, perahu militer Israel melanggar wilayah perairan Lebanon di dekat Ras al-Naqoura," kata pernyataan militer Lebanon.
Pernyataan ini menambahkan bahwa perahu perang rezim Zionis melanggar wilayah perairan Lebanon selama 35 menit dan sejauh 259 meter.
Tindakan provokatif rezim Zionis terhadap Lebanon ini berlangsung di saat terjadi negosiasi untuk menarik perbatasan laut Lebanon dan wilayah pendudukan palestina diadakan, dan Sayid Hassan Nasrullah, Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon telah memperingatkan Tel Aviv, "Jika Lebanon tidak dapat memperoleh sumber daya laut, minyak dan gasnya sendiri, maka tidak ada pihak lain yang diizinkan untuk melakukannya,".
Dalam hal ini, Presiden Lebanon Michel Aoun hari Minggu mengatakan, "Mediator Amerika Amos Hochstein mengatakan kepadanya dalam panggilan telepon bahwa versi final dari proposal untuk menarik perbatasan laut dengan rezim Zionis akan dikirim dalam beberapa jam ke depan,".
Negosiasi tidak langsung antara Lebanon dan rezim Zionis untuk menentukan batas laut antara kedua belah pihak dimulai pada Oktober 2020 di bawah pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Tetapi negosiasi ini dihentikan setelah lima putaran pada Mei 2021 karena ketidaksepakatan antara kedua belah pihak mengenai batasan wilayah yang disengketakan.
Serbu Masjid di Al Khalil, Pemukim Zionis Nistakan Al-Qur'an
Pemukim Zionis menyerbu sebuah masjid di Al Khalil, kemudian merobek dan membakar salinan Al-Qur'an.
Menurut situs Arab 21 pada hari Senin, Nidal Al-Jabari, Direktur Departemen Wakaf Islam Al Khalil, mengatakan bahwa pemukim Zionis membakar sejumlah salinan Al-Qur'an di masjid Qitoun dekat kompleks Makam dan Masjid Nabi Ibrahim.
Pejabat Palestina ini mengatakan bahwa tentara rezim Zionis hanya mengizinkan umat Islam untuk memasuki masjid Nabi Ibrahim pada hari-hari tertentu dalam setahun, tetapi pemukim Zionis dapat memasukinya kapan pun mereka mau.
September lalu, rezim Zionis melarang adzan dikumandangkan di Haram Nabi Ibrahim dan menutup pintu tempat penting umat Islam ini untuk jamaah selama satu hari.
Pada tanggal 3 Oktober, ratusan pemukim Zionis memasuki Haram Ebrahimi dan mulai merayakan hari raya Yahudi, dengan dukungan penuh militer Israel.
Jurnalis Israel: Utara Tepi Barat Lepas dari Kontrol Zionis
Salah seorang jurnalis Rezim Zionis Israel, mengakui bahwa wilayah utara Tepi Barat secara total sudah keluar dari kontrol Israel dan Otorita Ramallah.
Yoni Ben-Menachem, Senin (10/10/2022) melaporkan, "Saat ini di wilayah utara Tepi Barat terdapat sekitar 2.000 pejuang Palestina yang bersenjata, ditambah ribuan pucuk senjata, dan sejumlah banyak pemuda Palestina, sudah bergabung dengan kelompok-kelompok perlawanan bersenjata."
Ia menambahkan, "Otorita Ramallah sudah kehilangan kontrol, Perdana Menteri Israel Yair Lapid, dan Menteri Perang, Benny Gantz, disebabkan alasan-alasan politik, saat ini sedang menipu opini publik, dan tidak mampu menghancurkan infrastruktur kelompok perlawanan secara total."
Yoni Ben-Menachem mengajukan pertanyaan, "Apakah para pejabat Israel akan bangun dari tidur ketika jangkauan operasi warga Palestina sudah sampai di dalam kota-kota Israel ?."
