Transformasi Asia Barat, 5 Februari 2023
(last modified Sun, 05 Feb 2023 13:12:47 GMT )
Feb 05, 2023 20:12 Asia/Jakarta
  • Jet tempur rezim Zionis Israel.
    Jet tempur rezim Zionis Israel.

Dinamika di negara-negara Asia Barat pekan lalu diwarnai sejumlah isu penting di antaranya serangan udara terbaru militer rezim Zionis Israel ke Jalur Gaza.

Rezim Zionis membombardir Jalur Gaza dan ditanggapi langsung oleh kelompok-kelompok perlawanan Palestina dengan menembakkan beberapa roket ke beberapa distrik Zionis di Jalur Gaza.

Sebulan telah berlalu sejak awal kabinet Benjamin Netanyahu berkuasa yang memicu eskalasi konflik di wilayah pendudukan.

Kehadiran tokoh Zionis ekstrem kabinet baru Zionis menyebabkan peningkatan operasi perlawanan terhadap Israel, bahkan meningkatkan spekulasi akan terjadinya perang baru.

Menurut kantor berita Iran Press, jet tempur rezim Zionis Kamis (2/1/2023) membombardir sebagian daerah di Jalur Gaza.

Media Palestina yang berafiliasi dengan kelompok perlawanan mengumumkan bahwa pertahanan anti-pesawat  Palestina menghadapi serangan jet tempur Israel di Jalur Gaza.

Kelompok perlawanan Palestina juga menembakkan roket ke arah permukiman Zionis di sekitar Jalur Gaza sebagai tanggapan atas serangan udara Israel.

Presiden Aljazair: Palestina, Isu Utama Dunia Islam !

Presiden Ajazair menyatakan bahwa Palestina akan tetap menjadi masalah utama dunia Islam dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Aljazair selama ini menjadi pembela hak-hak rakyat Palestina sejak awal dan terus mendukung cita-cita pembebasan Quds dengan berbagai cara.

Presiden Aljazair, Abdelmadjid Tebboune dalam pernyataan yang disampaikan para pertemuan Uni Parlemen Organisasi Kerja Sama Islam yang diadakan di Aljazair pada Minggu (29/1/2023) malam mengatakan bahwa Palestina akan tetap menjadi masalah utama umat Islam dan Organisasi Kerja Sama Islam.

"Aljazair menuntut upaya lebih besar dan mobilisasi dukungan politik dan material lebih kuat sehingga rakyat Palestina dapat berdiri teguh melawan kejahatan rezim Zionis," ujar Presiden Aljazair.

"Aljazair akan bekerja sama dengan negara-negara Muslim di seluruh dunia untuk mendukung keanggotaan Palestina di PBB," tegasnya.

Sebelumnya, Presiden Aljazair menyerukan langkah-langkah praktis untuk mendukung hak -hak rakyat Palestina dan menyatakan bahwa dukungan ini tidak boleh dibatasi pada serangkaian pernyataan dan komentar semata.

Sanaa: Amerika Penyebab Bencana Kemanusiaan di Yaman

Menteri Penerangan Pemerintah Penyelamatan Nasional Yaman menilai Amerika Serikat menjadi penyebab bencana kemanusiaan terbesar di dunia dengan memblokir proses perdamaian di Yaman.

Gencatan senjata di Yaman dengan mediasi PBB, yang diperbarui selama dua bulan dan diperpanjang dua kali. Tetapi gencatan senjata ini gagal untuk memenuhi tuntutan Pemerintah Penyelamatan Nasional, yang didasarkan pada perjanjian tersebut yang menyebabkan secara faktual tidak diperpanjang.

Saifullah Al Shami di akun Twitternya hari Selasa (31/1/2023) mengungkapkan bahwa Amerika Serikat tidak serius mewujudkan perdamaian di Yaman, bahkan menjegalnya.

"AS mendukung Koalisi Saudi dan menjadikan bencana kemanusiaan terbesar di dunia terjadi di Yaman dengan melanjutkan pengepungan dan serangan terhadap bangsa tertindas Yaman," ujar Al Shami.

"Sanaa telah mengajukan banyak inisiatif untuk perdamaian di Yaman, termasuk proposal perdamaian Saleh al -Samad (mantan kepala Dewan Politik Yaman) pada 1 September 2017, kemudian usulan Mahdi Al Mashat pada bulan September 2019, April 22 dan September 2020," tegasnya.

