Transformasi Asia Barat, 19 Februari 2023
Dinamika di negara-negara Asia Barat pekan lalu diwarnai sejumlah isu penting di antaranya; Presiden Suriah Apresiasi Negara-Negara yang Bantu Korban Gempa
Selain itu, masih ada isu lainnya seperti;
- 53 Warga Suriah Tewas dalam Serangan Teroris Daesh di Homs
- Arab Saudi Dukung Pengiriman Bantuan Kemanusiaan ke Suriah
- Palestina Bantu Korban Gempa Turki-Suriah 1,2 Juta Dolar
- Bahrain Jual Salah Satu Pulaunya ke Rezim Zionis
- Presiden Rezim Zionis: Israel di Ambang Keruntuhan dari Dalam !
- Emir Qatar Temui Presiden Prancis, Ini yang Dibahas
- Irak Khawatir Keberadaan Teroris di Suriah
- Gebran Bassil: Lebanon Tolak Dikte Barat !
- Pasukan Koalisi Langgar Gencatan Senjata di Yaman Ratusan Kali
Presiden Suriah Apresiasi Negara-Negara yang Bantu Korban Gempa
Presiden Suriah Bashar al-Assad mengapresiasi negara-negara yang membantu korban gempa bumi di Suriah.
"Skala bencana ini jauh di luar kemampuan Suriah," kata Assad pada Kamis (16/2/2023) seperti dilansir Farsnews.
Dia menambahkan, tanggapan cepat dari lembaga-lembaga pemerintah, masyarakat sipil, dan sukarelawan mengkompensasi kelemahan ini.
"Banyak orang yang membantu dan bahkan warga Suriah yang tinggal di luar negeri berusaha dengan segala cara untuk mematahkan sanksi dan blokade terhadap Suriah guna membantu saudara mereka yang terkena dampak gempa semampu yang bisa dilakukan," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Suriah telah mengunjungi daerah-daerah terdampak gempa dan mengeluarkan pernyataan pertamaanya setelah bencana alam ini.
Dia kepada wartawan mengatakan bahwa negara-negara Barat tidak peduli dengan kondisi kemanusiaan.
Kurangnya bantuan kemanusiaan untuk korban gempa di Suriah disebabkan sanksi Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa.
Departemen Keuangan AS mengumumkan sebelumnya bahwa mereka akan menangguhkan sanksi terhadap Suriah selama beberapa bulan untuk memungkinkan beberapa kesepakatan dan langkah-langkah operasi bantuan kepada korban gempa di dekat perbatasan Suriah dan Turki.
Penangguhan beberapa sanksi AS terjadi setelah pejabat PBB dan lembaga bantuan internasional memperingatkan bahwa sanksi AS telah menghambat upaya pengiriman bantuan kemanusiaan untuk korban gempa di Suriah.
Jumlah korban tewas akibat gempa berkekuatan Magnitudo 7,8 di Turki dan Suriah telah mencapai melebihi 41.000 orang.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada hari Rabu (14/2/2023) mengatakan bahwa korban gempa di Turki selatan mencapai sedikitnya 35.418 orang.
Di Suriah, korban tewas akibat gempa tersebut dilaporkan telah mencapai 5.814 orang, sehingga total korban tewas di kedua negara ini mencapai 41.232 orang.
53 Warga Suriah Tewas dalam Serangan Teroris Daesh di Homs
Selama serangan sadis teroris Daesh (ISIS) terhadap warga sipil Suriah timur Homs, 53 orang dilaporkan tewas.
Meskipun bertahun-tahun dibebaskan, gurun pasir di provinsi Homs dan pinggiran kota Tadmur masih menjadi saksi serangan teroris Daesh dari waktu ke waktu.
Menurut laporan al-Mayadeen, sumber Suriah mengkonformasikan tewasnya sekitar 53 warga Suriah saat memetik jamur di As-Sukhnah, timur kota Homs akibat serangan teroris Daesh.
Masih menurut sumber ini, teroris Daesh menarget warga sipil secara langsung dan menembaki mereka dari wilayah tetangga, dan sejumlah data menunjukkan bahwa sejumlah korban dieksekusi lapangan oleh teroris.
Menurut sumber lokal, salah satu korban tewas adalah perwira militer dan dua lainnya penjaga jalan tol internasional di Suriah.