Dalam beberapa minggu terakhir, operasi perlawanan rakyat Palestina di Tepi Barat meningkat secara signifikan. Kota Jenin dan Nablus menjadi pusat operasi bersenjata warga Palestina melawan pasukan Rezim Zionis.
Pesan Israel ke Hizbullah: Kami Tak Mengebor Gas, dan Tak Ingin Perang
Media-media berbahasa Ibrani sehari lalu menekankan dimulainya proses pengeboran gas di ladang Karish oleh Israel, namun beberapa jam kemudian menyampaikan pesan Rezim Zionis untuk Sekjen Hizbullah, dan mengklarifikasi aktivitas terbaru mereka di Karish.
Media-media Rezim Zionis Israel, Minggu (9/10/2022) mengabarkan dimulainya proses pengeboran gas di ladang Karish, oleh Rezim Zionis.
Menurut media-media Israel, langkah ini berarti bahwa Tel Aviv ingin melakukan pengeboran gas di Karish bahkan tanpa kesepakatan dengan Lebanon.
"Badan-badan keamanan Israel, sudah meminta perusahaan Energian untuk melakukan serangkaian uji coba akhir dalam proses memproduksi gas," tulisnya.
Namun setelah itu media Israel mengabarkan situs perusahaan Inggris, Energian yang bertanggung jawab melakukan pengeboran gas di Karish, untuk Rezim Zionis, diserang hacker.
Energian mengaku sudah memulai proses "pemompaan terbalik" (reverse pumping) dari pesisir pantai menuju anjungan lepas pantai Karish. Menurut Energian, hal ini dilakukan untuk mengukur tingkat kesiapan sistem transportasi laut antara anjungan dan jaringannya di darat.
Pejabat tinggi Israel dalam wawancara dengan Walla mengatakan, Israel kepada Lebanon melalui mediasi Amerika Serikat sudah mengumumkan pemompaan gas adalah bagian penting dari proses aktivasi dan operasionalisasi anjungan gas, dan bukan berarti dimulainya pengeboran gas.
Pemukim Zionis Nistakan Al Quran, Ini Respon Jihad Islam
Salah satu pejabat tinggi gerakan Jihad Islam Palestina Palestina mendesak peningkatan aksi perlawanan di seluruh wilayah pendudukan untuk membalas penistaan terhadap Al Quran oleh para pemukim Zionis.
Kheder Adnan, Senin (10/10/2022) merespon penistaan terhadap Al Quran dan pembakaran beberapa naskah kitab suci umat Islam ini oleh para pemukim Zionis.
Ia mengatakan, "Aksi Zionis ini merupakan permusuhan terhadap agama dan risalah abadi Islam, dan merupakan aksi berbahaya dalam rangka permusuhan terhadap kesucian, serta penyerangan ke Masjid Al Aqsa."
Pejabat Jihad Islam itu menambahkan, "Kami mengecam diamnya mereka yang biasanya menerikan kebebasan beribadah, dan sekarang tidak keluar suara apa pun dari mereka saat menyaksikan kejahatan keji ini."
Menurut Adnan, kejahatan ini menyasar agama-agama tertinggi, dan pesan-pesan Ilahi, dan ia meminta ulama-ulama Palestina untuk melaksanakan tanggung jawab mereka dalam menyikapi kejahatan ini.
Sebelumnya Hamas mengecam aksi penistaan terhadap Al Quran yang dilakukan pemukim Zionis di wilayah lama kota Al Khalil, Tepi Barat, dan menuntut tindakan keras dan tegas untuk membalasnya.
Saudi Penjarakan 10 Orang Mesir, Begini Dalihnya
Sebuah pengadilan di Arab Saudi menjatuhkan hukuman penjara kepada 10 orang Mesir gara-gara mereka berupaya mengadakan acara peringatan perang Oktober 1973 di Riyadh.
Perang Oktober, yang dikenal sebagai Perang Yom Kippur, Perang Arab-Israel 1973, atau Perang Ramadhan, adalah perang keempat antara negara-negara Arab dan rezim Zionis. Tentara Mesir dan Suriah, dengan dukungan beberapa negara Arab lainnya, memulai perang dengan menyerang posisi Zionis di sebelah timur Terusan Suez dan Dataran Tinggi Golan. Dalam perang ini, Suriah berhasil merebut 600 kilometer persegi dari total 1860 kilometer Dataran Tinggi Golan dari tangan Zionis.