Menteri Penerangan Yaman menyebut Amerika Serikat dan Arab Saudi tidak menerima proposal ini dan menghentikan tindakan apa pun untuk mengimplementasikannya.

Sebelumnya, Wakil Menteri Pertahanan dan Keamanan Yaman, Mayor Jenderal Jalal Al Rushan mengatakan, "Kondisi tidak damai dan bukan perang adalah ancaman, dan kami mengandalkan persatuan rakyat dan pejabat pemerintah,".

Pemerintah Penyelamatan Nasional Yaman mengumumkan pencabutan sanksi, pembukaan kembali Bandara Sanaa secara penuh, dan pembayaran gaji karyawan dari pendapatan minyak provinsi yang ditempati oleh tentara bayaran Saudi dan Uni Emirat Arab, sebagai persyaratan perpanjangan gencatan senjata.

Arin Al Aswad pada Israel: Kami akan Datangi Rumah-Rumah Kalian !

Kelompok perlawanan Palestina, Arin Al Aswad memperingatkan Rezim Zionis dan mengatakan, tidak ada tempat bagi Zionis di Palestina.

Arin Al Aswad, Senin (30/1/2023) malam mengatakan, "Jika para penduduk kota Al Quds bangkit, maka tanah yang diinjak para penjajah akan terguncang, dan warga Al Quds dapat mengusir para Zionis dari tanah ini."

Ditambahkannya, para pemukim Zionis harus tahu, tanah Palestina akan berubah menjadi kuburan bagi jasad-jasad mereka, dan Zionis tidak punya tempat untuk hidup di Palestina.

"Kembalilah ke tempat kalian berasal, ke tempat kelahiran kalian, karena ini jauh lebih baik daripada nasib kalian di wilayah kami. Arin Al Aswad akan menyergap kalian di jalan-jalan, dan di pos-pos pemeriksaan. Tidak lama lagi kami akan mendatangi kalian di rumah-rumah kalian sendiri," imbuhnya.

Pada saat yang sama, kelompok perlawanan Arin Al Aswad juga menyeru rakyat Palestina, untuk bersatu dan melancarkan operasi-operasi perlawanan.

Arin Al Aswad menegaskan, "Kami katakan kepada Netanyahu dan Zionis lainnya bahwa senjata para pemukim Zionis akan menjadi harta rampasan perang kelompok perlawanan, dan akan digunakan untuk memerangi kalian."

Al Jazeera: Takut Dibalas Iran, Militer Israel Siaga Penuh di Golan

Angkatan Bersenjata Rezim Zionis dikabarkan telah bersiaga penuh di Dataran Tinggi Golan, karena takut balasan Iran atas serangan quadcopter dua malam sebelumnya di Isfahan.

TV Al Jazeera, Senin (30/1/2023) melaporkan, setelah serangan dua malam lalu ke kompleks industri Kementerian Pertahanan Iran di Isfahan yang dikaitkan dengan Rezim Zionis, militer Israel di Dataran Tinggi Golan segera disiagakan penuh.

Di sisi lain Kanal 12 televisi Israel mengabarkan, dinas-dinas keamanan Rezim Zionis mengkhawatirkan serangan pembalasan Iran atas serangan quadcopter dua malam lalu di Isfahan.

Menurut keterangan dinas-dinas keamanan Israel, terbuka kemungkinan Iran, akan melancarkan serangan terhadap berbagai target di Wilayah pendudukan.

Setelah serangan di Isfahan, Juru bicara Pentagon mengumumkan tidak ada seorang pun tentara Amerika Serikat yang terlibat dalam seranngan di dalam wilayah Iran.

Surat kabar Wall Street Journal mengutip pejabat AS mengabarkan, Israel dan Mossad terlibat dalam serangan gagal ke kompleks industri Kemenhan Iran di Isfahan.

Mahmoud Abbas: Bangsa Palestina Menolak Selamanya Dijajah

Ketua Otorita Ramallah Palestina mengatakan, bangsa Palestina tidak akan menerima jika mereka selamanya dijajah.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken Senin (30/1/2023) tiba di Palestina pendudukan. Ini merupakan lawatan resmi pertama Blinken ke Palestina pendudukan setelah terbentuknya pemerintahan radikal dan ekstrim rezim Zionis yang dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Blinken selama kunjungannya ke Palestina pendudukan bertemu dengan Benjamin Netanyahu dan Presiden Zionis, Isaac Herzog serta timpalannya dari Israel, Eli Cohen.