Krisis di Suriah meletus sejak tahun 2011 seiring dengan serangan besar-besaran kelompok teroris dukungan Arab Saudi, Amerika Serikat, dan sekutunya untuk mengubah konstelasi regional demi keuntungan rezim Zionis Israel.
Militer Suriah dengan bantuan penasihat Iran dan dukungan Suriah berhasil mengakhiri berkas kelompok teroris Daesh di negara ini. Sementara itu, kelompok teroris lainnya juga tengah mengalami kekalahan.
Arab Saudi Dukung Pengiriman Bantuan Kemanusiaan ke Suriah
Menteri Luar Negeri Arab Saudi mengatakan bahwa negaranya mendukung pengiriman bantuan kemanusiaan kepada rakyat Suriah.
Gempa berkekuatan 7,8 skala richter pada Senin lalu (6 Februari) di Suriah utara telah menewaskan 5.714 orang dan melukai 7.396 orang lainnya.
Situs Al-Arabiya melaporkan, Faisal Bin Farhan yang menghadiri pertemuan Uni Eropa di Brussel hari Senin (13/2/2023) menekankan bahwa bencana gempa memerlukan tanggapan yang tepat dari semua negara.
"Kami meminta semua pihak bekerja sama untuk memastikan bahwa bantuan mencapai semua wilayah Suriah," ujar Menlu Arab Saudi.
"Sejauh yang kami bisa, kami berusaha menjangkau semua wilayah di dalam Suriah," tegasnya.
Sebelumnya, Basem Mansour, Kepala Organisasi Penerbangan Sipil Suriah Sabtu malam mengumumkan bahwa negaranya menyetujui pendaratan pesawat yang membawa bantuan dari Arab Saudi di Damaskus dan mengatakan bahwa Bulan Sabit Merah Arab Saudi meminta izin untuk pesawat bantuan mendarat di bandara Damaskus, yang telah disetujui.
Bantuan ini mungkin dapat diartikan sebagai persiapan Arab Saudi untuk memulai kembali hubungan dengan Suriah secara bertahap.
Seiring dimulainya krisis Suriah pada Maret 2011, Arab Saudi dan sejumlah negara Arab lainnya menjadi pendukung utama kelompok oposisi Assad dan menutup pintu kedutaan mereka di Damaskus serta memutuskan hubungan mereka dengan Suriah. Tapi kini, upaya untuk menormalisasi hubungan antara Riyadh dengan Damaskus sedang dimulai.
Palestina Bantu Korban Gempa Turki-Suriah 1,2 Juta Dolar
Menteri Wakaf Palestina mengumumkan, kampanye penggalangan dana bantuan untuk korban gempa di Turki dan Suriah, berhasil mengumpulkan uang sejumlah 4,2 juta shekel atau setara dengan 1,2 juta dolar.
Situs Palestinian Return Center, PRC, Minggu (12/2/2023) melaporkan, Menteri Wakaf Palestina, Hatem Al Bakri mengatakan, kampanye "Bantu Mereka !" untuk korban gempa di Turki dan Suriah mencapai sekitar 1,2 juta dolar.
Dalam pertemuan dengan Konsulat Jenderal Turki di Al Quds, Hatem Al Bakri menyampaikan solidaritas rakyat Palestina terhadap rakyat Turki, dan berterimakasih atas bantuan mereka terhadap Palestina.
Di sisi lain, Konjen Turki di Al Quds mengucapkan terimakasih atas prakarsa kemanusiaan rakyat Palestina, dan peran Kementerian Wakaf dalam keberhasilan kampanye ini.
Menteri Wakaf Palestina, Kamis lalu mengabarkan upaya pihaknya menggelar kampanye penggalangan dana bantuan untuk korban gempa di Turki dan Suriah. Pada hari yang sama, Palestina juga mengirim dua tim penyelamat, dan logistik ke Turki dan Suriah untuk membantu korban gempa.
Bahrain Jual Salah Satu Pulaunya ke Rezim Zionis
Sumber media Bahrain mengabarkan penjualan sebuah pulau negara ini dengan harga sembilan juta dinar ke Rezim Zionis.
Situs berita Al Watan, Senin (13/2/2023) melaporkan, Kementerian Kehakiman Bahrain, dan sebuah perusahaan lelang Arab melelang sejumlah barang termasuk sebuah pulau di Dermaga Barat, dan lelang ini dimenangkan oleh Jewish National Fund, JNF sehingga ia menjadi pemilik pulau tersebut dengan harga sekitar sembilan juta dinar setara 363 miliar rupiah.