Pengadilan Arab Saudi telah menjatuhkan hukuman penjara kepada 10 orang Mesir untuk jangka waktu yang mencapai 18 tahun untuk beberapa dari mereka.
Dalam sebuah pernyataan, organisasi hak asasi manusia, termasuk Amnesti International, menuntut pembebasan orang-orang ini.
Amnesti internasional juga mengumumkan Agustus lalu bahwa pengadilan terhadap orang-orang ini adalah bentuk penghinaan terhadap keadilan.
Menurut pernyataan organisasi ini, Arab Saudi mengadili warga Mesir ini hanya karena hak mereka atas kebebasan berbicara dan berkumpul dan tidak mengizinkan mereka untuk melakukan kontak rutin dengan keluarga mereka.
Menurut laporan ini, 10 orang ini dituduh membentuk kelompok tanpa izin dan membentuk kelompok teroris.
Penindasan kebebasan berekspresi dan pelanggaran hak asasi manusia di Arab Saudi bukanlah masalah baru dan memiliki akar sejarah panjang dalam rekam jejak historis rezim Al Saud. Tetapi pelanggaran tersebut semakin masif dalam beberapa periode terakhir, terutama setelah naiknya Salman bin Abdul Aziz sebagai raja, dan anaknya sebagai putra mahkota.
Hizbullah Tegaskan Urgensi Pembentukan Pemerintahan Baru
Sheikh Naim Qassem, Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon menekankan perlunya membentuk pemerintahan baru.
Sheikh Naim Qassem di akun Twitternya menanggapi dinamika Lebanon hari Selasa (11/10/2022) dengan mengatakan, "Posisi kami dalam gerakan Hizbullah menegaskan urgensi pembentukkan pemerintah sebelum pemilihan presiden, bahkan jika ada beberapa hari lagi."
"Sekarang kami lebih tertarik pada masalah ini karena tugas pertama pemerintah adalah menyelamatkan Lebanon dari kekacauan politik yang mungkin terjadi selama pemilihan presiden," ujar Sheikh Qassem.
Menanggapi masalah pemilu presiden, Sheikh Naim Qassem mengungkapkan, "Ada dua kategori presiden dalam masalah pemilu. Pertama kategori presiden kontroversial yang berusaha untuk menghadapi dan memaksakan pandangannya selaras dengan Amerika dan kehancuran Lebanon. Kedua, presiden yang memiliki visi nasional dan fleksibelserta berupaya menyelesaikan masalah sulit melalui dialog dan tidak menyerah kepada pihak asing,".
Sesi pertama sidang parlemen Lebanon diadakan untuk memilih presiden tanggal 29 September 2022, tetapi tidak ada kandidat yang dapat memenangkan dua pertiga suara.
Menurut laporan, 122 perwakilan dari total 128 anggota parlemen Lebanon berpartisipasi dalam pemungutan suara untuk memilih presiden.
Yaman: AS dan Rezim Zionis Tidak akan Bisa Bantu Koalisi Agresor Saudi-UEA
Anggota biro politik Pemerintah Penyelamatan Nasional Yaman menegaskan bahwa Amerika Serikat dan rezim Zionis tidak akan bisa membantu negara-negara agresor aliansi Saudi-Uni Emirat Arab (UEA) menghadapi rakyat Yaman.
Ali Al-Qahhoum, Anggota Pemerintah Penyelamatan Nasional Yaman hari Senin (10/10/2022) menyatakan bahwa sistem pertahanan AS dan rezim Zionis tidak akan bisa membantu rezim-rezim agresor dalam menghadapi ketangguhan bangsa Yaman.
"Sistem pertahanan Israel tidak akan membantu UEA dan rezim lain yang berkompromi dengan rezim Zionis," ujar anggota biro politik Yaman.