Menlu AS dalam safarinya hari Selasa (31/1/2023) bertolak ke Tepi Barat dan bertemu dengan Ketua Otorita Ramallah, Mahmoud Abbas.

Menurut laporan IRNA, Mahmoud Abbas usai bertemu dengan Blinken menekankan, "Rezim Zionis bertanggung jawab atas eskalasi tensi di bawah bayang-bayang tidak adanya tekanan internasional ,dan komunitas internasional mengabaikan tindakan rezim pendudukan tanpa pencegahan apa pun."

"Kami senantiasa komitmen terhadap resolusi legal internasional, dan kami mengejar kerja sama dengan komunitas internasional berdasarkan resolusi legal internasional untuk membentuk negara merdeka Palestina," ungkap Mahmoud Abbas.

Ketua Otorita Ramallah menjelaskan, rezim Zionis harus menghentikan langkah sepihaknya yang melanggar hukum internasional.

Kunjungan menlu AS ke bumi Palestina pendudukan dilakukan di bawah bayang-bayang eskalasi tensi di Tepi Barat dan potensi meledaknya situasi di kawasan ini. 

Hamas Kecam Kunjungan Menlu AS ke Wilayah Pendudukan

Juru bicara Hamas menilai tujuan kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat ke Wilayah pendudukan adalah untuk menutupi kejahatan dan agresi Rezim Zionis terhadap rakyat Palestina.

Abdul Latif Al Qanou, Selasa (31/1/2023) mengatakan, "Tujuan kunjungan Menlu AS Antony Blinken ke Wilayah pendudukan adalah untuk memberi dukungan terhadap Rezim Zionis."

Pada saat yang sama Jubir Hamas memperingatkan terus meningkatnya eskalasi ketegangan oleh orang-orang Zionis, dan pemukim Zionis terhadap rakyat, tanah dan tempat-tempat suci Palestina serta dampak-dampaknya atas kawasan.

Dikabarkan bahwa Menlu Amerika Serikat hari ini bertolak ke Tepi Brat, dan akan bertemu dengan Pemimpin Pemerintah Otorita Ramallah Palestina, Mahmoud Abbas.

Lawatan Blinken ke Wilayah pendudukan dilakukan di tengah terus memburuknya ketegangan di Tepi Barat, dan di tengah kemungkinan ledakan situasi di wilayah ini.

Media Israel mengabarkan, beberapa masalah utama yang akan dibahas Menlu AS dalam lawatan ke kawasan termasuk ke Wilayah pendudukan adalah Iran, normalisasi hubungan dengan Arab Saudi, dan Palestina. 

Pemuda Palestina Lancarkan Operasi Anti-Zionis di Nablus

Laman berita Maan News mengkonfirmasikan sebuah operasi anti-Zionis yang dilancarkan seorang pemuda Palestina di selatan Nablus.

Kondisi bumi pendudukan Palestina selama beberapa hari terakhir, khususnya di Tepi Barat sangat istimewa, dan pejuang Palestina dengan segala cara membalas kejahatan rezim Zionis, dan hal ini menorehkan kondisi khusus bagi rezim penjajah al-Quds.

Seperti dilaporkan laman Maan News, seorang pemuda Palestina dalam sebuah operasi mobil menyerang barisan militer Zionis di pos pemeriksaan Zaatara di selatan Nablus dan melukai dua tentara Zionis.

Media-media Zionis juga membenarkan operasi ini dan melaporkan, pelaku operasi ini berhasil melarikan diri dan operasi militer Zionis utuk menemukan pemuda Palestina tersebut terus berlanjut.

Selama beberapa hari lalu, khususnya setelah dua operasi di Quds yang menewaskan delapan Zionis dan melukai 12 orang lainnya, ketegangan di Palestina pendudukan semakin intens.

Sebelumnya Zionis hanya terlibat konfrontasi dengan warga Palestina di selatan bumi pendudukan dan Jalur Gaza, tapi kini Tepi Barat dan timur Palestina menjadi jebakan bagi Zionis pengecut karena pemuda di daerah ini dipersenjatai dan Zionis tidak lagi dapat tidur dengan nyenyak. 