Kanal 7 televisi Rezim Zionis mengabarkan, perusahaan Himnuta yang dikuasai Jewish National Fund, JNF dalam lelang yang digelar sebuah perusahaan lelang Arab, membeli sebuah pulau seluas 9.554 meter di Bahrain, dengan harga 23,8 juta dolar.
Penjualan pulau ini disinyalir dilakukan pemerintah Bahrain, tanpa persetujuan dari rakyat negara ini, akan tetapi salah satu staf direksi perusahaan Himnuta mengklaim seluruh proses jual-beli pulau dilakukan secara legal, dan sesuai dengan standar dunia.
Presiden Rezim Zionis: Israel di Ambang Keruntuhan dari Dalam !
Presiden Rezim Zionis memperingatkan keruntuhan Israel dan mengumumkan rencana untuk mencegah eskalasi konflik internal.
Benyamin Netanyahu, Perdana Menteri Rezim Zionis menyatakan bahwa kabinetnya berencana menjalankan rencana perubahan sistem peradilan, meski mendapat kritik keras dari para pejabat senior dan pakar hukum Israel.
Menurut kantor berita Reuters, Isaac Herzog, Presiden Rezim Zionis dalam pidatonya yang disampaikan di Knesset hari Minggu (12/2/2023) menyerukan penghentian sementara dan penangguhan rencana yang diusulkan Netanyahu di bidang peradilan demi mencegah runtuhnya konstitusi.
"Kita berada di ambang kehancuran konstitusional dan sosial," kata Herzog.
"Saya merasa bahwa kita hampir tidak jauh dari benturan dan konflik internal," tegasnya.
Jajak pendapat baru-baru ini juga menunjukkan dukungan yang relatif kecil terhadap perubahan yudisial yang diinginkan Netanyahu.
Pakar hukum, ekonom, dan mantan pejabat keamanan dan ekonomi rezim Zionis juga memperingatkan bahwa proposal yudisial pemerintah Netanyahu mungkin memiliki konsekuensi diplomatik dan ekonomi yang serius bagi Tel Aviv.
Netanyahu, yang diadili karena korupsi, telah menempatkan perubahan hukum sebagai pusat agenda kabinet barunya, sehingga melalui perubahan hukum kasusnya mendapat amnesti dari Knesset.
Gelombang protes nasional yang meluas terhadap rencana perubahan sistem peradilan Netanyahu menyebabkan konflik internal semakin tinggi di tubuh rezim Zionis yang diprediksi oleh banyak pakar akan mempercepat kehancurannya.
Emir Qatar Temui Presiden Prancis, Ini yang Dibahas
Emir Qatar yang sedang mengunjungi Paris, ibu kota Prancis, bertemu dan berbicara dengan presiden negara ini.
Emir Qatar, Tamim bin Hamad al-Thani bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Istana Elysee di Paris kemarin.
Dalam pertemuan yang berlangsung Rabu (15/2/2023) malam, Emir Qatar dan Emmanuel Macron membahas hubungan bilateral dan cara memperkuat hubungan tersebut, serta upaya internasional untuk menghadapi bencana gempa mematikan di Turki dan Suriah.
Setelah pertemuan ini, Emir Qatar di akun Twitternya menulis, "Kami memiliki hubungan yang strategis dan kuat dengan Prancis. Hubungan ini akan terus tumbuh karena itikad kuat bersama kedua negara untuk memperkuat hubungan di berbagai bidang,".
"Perjalanan ke Prancis hari ini adalah bukti terbaik,"tegasnya.
Irak Khawatir Keberadaan Teroris di Suriah
Menteri Luar Negeri Irak, Fuad Hussein seraya mengkhawatirkan berlanjutnya kehadiran teroris di Suriah menekankan, pengalaman Irak dalam melawan terorisme dapat di transfer ke negara-negara dunia.
Menurut laporan Sky News, Fuad Hussein menandaskan, isu perang melawan terorisme dan dukungan internasional di bidang ini telah digulirkan di Konferensi Keamanan Munich.
Fuad Hussein menekankan dukungan global untuk memberantas terorisme dan menambahkan, pengalaman Irak di bidang perang kontra terorisme sangat baik. Kami tengah berusaha mentransfer pengalaman ini.