Menyinggung kekhawatiran negara-negara koalisi agresor yang dipimpin Arab Saudi menyikapi peningkatan kekuatan militer Yaman, anggota pemerintah Penyelamatan Yaman menekankan, "Jika serangan terus berlanjut, tangan Yaman akan mencapai mereka. Karena negara ini mampu memukul agresor, meskipun Amerika mendukung mereka,".
Sebelumnya, Yahya Saree, Juru Bicara Angkatan Bersenjata Yaman memperingatkan perusahaan-perusahaan yang berinvestasi di UEA dan Arab Saudi supaya mereka meninggalkan negara-negara ini segera selama masih ada kesempatan.
Saree mengklarifikasi bahwa peringatan ini akan tetap ada sampai negara-negara agresor pimpinan Saudi mematuhi gencatan senjata dengan memberikan hak kepada bangsa Yaman untuk mengeksploitasi kekayaan minyaknya dan membayar gaji pegawai pemerintah Yaman.
Gencatan senjata dua bulan di Yaman, dengan mediasi utusan khusus PBB untuk negara itu berakhir setelah dua kali diperpanjang hingga 2 Oktober 2022, karena koalisi agresor melanggar kesepakatan yang telah dicapai.
Media Zionis: Hizbullah akan Ubah Israel Jadi Ukraina
Media-media berbahasa Ibrani memprotes kesepakatan penetapan batas laut Israel dengan Lebanon, dan memperingatkan, drone-drone Hizbullah akan mengubah Israel menjadi Ukraina.
Dikutip stasiun televisi Al Mayadeen, Selasa (11/10/2022), media-media Zionis melaporkan, "Drone-drone Hizbullah akan ditempatkan dan digunakan untuk menghadapi militer Israel, sebagaimana yang dilakukan Rusia di Ukraina."
Jenderal Amir Avivi, salah satu komandan pasukan cadangan Israel, adalah salah satu yang menentang kesepakatan penetapan garis batas laut dengan Lebanon, dan menurutnya keputusan Tel Aviv menyepakati garis batas itu membuktikan kelemahan dan kekalahan.
"Kita di sini menyaksikan sebuah peristiwa bersejarah berbahaya yang di dalamnya Hizbullah mengancam kita, dan di sisi lain, kita sangat terburu-buru mengubah sikap yang diambil sebelum pemilu Lebanon," ujarnya.
Hari ini, Selasa, Perdana Menteri Rezim Zionis Yair Lapid mengumumkan menerima draf akhir mediator Amerika Serikat terkait penetapan garis batas laut dengan Lebanon, dan menyatakan kepuasan Tel Aviv.
Haaretz Akui Rezim Zionis Takut Ancaman Sekjen Hizbullah
Media Israel mengakui bahwa Sekjen Hizbullah berhasil telah menciptakan pencegah terhadap rezim Zionis, dan menganggap ketakutan Tel Aviv terhadap ancaman Sayid Hassan Nasrullah bisa dibenarkan.
Al-Mayadeen mengutip surat kabar berbahasa Ibrani Haaretz hari Rabu (12/10/2022) melaporkan, "Ketakutan Israel terhadap Sayid Hassan Nasrullah, Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon bisa dibenarkan, karena Israel tahu berapa harga perang yang dipertaruhkan melawan dia."
"Ada fakta yang jelas bahwa Hizbullah telah menciptakan pencegahan terhadap Israel," tulis Haaretz.
Ini bukan pertama kalinya otoritas dan media rezim Zionis mengakui kekalahan melawan kekuatan Hizbullah dan Sekretaris Jenderalnya, terutama setelah dimulainya negosiasi mengenai perbatasan laut antara Lebanon dan Israel. Dalam hal ini, Benjamin Netanyahu, mantan Perdana Menteri rezim Zionis dan ketua partai oposisi Likud mengecam keras Perdana Menteri rezim Zionis, Yair Lapid, dan menyebut penyelesaian perjanjian perbatasan laut dengan Lebanon sebagai pengakuan kekalahan bersejarah kepada Hizbullah.