Militer Saudi Menangkap 10 Pemuda Syiah di Negara Ini

Militer Arab Saudi menyerang berbagai wilayah Qatif dan al-Awamiyah di timur negara ini dan menangkap sejumlah warga Syiah.

Pemerintah Arab Saudi setiap tahun menjatuhkan hukuman berat dan eksekusi mati kepada sejumlah besar oposisi dengan tujuan melawan kebebasan berekspresi dan dengan dalih memerangi terorisme.

Menyusul meletusnya aksi protes luas, khususnya di wilayah Syiah di timur Arab Saudi pada tahun 2011 yang meminta hak kesetaraan, keadilan sosial dan diakhirinya praktek diskriminasi serta penganiayaan sektarian, otoritas keamanan Saudi biasanya secara sistematis menarget warga kawasan ini, menangkap mereka serta menghukum mati sebagiannya.

Laman Komite Pembelaan Hak Asasi Manusia Selasa (31/1/2023) mengumumkan, aparat keamanan Arab Saudi Senin (30/1/2023) pagi dengan sejumlah kendaraan lapis baja menyerang wilayah Qatif dan sejumlah rumah di distrik al-Awamiyah, Hafr al-Batin dan Umm al-Hamam di timur negara ini.

Masih menurut sumber ini, militer Arab Saudi seraya menyerang wilayah Qatif, juga menangkap sepuluh pemuda Palestina dan membawanya ke tempat yang tidak diketahui.

Penangkapan ini terjadi setelah serangan penuh kekerasan militer Arab Saudi dan pengobaran ketakutan di hati warga kawasan tersebut, khususnya lembaga ini tanpa membawa surat penangkapan dan ijin dari pengadilan serta di luar hukum, melancarkan serangan dan penangkapan warga.

Warga di timur Arab Saudi selama bertahun-tahun berulang kali menggelar aksi demo memprotes aksi-aksi penumpasan pemerintah Riyadh dan pembantaian puluhan demonstran di kota al-Awamiyah dan Qatif, tapi mereka menghadapi aksi penumpasan keras dari militer Arab Saudi.

Pertahanan Udara Hamas Lawan Serangan Jet Tempur Israel

Sistem pertahanan udara sayap militer Hamas, Brigade Ezzedine Al Qassam, menghadapi serangan jet-jet tempur Rezim Zionis.

Jet-jet tempur Rezim Zionis, Kamis (2/2/2023) dinihari melancarkan serangan ke salah satu markas kelompok perlawanan di kamp Al Maghazi yang terletak di pusat Jalur Gaza dengan lima rudal.

Target yang diserang jet-jet tempur Rezim Zionis itu adalah markas Batalion 13, dan serangan tersebut menyebabkan sejumlah kerusakan fisik.

Brigade Ezzedine Al Qassam mengumumkan, "Unit pertahanan udara kami melawan serangan jet-jet tempur Rezim Zionis dengan rudal darat ke udara."

Dalam beberapa hari terakhir situasi di Wilayah pendudukan terutama di Tepi Barat terus memanas, dan para pejuang Palestina menggunakan media apa pun untuk melawan pasukan Rezim Zionis.

Rezim Zionis Bangun Pangkalan Drone Rahasia di Yordania

Seorang aktivis media Yordania melaporkan bahwa rezim Zionis telah mendirikan pangkalan drone rahasia di Yordania dekat perbatasan Irak dan Suriah.

FNA hari Jumat (3/2/2023) melaporkan, Ala Al Faragh, salah seorang aktivis media Yordania mengatakan bahwa rezim Zionis telah mendirikan pangkalan drone rahasia di timur laut Yordania.

Menurut Al-Faragh, pangkalan drone rahasia ini terletak di antara pegunungan Al-Ruwaished dan Al-Safari dengan tujuan untuk memantau pergerakan militer di wilayah tersebut, terutama di selatan Suriah, Irak, bahkan Lebanon.

Aktivis media Yordania ini menunjukkan bahwa drone-drone ini terkadang menyerang posisi pasukan perlawanan di Suriah.

Sebelumnya, surat kabar Israel Hayom dalam sebuah laporan pada April tahun lalu mengungkapkan bahwa kerja sama keamanan antara Amman dan Tel Aviv bukan hanya tidak menurun, tetapi juga berkembang, dan institusi militer dan keamanan kedua belah pihak memiliki kerja sama yang luas satu sama lain.