"Kami mengkhawatirkan kondisi keamanan Suriah, karena ratusan teroris masih dipenjara di Suriah, dan keluarga teroris tinggal di kamp-kamp. Harus digalang kerja sama kolektif untuk menghancurkan terorisme sebelum mereka bergerak," ungkap Fuad Hussein.
Kamp al-Hawl yang berada di bawah kontrol milisi Kurdi Suriah Pasukan Demokrat Suriah (SDF) dan terletak di timur Suriah dan berjarak 10 km dari perbatasan Irak.
Puluhan ribu orang hidup di kamp ini dan mayoritasnya adalah perempuan dan anak-anak anggota Daesh (ISIS). Berdasarkan laporan berbagai sumber media, mereka yang hidup di kamp ini berasal dari 54 negara dunia.
Gebran Bassil: Lebanon Tolak Dikte Barat !
Ketua Gerakan Patriotik Bebas Lebanon, Gebran Bassil menekankan bahwa negaranya tidak mau menerima dikte Barat.
Menurut laporan Al-Mayadeen, Gebran Bassil, Ketua Gerakan Patriotik Bebas Lebanon hari Sabtu (18/2/2023) menanggapi ancaman Barat tentang upaya menciptakan kekacauan di Lebanon dengan mengatakan, "Upaya mereka [Barat] untuk memaksakan presiden Lebanon sesuai pilihannya, mirip dengan memaksakan presiden di Lebanon dari balik tank-tank Israel,".
Ia mengkritik pertemuan dengan pihak asing terkait penentuan presiden Lebanon, dengan menekankan penentangan terhadap dikte Barat terhadap negaranya.
"Jika pihak Barat mencari reformasi di Lebanon, mereka harus berhenti mendukung figur seperti Riad Salameh (Gubernur Bank Sentral Lebanon yang dituduh melakukan korupsi)," ujar Bassil.
"Kalangan Barat menginginkan presiden yang korup, perdana menteri yang korup, dan gubernur bank sentral yang korup dengan mengklaim reformasi. Mereka memaksakan koruptor berkuasa di Lebanon. Tapi kami mengatakan tidak kepada mereka dan kami mengatakan tidak seratus kali," tegasnya.
Kebuntuan politik di Lebanon tidak hanya terjadi beberapa bulan terakhir saja, tetapi hampir empat tahun berlalu.
Najib Mikati berhasil mengadakan pemilu parlemen baru di Lebanon pada bulan Mei, dan setelah itu ia diperkenalkan perdana menteri baru, namun setelah beberapa bulan, pemerintahan baru belum juga terbentuk.
Pasukan Koalisi Langgar Gencatan Senjata di Yaman Ratusan Kali
Pasukan koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi melanggar gencatan senjata di provinsi al-Hudaydah, Yaman barat hingga ratusan kali.
Gencatan senjata yang disepakati di Swedia antara delegasi Sana'a dan delegasi Riyadh dimulai pada 18 Desember 2018 untuk wilayah provinsi al-Hudaydah, namun pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi telah melanggarnya hingga 106 kali.
Menurut al-Masirah, Jumat (17/2/2023), ruang operasi militer Yaman dan komite rakyat negara ini di provinsi al-Hudaydah mengumumkan bahwa serangan roket pasukan koalisi terus berlanjut di berbagai wilayah di provinsi ini, dan unit artileri mereka juga menargetkan daerah di kota Hays dan Jabaliya.
Drone pengintai dan penyerang milik pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi juga menargetkan wilayah di kota Hays sebanyak dua kali.
Sebelumnya, Wakil Perdana Menteri Yaman untuk Urusan Pertahanan dan Keamanan Jalal Al Royshan mengatakan bahwa situasi "tidak perdamaian dan tidak perang" adalah sebuah ancaman, dan sandaran kami adalah persatuan rakyat dan pejabat Yaman.
Kepala Dewan Tinggi Politik Yaman Mehdi al-Mashat mengatakan, gencatan senjata di Yaman hampir tidak ada disebabkan pelanggaran berulang kali oleh pasukan koalisi Arab Saudi.
Arab Saudi, dengan dukungan Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, dan beberapa negara lainnya, melancarkan agresi militer terhadap Yaman sejak Maret 2015 dan memblokade negara tersebut melalui darat, laut, dan udara.
Perang yang dikobarkan pasukan koalisi Arab Saudi dan sekutunya di Yaman sejauh ini telah menyebabkan ratusan ribu orang tewas dan terluka. Invasi militer ini juga memaksa empat juta orang mengungsi.