"Saya ingin mengingatkan Lapid bahwa pekerjaan pembangunan di bidang ini dimulai lima tahun lalu dan kami tidak pernah bermimpi mendapatkan izin dari Nasrullah untuk mengeksploitasinya," ujar Netanyahu.
Istana Kepresidenan Lebanon hari Selasa mengumumkan bahwa versi final dari kesepakatan tentang demarkasi perbatasan laut selatan telah memuaskan dan memenuhi tuntutan Lebanon.
Pada Selasa malam, Sayid Hassan Nasrullah berbicara tentang demarkasi perbatasan laut antara Lebanon dan rezim Zionis, dengan mengatakan, "Kita berada dalam masa kritis, dan otoritas yang harus mengumumkan posisi resmi Lebanon adalah Presiden Michel Aoun. Kami sedang menunggu posisi resmi dari pemerintah,".
Amnesti Internasional Desak Saudi Batalkan Eksekusi Mati Tiga Pemuda
Amnesti Internasional meminta Arab Saudi untuk membatalkan eksekusi mati terhadap tiga pemuda di negara ini.
Arab Saudi telah lama dikritik oleh organisasi hak asasi manusia internasional karena tingginya tingkat pelaksanaan eksekusi mati.
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia mengutuk eksekusi massal di negara itu, dan mencatat bahwa beberapa dari mereka yang dieksekusi dihukum tidak memenuhi standar internasional.
Menurut Human Rights Watch, Arab Saudi mengeksekusi 120 orang dalam enam bulan pertama tahun 2022, dan hampir dua kali lipat jumlah yang dieksekusi sepanjang tahun sebelumnya.
Amnesti International dalam sebuah pernyataan hari Selasa (11/10/2022) meminta pihak berwenang Saudi untuk membatalkan eksekusi terhadap Abdullah al-Houthi, Abdullah al-Drazi dan Jalal al-Bad.
Diana Samaan, Wakil Direktur Kantor Regional Asia Barat dan Afrika Utara Amnesti Internasional hari Selasa mengatakan, "Menjatuhkan hukuman mati terhadap ketiga pemuda Saudi ini karena kejahatan yang mereka lakukan di bawah usia 18 tahun, jelas merupakan pelanggaran hak asasi manusia,".
"Raja Arab Saudi seharusnya tidak menyetujui keputusan ini," ujar Samaan
Pejabat Amnesti Internasional ini meminta Riyadh untuk menghentikan semua eksekusi mati yang akan segera terjadi dan mengeluarkan perintah untuk pengadilan ulang pada terdakwa.
Pejuang Palestina Tembak Jatuh Drone Rezim Zionis
Sebuah pesawat tak berawak rezim Zionis jatuh di wilayah utara Al Khalil.
Media Palestina hari Rabu (12/10/2022) melaporkan drone Israel ini ditembak jatuh selama konflik dengan pemuda Palestina di kota Beit Amr di wilayah utara Al Khalil.
Rincian jatuhnya drone ini belum diumumkan.
Media berbahasa Ibrani melaporkan dua tentara Zionis terluka selama konflik di selatan Masjid Al-Aqsa.
Selain itu, bus Zionis juga dilempari batu oleh pemuda Palestina di timur Qalqilya.
Sebanyak dua orang Zionis terluka sebagai tanggapan atas kesyahidan seorang balita dan seorang pemuda.
Menurut laporan media Palestina, balita Palestina ini gugur akibat penggunaan gas air mata oleh tentara Israel dalam konflik di Kafr al-Aqb di utara Al Quds.
Sebelumnya, seorang pemuda Palestina berusia 18 tahun bernama Osama Mahmoud Adavi gugur dalam konflik antara Palestina dan tentara Zionis di kamp al-Arub.
Selama beberapa pekan terakhir, tentara Zionis mengintensifkan operasi militernya terhadap Tepi Barat, terutama di dua wilayah Jenin dan Nablus demi mencegah intifada baru Palestina di Tepi Barat.