Yordania dan Israel menormalkan hubungan mereka dengan perjanjian damai Wadi Araba yang ditandatangani pada tahun 1994.

Rezim Zionis dan Sudan akan Teken Kesepakatan Normalisasi

Menteri Luar Negeri Rezim Zionis sekembalinya dari Sudan mengatakan, Khartoum dan Tel Aviv akan menandatangani kesepakatan normalisasi hubungan.

Kementerian Luar Negeri Sudan, Kamis (2/2/2023) mengumumkan, dalam kunjungan Eli Cohen ke Khartoum, Sudan dan Israel sepakat untuk melanjutkan upaya normalisasi hubungan.

Ini adalah untuk pertama kalinya pemerintah Sudan secara resmi mengonfirmasi kunjungan seorang pejabat Rezim Zionis ke negaranya, meskipun tahun-tahun sebelumnya beredar informasi tentang hubungan tidak resmi dua pihak.

Pada tahun 2020, pemerintah Sudan sepakat untuk mengambil sejumlah langkah dalam rangka menormalisasi hubungan dengan Rezim Zionis.

Kesepakatan ini diumumkan oleh pemerintah Sudan, bertepatan dengan penandatanganan kesepakatan normalisasi antara Rezim Zionis dengan Uni Emirat Arab dam Maroko.

Di sisi lain, Ketua Dewan Transisi Militer Sudan, Abdel Fattah Al Burhan bulan lalu mengatakan, hubungan negaranya dengan Rezim Zionis akan berlanjut.

Al Houthi: Sudan Bantai Warga Yaman tapi Berdamai dengan Israel

Anggota Dewan Tinggi Politik Yaman mengecam normalisasi hubungan Sudan dengan Rezim Zionis, dan meminta pemerintah Sudan untuk membuktikan nasionalisme serta identitas Arabnya dengan menolak normalisasi ini.

Mohammed Ali Al Houthi, Jumat (3/2/2023) di akun Twitternya menulis, "Sudan sedang melakukan genosida di Yaman, dan berdamai dengan orang-orang Zionis. Koalisi mereka melawan Yaman adalah koalisi Ibrani, bukan Arab, dan terorisme serta kejahatan mereka dapat dengan jelas disaksikan."

Ia menambahkan, "Partai-partai politik Sudan harus menolak apa yang sedang terjadi saat ini, dan membuktikan rasa nasionalisme serta identitas Arab mereka dengan segala cara."

Media-media Rezim Zionis melaporkan, selain sepakat melanjutkan upaya normalisasi dengan Sudan, Menteri Luar Negeri Israel dalam lawatan ke Khartoum, juga menandatangani sejumlah kontrak kerja sama.

Dalam Sepekan, Pejuang Palestina Lakukan Ratusan Operasi Balasan

Pasukan perlawanan Palestina telah melakukan lebih dari 450 operasi anti-Zionis di seluruh wilayah Palestina dalam seminggu terakhir.

Para pejuang Palestina menanggapi dan membalas berbagai kejahatan Zionis yang tak terhitung jumlahnya dengan berbagai cara, dan perlawanan ini telah menciptakan kondisi khusus bagi rezim Zionis Israel.

Pusat Intelijen Palestina mengumumkan dalam sebuah laporan pada hari Sabtu (4/2/2023) bahwa pasukan perlawanan Palestina telah melakukan 457 operasi anti-Zionis di al-Quds dan Tepi Barat dalam sepekan terakhir.

Menurut laporan ini, selama operasi ini, delapan tentara Zionis tewas dan 22 lainnya terluka. Sebagian besar Zionis ini terbunuh dalam operasi 27 Januari, ketika seorang pemuda Palestina berusia 21 tahun menembak mati delapan warga Zionis dan melukai 12 lainnya.

Pasca operasi dan serangan balasan tersebut, Perdana Menteri rezim Zionis Benjamin Netanyahu dan Menteri Keamanan Dalam Negeri rezim ini, Itamar Ben-Gvir berupaya mempercepat penerbitan izin pemakaian senjata bagi warga Zionis untuk melawan operasi perlawanan warga Palestina.

Dalam hal ini, media Zionis melaporkan pada hari Kamis bahwa puluhan ribu pemukim Zionis akan menerima izin untuk membawa senjata karena takut akan serangan pejuang Palestina, dan 17.000 izin akan dikeluarkan pada tahap pertama.