Pasukan Turki Lanjutkan Operasi Militer Ilegal di Suriah
Pasukan Turki melanjutkan operasi militer ilegal di wilayah utara Suriah dengan membunuh tiga anggota Partai Buruh Kurdistan yang berada di Suriah.
Ankara memasukkan Partai Buruh Kurdistan Turki (PKK) dan cabangnya di Suriah, YPG, dalam daftar kelompok teroris.
Dengan dalih yang sama, militer Turki secara ilegal menargetkan wilayah utara Irak.
Aksi militer Turki selama beberapa tahun ini memicu protes berulangkali dari Damaskus dan Baghdad yang menilainya sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan teritorial mereka.
Kantor berita Anadolu, Kementerian Pertahanan Nasional Turki dalam sebuah pernyataan hari Rabu (12/10/2022) mengatakan bahwa unsur-unsur kelompok teroris PKK/YPG sedang bersiap untuk menyerang wilayah operasional yang dikenal sebagai Mata Air Perdamaian dan Ranting Zaitun di Suriah utara.
Kementerian Pertahanan Turki menekankan kelanjutan operasi ini di wilayah Suriah.
Tentara Zionis Tembak Mati Dokter Palestina
Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan kematian seorang dokter Palestina di Tepi Barat Sungai Yordan.
Menurut kantor berita palestina Ma'an, Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan bahwa Abdullah Al-Ahmad, dokter bantu yang terluka akibat terjangan peluru tentara rezim Zionis gugur di depan rumah sakit Jenin pada Jumat (14/10/2022) pagi.
Pasukan rezim zionis menyerang kota Jenin dan kamp Palestina yang terletak di sana Jumat dini hari, yang mendapat perlawanan dari warga kamp dan memicu bentrokan sengit di dekat rumah sakit negeri Khalil Suleiman.
Tentara Zionis dengan menembaki warga Palestina di kamp Jenin, dan mencegah pergerakan petugas medis dan ambulans.
Sebanyak dua warga Palestina gugur, dan enam lainnya, termasuk dua penyelamat, terluka setelah serangan pasukan Zionis di kota Jenin dan kampnya.
Bentrokan ini terkonsentrasi di dekat rumah sakit pemerintah Shahid Khalil Sulaiman, dan pasukan pendudukan menggunakan peluru tajam di kamp Jenin, yang mengakibatkan seorang warga Palestina gugur.
Menurut informasi terakhir yang diterima, pasukan rezim zionis terpaksa mundur dari kamp Jenin akibat aksi balasan pasukan perlawanan Palestina.
Dalam hal ini, Brigade Quds, sayap militer Gerakan Jihad Islam Palestina di Jenin, mengeluarkan pernyataan dan mengumumkan bahwa kejahatan Zionis di kota ini akan dibalas.
Saudi Pamerkan Drone-Drone yang Dibeli dari Cina
Angkatan Udara Arab Saudi untuk pertama kalinya memamerkan pesawat tanpa awak negara itu yang dibeli dari Cina, Wing Loong.
Dikutip situs Defense Arabia, Rabu (12/10/2022), Angkatan Udara Saudi memamerkan drone-drone buatan Cina itu di pangkalan udara King Khalid, di kota Khamis Mushait, selatan Saudi.
Angkatan Bersenjata Saudi untuk pertama kalinya menerima drone-drone Wing Loong pada Oktober 2017, dan militer Saudi merupakan pengguna kedua drone ini setelah Cina.
Media Saudi mengabarkan, Riyadh membeli 300 unit drone Wing Loong dari Cina, dan ini merupakan penjualan terbesar bagi industri pertahanan Cina di bidang drone.
Wing Loong adalah pesawat tanpa awak modifikasi dari generasi pertamanya yang didesain sebagai drone yang mampu terbang tinggi dan sedang.
Drone ini memiliki panjang 11 meter, tinggi 4,1 meter, panjang sayap 20,5 meter, dan dapat membawa beban dan persenjataan hingga 480 kilogram.