Sebelumnya, pasukan Zionis hanya berperang dengan warga Palestina di selatan wilayah pendudukan dan Jalur Gaza, tetapi sekarang Tepi Barat di timur Palestina telah berubah menjadi tempat penyergapan terhadap Zionis pengecut, yang membuat mereka tidak bisa tidur nyenyak.

Hakim: Fatwa Marjaiyah Berperan Penting dalam Menumpas Daesh

Pemimpin Gerakan Kebijaksanaan Nasional Irak Sayid Ammar Hakim menegaskan, fatwa Marjaiyah (Otoritas Tertinggi Agama) sangat berperan penting dalam menghentikan gerakan kelompok teroris takfiri Daesh (ISIS).

Setelah dikeluarkannya fatwa Marja' Besar Syiah di Irak Ayatullah Sayid Ali Sistani pada tanggal 13 Juni 2014, dibentuklah organisasi rakyat dan militer (sukarelawan) al-Hashd al-Saabi untuk melawan Daesh.

Banyak warga Irak yang bergabung dengan al-Hashd al-Shaabi untuk berperang melawan teroris Daesh. Akhirnya, teroris paling berbahaya ini bisa dihancurkan.

"Fatwa otoritas agama untuk melawan kemajuan terorisme terutama Daesh dan awal tahap kemenangan dan pembebasan wilayah Irak memainkan peran penting," kata Ammar Hakim seperti dikutip Tasnimnews, Sabtu (4/2/2023).

Hal itu disampaikan Ammar Hakim dalam pertemuannya dengan sekelompok profesor dan peneliti yang berpartisipasi dalam konferensi tentang prospek masa depan para pengikut Ahlul Bait as, yang pesertanya dari berbagai negara.

Dia kemudian mengungkapkan pengorbanan rakyat Irak dan para pengikut Ahlul Bait as dalam menghadapi pendudukan dan kediktatoran serta terorisme al-Qaeda dan Daesh.

Pemimpin Gerakan Kebijaksanaan Nasional Irak juga menyatakan pentingnya suku-suku bermazhab Syiah sebagai sumber kekayaan bagi masyarakat Irak.

Ammar Hakim menuturkan, pengikut Ahlul Bait as harus bersatu dengan bagian lain dari masyarakat, karena penisbatan pengikut Ahlul Bait as tidak bertentangan dengan identitas nasional.

Rezim Zionis akan Pasok Gas ke Arab Saudi

Sumber-sumber Zionis mengumumkan penyelesaian proyek pasokan gas dari Israel ke Arab Saudi.

Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Rezim Zionis sebelum pembentukan kabinet menyatakan bahwa normalisasi hubungan dengan Arab Saudi adalah titik akhir dari konflik antara Arab dan Israel.

Surat kabar ekonomi berbahasa Ibrani, Globes mengumumkan bahwa Arab Saudi, Mesir dan rezim Zionis sedang mempelajari proyek bersama untuk memasok gas ke Arab Saudi, yang diambil Tel Aviv dari ladang Mediterania melalui Kairo.

Menurut laporan tersebut, proyek tersebut meliputi pembangunan pipa gas yang membentang dari Teluk Aqaba hingga Arab Saudi.

Proyek gas ini untuk menutupi kebutuhan energi proyek ambisius Mohammed bin Salman, Kota Neom dan proyek pariwisata lainnya di sepanjang Laut Merah dan Teluk Aqaba.

Pakar politik menilai, meski rencana rezim Zionis memasok gas ke Arab Saudi masih dalam tahap awal, namun bisa menghangatkan hubungan ekonomi antara Riyadh dan Tel Aviv, apalagi setelah keluarnya berita izin turis Israel memasuki pulau Tiran dan Sanafir.

Surat kabar The Globes baru-baru ini mengumumkan dalam sebuah laporan bahwa Arab Saudi berencana untuk mengambilalih dua pulau Tiran dan Sanafir yang dibelinya dari Mesir dan mengubahnya menjadi pusat wisata, membangun banyak hotel dan kasino untuk menerima turis asing, terutama dari rezim zionis.

Netanyahu sebelumnya telah berjanji untuk menjalin hubungan resmi dengan Arab Saudi dan meminta Amerika untuk memperkuat komitmennya terhadap Arab Saudi.

Tags